Perempuan yang berambisi dianggap bertentangan dengan tradisi.

Perempuan yang berkontribusi lewat berbagai bidang dan cara terkadang masih banyak sebagian yang mendapati hinaan bahkan celaan dari lingkungan. Sebagian perempuan terkadang sekedar membuat pilihan saja sudah dianggap menentang, perempuan dianggap memiliki perasaan bersalah walau memiliki tujuan yang mulia. Tak sedikit perempuan yang mencemaskan kemampuannya sendiri, tidak jarang malah menganggap rendah dirinya sendiri. Karena penelitian menunjukkan, sukses berkorelasi positif untuk laki-laki, namun terkadang sukses berkorelasi negatif untuk perempuan.

Sebagian perempuan membuat pilihan seringkali menjadi tantangan. Pilihan bekerja akan dilihat sebagai pilihan melawan kodrat, sementara pilihan menjadi ibu rumah tangga membuat perempuan akan di nilai meninggalkan bakat. Dilema dan penghakiman yang selalu di alami perempuan. Penelitian menunjukkan ada 104 negara di dunia mempunyai undang-undang yang mencegah perempuan bekerja di pekerjaan tertentu, dan ada 18 negara bahkan mempunyai aturan yang memungkinkan suami mencegah istri-istri mereka bekerja. Secara global, ada 2,7 miliar perempuan yang secara hukum dilarang memiliki pekerjaan yang sama dengan laki-laki. Di Indonesia jika di rata-rata dari 100 orang perempuan yang masuk usia produktif hanya sekitar 51-52 perempuan yang termasuk angkatan kerja, dibandingkan dengan laki-laki yang mencapai 83 orang.

Menjadi sukses dan disukai bukan hal biasa untuk perempuan, justru bertolak belakang, kenyataan di sekeliling menunjukkan ambisi yang kita miliki dianggap bertentangan dengan tradisi. Perempuan yang dianggap makhluk lemah, yang harus di lindungi dan di jaga. Kita sering mendengar perkataan orang lain “kamu itu perempuan, jangan punya pendidikan terlalu tinggi, nanti sulit dapat jodoh”. Apakah mungkin keberadaan perempuan hanya untuk menjadi pelengkap saja, tanpa memiliki kendali atas dirinya, tanpa boleh menyusun jalan untuk dirinya? Mereka yang berani mewujudkan diri seringkali justru dihindari saat sudah berhasil, walaupun sukses membawa manfaat bagi orang banyak, cibiran masih mungkin terjadi.

Kita perlu lebih banyak lagi mendorong kebijakan yang berpihak kepada perempuan bukan sekedar untuk menyesuaikan tuntutan zaman, tetapi untuk mengembangkan potensi setiap orang, bukan sekedar untuk mendapatkan uang, tetapi menjadi teladan bukan hanya mendukung perekonomian melainkan untuk menjalankan hak asasi yang melekat di setiap orang. Perempuan tidak harus memilih kita bisa mendapatkan keduanya kita layak dan berhak melakukan itu tanpa diliputi kekhawatiran akan celaan dari sekitar. Masih banyak perempuan lain yang serba tertutup, serba mengekang dan juga serba membatasi. Tugas perempuan yang diberkahi cukup kemerdekaan adalah mendorong perempuan lain untuk lebih berani menunjukkan sikap. Karena, ciri perempuan kuat itu adalah yang percaya diri dan berani unjuk kemampuan. Alih-alih mengkotak-kotakkan bagian, dengan kami para perempuan yang kelak akan dikenali dengan nama belakang suami, tetapi dengan prestasi yang mungkin perempuan miliki.

Tetaplah menjadi diri sendiri, karena seperti manusia yang lainnya, perempuan punya kesempatan yang sama untuk di kenali, dan untuk apapun yang perempuan punya, perempuan berhak untuk menunjukkannya, apapun yang perempuan pilih, perempuan berhak pula menjalankannya. Karena masih sering kali pintu yang terbuka lebar dengan mudah untuk laki-laki, Justru harus di ketok atau didobrak oleh perempuan. Jadi, mari membangun lingkaran kekuatan untuk perempuan, lingkaran untuk berbagi pikiran, perasaan, dan juga memupuk keberanian. Percayalah, kita tidak pernah sendirian untuk membangun lingkaran!

 

Sumber : World Bank. Women, Business and the Law, 2018.

  83 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts