Pernahkah kalian melihat seorang siswa yang begitu mudah memahami isi buku yang ia baca, kemudian membandingkan dengan siswa lainnya yang kesulitan memahami isi buku meskipun ia telah membacanya berulang kali? Jika iya, bagaimana tanggapan kalian? Betul, bukan berarti siswa yang sulit memahami isi buku yang ia baca adalah orang yang bodoh, belum tentu pula siswa yang mudah memahami isi buku lebih pintar.
Selain itu, apakah kalian pernah melihat siswa yang pandai dalam bidang olahraga tetapi kurang mumpuni dalam kelas matematika dianggap bodoh? Ya, mungkin kalian sering mendengar paribahasa soal ikan dan pohon. Kenyataannya, begitulah cara pandang kebanyakan orang, kecerdasan setiap orang disamaratakan dan kita semua seolah seekor ikan yang seharusnya pandai berenang tetapi dipaksa untuk mampu memanjat pohon.
Pada kesempatan kali ini, aku akan membahas tentang gaya belajar dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu, karena setiap individu itu berbeda, pasti memiliki keunikannya masing-masing.
Teori Multiple Intelligences dikembangkan oleh Howard Gardner (1983) dalam bukunya yang berjudul Frames of Mind. Gardner menjelaskan pengertian kecerdasan sebagai kemampuan atau keahlian memecahkan permasalahan dalam menciptakan sesuatu yang bernilai dalam suatu kebudayaan. Delapan kerangka pikiran atau delapan kecerdasan tersebut antara lain:
Kecerdasan verbal, kemampuan untuk berpikir dengan kata dan menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna (penulis, wartawan, pembicara). Kecerdasan matematika, kemampuan untuk menyelesaikan operasi matematika (ilmuwan, insinyur, akuntan). Kecerdasan spasial, kemampuan untuk berpikir tiga dimensi/ruang (arsitek, perupa, pelaut). Kecerdasan tubuh-kinestetik, kemampuan untuk memanipulasi objek dan cerdas dalam hal-hal fisik (ahli bedah, pengrajin, penari, atlet). Kecerdasan musik, sensitif terhadap nada, melodi, irama, dan suara (komposer, musisi, dan pendengar yang sensitif). Kecerdasan intrapersonal, kemampuan untuk memahami diri sendiri dan menata kehidupan dirinya secara efektif (teolog, psikolog). Kecerdasan interpersonal, kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain (guru teladan, profesional kesehatan mental). Kecerdasan naturalis, kemampuan untuk mengamati pola-pola di alam dan memahami sistem alam dan sistem buatan manusia (petani, ahli botani, ahli ekologi, ahli tanah).
Ternyata banyak sekali ruang lingkup kecerdasan yang luput dari pandangan kita. Selain kemampuan yang berbeda-beda, apakah kalian sadar? Cara belajar dan cara menyerap informasi setiap orang juga berbeda-beda. Cara dan upaya yang mudah dilakukan oleh seseorang dalam menyerap, mengolah, menyimpan, dan menerapkan informasi disebut dengan gaya belajar. Fleming (2001) mendefinisikan bahwa gaya belajar adalah karakteristik seseorang beserta cara-cara yang lebih diminati dalam mengumpulkan, mengorganisasikan, dan berpikir tentang suatu informasi. Jika seseorang mengetahui gaya belajar yang sesuai untuk dirinya akan memudahkan orang tersebut dalam memproses informasi yang ia peroleh. Namun sebaliknya, apabila dalam belajar dan menyerap informasi, seseorang tidak menerapkan gaya belajar yang sesuai untuk dirinya maka ia akan kesulitan mencerna dan mengelola informasi yang ia peroleh dalam otaknya. Fleming (2001) membagi gaya belajar sesorang menjadi 4, yaitu Visual (V), Aural (A), Read/Write (R), Kinesthetic (K). Gaya belajar ini kemudian dikenal dengan gaya belajar VARK. Bagaimanakah penjelasannya?
Gaya Belajar Visual
Gaya belajar tipe ini merupakan gaya belajar yang mengandalkan indera mata/penglihatan ketika menangkap, mengumpulkan, kemudian mencerna, sampai akhirnya memahami informasi tersebut. Individu yang memiliki kecenderungan gaya belajar ini lebih mudah mengingat apa yang dilihat daripada mengingat apa yang mereka baca, dengar, atau lakukan. Mereka lebih tertarik dan lebih mudah memahami informasi berupa gambar, seperti peta, flowchart, diagram berlabel, simbol, foto, dan sebagainya.
