Pendidikan Dua Sahabat Terbaik Rasulullah

Kisah hidup para sahabat -semoga keridhaan Allah untuk mereka- adalah kisah yang harum semerbak menggambarkan kisah terbaik karena Mereka terdidik dalam madrasah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Mereka meneladani Nabi dalam segala sisi. Allah ta'ala menyanjung mereka dalam kitab Nya yang mulia, Allah azza wa jalla berfirman, ( Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar). Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, (Maka, hendaklah kalian berpegang dengan sunahku, sunah para khalifah yang lurus dan mendapat petunjuk, berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah dengan gigi geraham). Kisah hidup sahabat -Semoga Allah ta'ala meridhoi mereka- menjadi di dasar pendidikan yang penting. Mereka memberikan gambaran kepada kita mengenai penerapan amaliyah pernah bimbingan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dalam sikap mereka terdapat pelajaran pelajaran tarbiyah yang agung. Kita pilih dua sikap yang agung di antaranya. Pertama, amat jelas sikap tawadhu mereka dan kasih sayang di antara mereka satu sama lain. Contohnya Umar di waktu malam mengasuh wanita tua buta yang tinggal di pinggir kota, dia memberinya minum dan membantu urusannya. Suatu ketika Umar mendatanginya lalu menjumpai orang lain yang sudah lebih dulu darinya untuk mengasuh wanita itu, maka Umar pun berbuat baik kepadanya sesuai kehendaknya. Umar mendatangi wanita tersebut tidak hanya sekali agar ia bisa mendahului orang lain untuk mengasuhnya. Maka Umar mengawasi siapa orang yang mendahuluinya itu, ternyata dia adalah Abu bakar yang juga mendatangi wanita tua tersebut. Padahal saat itu Abu bakar adalah seorang Khalifah. Maka Umar berkata demi umurku ternyata engkau wahai Abu bakar. Sikap yang kedua, yaitu mereka tidak ambisi dengan dunia dan lebih mengutamakan akhirat. Itu adalah pelajaran tarbawi yang banyak kita butuhkan khususnya di zaman kita ini di mana pada zaman ini ini tampak persaingan materialistis diantara manusia. Di antara sikap mereka, contohnya sikap Abdurrahman bin auf -Semoga Allah ta'ala meridhoinya- beliau pernah bersedekah separuh hartanya sebesar 4.000 dinar, lalu bersedekah lagi 40.000 Dinar lalu 40.000 Dinar lagi. Kemudian beliau membawa 500 kuda untuk disedekahkan di jalan Allah, lalu membawa lagi 500 ekor unta tunggangan di jalan Allah. Secara umum harta beliau diperoleh dari hasil perdagangan. Inilah pelajaran yang paling dibutuhkan umat untuk diketahui dan diambil manfaat darinya. Di sana juga terdapat pelajaran tarbawi yang lain, kita belajar dari kisah hidup sahabat -Semoga Allah ta'ala meridhoi mereka- Yakni dalam kehidupan mereka terdapat penerapan langsung pada nash-nash Al-Qur'an al-karim dan sunnah Nabi. Dalam kehidupan mereka terdapat hukum-hukum yang terjadi dalam berbagai peristiwa. Adapun penerapan langsung mereka terhadap nash-nash tersebut, hal itu berdasarkan cahaya petunjuk yang telah mereka pelajari dan praktekkan pada hari-hari saat bersahabat dengan nabi. Mereka adalah para pentransfer yang tepercaya, orang yang mampu menerapkan dengan disiplin dan teliti. Sedangkan isitinbat hukum mereka dapat dijadikan solusi ketika terjadi peristiwa-peristiwa baru. Hal itu menjadi sempurna berada di atas asas manhaj Allah. Keakuratan ini datang karena mereka terdidik dalam bimbingan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sebagaimana contoh perhatian serius para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam terhadap perkara akhlak Rasulullah. Salah seorang dari mereka bertanya kepada Ummul mukminin Aisyah Radhiyallahu ta'ala Anha mengenai hal tersebut karena khawatir terluput darinya. Lalu Aisyah berkata, akhlak Rasulullah itu adalah terdapat dalam Al Qur'an. Kisah para sahabat -semoga keridhaan Allah untuk mereka- berisikan penerapan amaliyah tarbiyah Islamiyah. Karena kisah mereka adalah dasar tarbawi yang kaya untuk bersikap, di dalamnya terdapat metode pendidikan terbaik yang ditemui kaum muslimin. Karena metode mereka adalah aplikasi tidak hanya sekedar teori, serta berupa penerapan tidak hanya sekadar bimbingan. Sebelumnya berisi penjelasan mengenai wajibnya para pemerhati ilmu tarbawi mengadopsi metode pendidikan para sahabat yang mengalir sesuai kebutuhan mereka berupa kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip.

  26 Views    Likes  

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MODEL KOLB DAN MODEL GROUP INVESTIGATION

previous post

Pelantikan Bantara Pramuka: Membangun Generasi Berkarakter
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MODEL KOLB DAN MODEL GROUP INVESTIGATION

next post

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MODEL KOLB DAN MODEL GROUP INVESTIGATION

related posts