Perasaan takut hanyalah ilusi semata yang berperan hebat untuk menjatuhkan diri sendiri.
Hello everyone, Introduce myself, I am Naomi. I am you who are equally struggling to get an education. I am you who are equally persistent to get the OSC scholarship. I am you, we are the warriors.
Saya adalah seorang anak yang berasal dari desa terpencil. Fasilitas yang kurang memadai, jaringan yang bahkan setiap harinya memburuk, bahkan kondisi lingkungan yang tidak bisa dikatakan baik untuk berprosesnya seorang anak didik. Tapi, saya bersyukur akan hal itu. Hal itu bukan menjadi penghambat buat saya meraih impian saya. Saya adalah salah satu dari anak GAPYEAR. Kalah SNMPTN, SBMPTN dan IPDN awalnya membuat saya ragu untuk melanjut sekolah. Saya takut mendengar kata kegagalan dan saya takut untuk mencoba. Memiliki orang tua single yang di mana ayah saya sudah meninggal sejak 2010 adalah ujian terberat. Saya memutuskan untuk GAPYEAR awalnya saya ingin bekerja agar bisa kuliah. Tapi mama saya bilang, ketika saya sudah mempunyai penghasilan sendiri, saya akan malas untuk kuliah. Itu adalah alasan terkuat mama saya untuk melarang saya bekerja. Selama saya GAPYEAR, saya membagi waktu saya untuk belajar dan membantu mama saya kerja. Suatu hari, saya membuka Instagram dan saya lihat ada informasi tentang kuliah yang beasiswanya 100%. Saya tertarik dan berani untuk mencobanya. Saya menceritakan kepada mama dan beliau menyetujuinya. Modal awal saya adalah nekat dan pendukungnya adalah piagam penghargaan yang saya dapatkan selama saya menjadi anak sekolahan. Saya mencoba dan Puji Tuhan saya bisa lolos sampai tahap akhir. Tentu saya menangis, karna saya tidak percaya bahwa saya bisa menjadi pemenang dari antara puluhan ribu orang. Tuhan memang baik, di saat saya buntu, dan tidak tahu mau melangkah ke mana, Tuhan izinkan saya menyerah sekali, tapi maju lagi. Saya percaya kata pepatah "Mundur satu langkah, maju empat langkah" itu adalah hal yang sangat benar. Hal berharga semasa mencoba OSC ini adalah, saya menjadi salah satu finalis yang diundang untuk wawancara bersama Metro Tv. Sungguh luar biasa kuasa Tuhan dalam hidup saya. Dan untuk OSC, terima kasih sudah memilih saya. Saya janji, sebagai bentuk kontribusi saya, saya akan menunjukkan versi terbaik saya, mengharumkan nama OSC, membagikan informasi seputar OSC, dan tentu saya jadikan kemenangan ini jadi berkat yang harus saya sharing bagi banyak orang.
Untuk diri sendiri tentunya saya merasa bersyukur karna mampu mendapatkan beasiswa ini. Mulai dari pengumuman lolos beasiswa, saya punya tekad bahwa ini adalah pilihan saya, dan ketika saya sudah mendapatkan nya, saya berjanji pada diri saya sendiri, bahwa saya akan melakukan yang terbaik. Puji Tuhan saya bisa mewujudkan mimpi saya, mulai dari mencapai IP yang luar biasa di semester ini, aktif dalam kampus, dan tentunya membuktikan bahwa anak beasiswa itu adalah orang orang terpilih. Itu semua tentu tidak jauh dari dukungan serta doa dari keluarga saya. Saya berada di titik ini juga berkat dorongan mereka semua. Banyak juga yang saya temui teman teman yang sama sama meraih beasiswa. Melihat keantusiasan mereka, keaktifan mereka, saya yakin bahwa saya juga bisa berguna buat orang lain. Dimulai dari hal hal kecil. Untuk orang lain sendiri juga, saya membagikan informasi tentang beasiswa ini, karna mereka juga berhak mendapatkan pendidikan yang lebih dan alasan keuangan tidak bisa menghentikan mimpi mereka. Puji Tuhan saya punya tiga orang yang rutin bertanya tentang beasiswa dan dua diantara mereka berdua lolos sampai tahap final. Hal kecil yang efek nya sangat luar biasa dalam diri saya, karna Tuhan masih beri saya kesempatan untuk berbagai ilmu dari apa yang sudah saya dapatkan dari hari hari sebelumnya. Mungkin bagi orang lain, ini adalah hal sepele. Tapi bagi saya, ini adalah pencapaian luar biasa. Sejak itu saya mengerti, bahwa berbagi itu indah.
Kamu, Aku, Kita adalah berkat.