Ciri-ciri dari tipe gaya belajar ini adalah :
Mudah mengingat dari yang dilihat daripada yang didengar Lebih suka melihat sendiri daripada dibacakan Berbicara dengan tempo yang cukup cepat Lebih menyukai melakukan demonstrasi gambar, foto, atau video daripada pidato Sulit menerima instruksi secara verbal kecuali ditulis Tidak mudah terdistraksi dengan keramaian Suka menggambar apapun di kertas Menyukai pembelajaran yang berkaitan dengan diagram/mind mapping Memperhatikan gerak tubuh pengajar Menggunakan spidol untuk menandai catatan yang penting Gaya Belajar Aural/Auditori
Tipe belajar aural atau yang dikenal pula dengan sebutan tipe belajar auditori lebih mudah mengingat dengan cara mendengarkan karena tipe ini lebih mengunggulkan indera pendengaran saat menangkap dan memahami informasi. Individu tipe ini menyukai cara belajar dengan berdialog/berdiskusi atau belajar sambil mendengarkan musik. Mereka juga sangat memberi perhatian pada intonasi, lafal, dan kecepatan bicara seseorang. Informasi dalam bentuk rekaman, presentasi, cerita, atau segala yang berhubungan dengan suara dan menggunakan pendengaran memberikan kenyamanan yang lebih bagi mereka.
Ciri-ciri dari tipe ini adalah sebagai berikut:
Lebih suka mengingat yang telah didengar daripada yang telah dilihat Gemar berdiskusi dan mendengarkan orang lain Mudah terdistraksi dengan keramaian Sulit mengerjakan tugas yang berkaitan dengan visual/gambar Mampu menirukan nada maupun irama suara Ketika sedang membaca refleks mengeluarkan suara/ menggerakkan bibir Umumnya fasih dalam berbicara Mudah mengingat nama ketika berkenalan dengan orang baru Gaya Belajar Read/Write
Siswa dengan gaya tipe belajar ini lebih gemar ketika belajar dengan teks, teks yang memuat kata-kata, kalimat, paragraf, dan sebagainya. Aktivitas belajar lebih menyenangkan dilakukan jika berhubungan dengan input dan output dalam bentuk teks. Dengan demikian, kegiatan membaca atau menulis buku, koran, majalah, novel, esai, membuat parafrase, dan sebagainya yang berhubungan dengan teks merupakan kunci keberhasilan dalam menangkap dan memahami informasi.
Ciri-ciri tipe belajar ini adalah sebagai berikut:
Gemar membuat catatan yang lengkap dan rapi Lebih nyaman membaca sendiri suatu teks untuk memudahkan dalam menerima dan mengingat suatu informasi Kejelasan tulisan, termasuk tanda baca, diksi, kelogisan kalimat, keefektifan kalimat, dan sebagainya memengaruhi kemudahan dalam menyerap informasi Menuliskan ulang informasi dalam diagram menjadi kalimat lebih memudahkan dalam mengingat informasi Memberi tanda dalam kalimat dan membuat catatan tambahan membantu dalam mengingat informasi Tipe/Gaya Belajar Kinesthetic
Siswa dengan gaya belajar tipe kinestetik ini lebih nyaman memperoleh informasi melalui aktivitas yang mengarah pada gerakan atau praktik dan melibatkan fisik secara langsung. Praktik adalah hal yang penting bagi siswa dengan tipe kinesthetic. Individu ini akan merasa senang apabila melakukan percobaan, mendemonstrasikan sesuatu, berdrama karena ini merupakan kegiatan yang mereka minati.
Ciri-ciri individu tipe ini adalah:
Gemar belajar dengan metode praktik langsung Terkadang mengalami kesulitan dalam menulis tetapi mampu bercerita Menyukai aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh/fisik Menggunakan banyak isyarat gerak tubuh saat berkomunikasi Menghafal dilakukan sambil berjalan atau bergerak
Maka, dapat disimpulkan bahwa gaya belajar sangat penting dan kita harus menyadari gaya belajar yang sesuai dengan diri kita untuk membantu proses penyerapan informasi dengan baik. Perlu dipahami juga bahwa di dunia ini tidak ada seseorang yang bodoh, setiap individu selalu memiliki kelebihan masing-masing. Kesalahan metode/gaya belajar membuat kita merasa depresi, kehilangan motivasi dan merasa bodoh. Kita semua mampu, yang membedakan hanya tipe belajarnya saja. Semoga sahabat OSC yang sering insecure dapat segera menyadari potensi dan gaya belajar dirinya, semoga yang telah menyadari kelebihannya dapat mengasah bakatnya dengan baik. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan baru dan meningkatkan kualitas diri kita.
Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat <3 <3
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan