penyakit yang terabaikan? Frambusia?

Frambusia atau yang lebih dikenal dengan patek atau puru adalah infeksi tropis pada kulit, tulang dan sendi yang disebabkan oleh bakteri Spiroket Treponema Pallidum Pertenue. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit tropis terabaikan atau neglected tropical disease. Frambusia sendiri Merupakan penyakit yang menular melalui kontak langsung dengan penderita.

Kasus baru frambusia di Indonesia sebanyak 355 kasus pada tahun 2018. Jumlah kasus baru ini menurun dari tahun sebelumnya yaitu 1.999 kasus baru. Frambusia ini tersebar di 79 kabupaten kota dan 699 desa. Sebagian besar terfokus di Banten, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua, dan Provinsi Papua Barat.

Penyakit ini berawal dengan pembengkakan keras dan bundar pada kulit, dengan diameter 2 sampai 5 cm. Bagian tengah dari pembengkakan bisa pecah dan membentuk ulkus. Luka kulit awal ini biasanya sembuh setelah tiga sampai enam bulan. Setelah beberapa minggu sampai beberapa tahun, sendi dan tulang dapat terasa sakit, kelelahan dapat berkembang, dan luka kulit baru mungkin muncul. Kulit telapak tangan dan telapak kaki dapat menjadi tebal dan membuka. Tulang (terutama pada hidung) dapat berubah bentuk. Setelah lima tahun atau lebih daerah yang luas dari kulit bisa mati, meninggalkan bekas luka.

 Penyakit patek ini memiliki 3 stadium yaitu

Frambusia stadium 1, sekitar tiga hingga lima minggu setelah seseorang terpapar bakteri penyebabnya, benjolan seperti kelengkeng akan muncul pada kulit, umumnya di kaki atau bokong. Benjolan ini, terkadang disebut frambesioma (atau disebut juga induk frambusia), secara bertahap akan tumbuh besar dan membentuk kerak kuning tipis. Area tersebut bisa terasa gatal dan bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di dekatnya. Benjolan itu biasanya sembuh sendiri dalam enam bulan dan sering meninggalkan luka.

Frambusia stadium 2, Stadium berikutnya bisa dimulai sewaktu masih ada frambesioma atau beberapa minggu/bulan setelah stadium pertama infeksi bakteri ini sembuh. Pada stadium ini, ruam berkerak terbentuk, yang dapat mencakup wajah, lengan, kaki, dan bokong. Telapak kaki juga bisa jadi tertutup oleh koreng tebal yang menyakitkan. Berjalan bisa jadi menyakitkan dan sulit. Meskipun tulang dan sendi juga bisa terkena, kondisi ini di stadium dua biasanya tidak menyebabkan kerusakan pada area ini.

Frambusia Stadium 3, Stadium akhir dari penyakit ini hanya dialami oleh sekitar 10% orang yang terinfeksi. Kondisi ini dimulai setidaknya 5 tahun setelah frambusia awal muncul. Tahap akhir ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada kulit, tulang, dan sendi, terutama di kaki. Frambusia stadium akhir ini juga dapat menyebabkan suatu bentuk kerusakan wajah, yang disebut gangosa atau rhinopharyngitis mutilan karena menyerang dan menghancurkan sebagian hidung, rahang atas, langit-langit mulut (atap mulut) dan bagian tenggorokan yang disebut faring. Jika ada pembengkakan di sekitar hidung, orang dengan frambusia stadium akhir dapat mengalami sakit kepala dan hidung berair/beringus. Mereka yang telah mencapai stadium 3 juga dapat memiliki penampilan wajah yang disebut goundou.

Frambusia atau yang lebih dikenal dengan patek atau puru adalah infeksi tropis pada kulit, tulang dan sendi yang disebabkan oleh bakteri Spiroket Treponema Pallidum Pertenue. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit tropis terabaikan atau neglected tropical disease. Frambusia sendiri merupak penyakit yang menular melalui kontak langsung dengan penderita.

Kasus baru frambusia di Indonesia sebanyak 355 kasus pada tahun 2018. Jumlah kasus baru ini menurun dari tahun sebelumnya yaitu 1999 kasus baru. Frambusia ini tersebar di 79 kabupaten kota dan 699 desa. Sebagian besar terfokus di Banten, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua, dan Provinsi Papua Barat.

Penyakit ini berawal dengan pembengkakan keras dan bundar pada kulit, dengan diameter 2 sampai 5 cm. Bagian tengah dari pembengkakan bisa pecah dan membentuk ulkus. Luka kulit awal ini biasanya sembuh setelah tiga sampai enam bulan. Setelah beberapa minggu sampai beberapa tahun, sendi dan tulang dapat terasa sakit, kelelahan dapat berkembang, dan luka kulit baru mungkin muncul. Kulit telapak tangan dan telapak kaki dapat menjadi tebal dan membuka. Tulang (terutama pada hidung) dapat berubah bentuk. Setelah lima tahun atau lebih daerah yang luas dari kulit bisa mati, meninggalkan bekas luka.

 Penyakit patek ini memiliki 3 stadium yaitu

Frambusia stadium 1, sekitar tiga hingga lima minggu setelah seseorang terpapar bakteri penyebabnya, benjolan seperti kelengkeng akan muncul pada kulit, umumnya di kaki atau bokong. Benjolan ini, terkadang disebut frambesioma (atau disebut juga induk frambusia), secara bertahap akan tumbuh besar dan membentuk kerak kuning tipis. Area tersebut bisa terasa gatal dan bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening di dekatnya. Benjolan itu biasanya sembuh sendiri dalam enam bulan dan sering meninggalkan luka.

Frambusia stadium 2, Stadium berikutnya bisa dimulai sewaktu masih ada frambesioma atau beberapa minggu/bulan setelah stadium pertama infeksi bakteri ini sembuh. Pada stadium ini, ruam berkerak terbentuk, yang dapat mencakup wajah, lengan, kaki, dan bokong. Telapak kaki juga bisa jadi tertutup oleh koreng tebal yang menyakitkan. Berjalan bisa jadi menyakitkan dan sulit. Meskipun tulang dan sendi juga bisa terkena, kondisi ini di stadium dua biasanya tidak menyebabkan kerusakan pada area ini.

Frambusia Stadium 3, Stadium akhir dari penyakit ini hanya dialami oleh sekitar 10% orang yang terinfeksi. Kondisi ini dimulai setidaknya 5 tahun setelah frambusia awal muncul. Tahap akhir ini dapat menyebabkan kerusakan parah pada kulit, tulang, dan sendi, terutama di kaki. Frambusia stadium akhir ini juga dapat menyebabkan suatu bentuk kerusakan wajah, yang disebut gangosa atau rhinopharyngitis mutilan karena menyerang dan menghancurkan sebagian hidung, rahang atas, langit-langit mulut (atap mulut) dan bagian tenggorokan yang disebut faring. Jika ada pembengkakan di sekitar hidung, orang dengan frambusia stadium akhir dapat mengalami sakit kepala dan hidung berair/beringus. Mereka yang telah mencapai stadium 3 juga dapat memiliki penampilan wajah yang disebut goundou.

  172 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts