Semuanya berawal ketika aku menginjak kelas XII di semester 2, mungkin saat itu aku kurang konsentrasi dalam belajar di kelas karena terlalu khawatir memikirkan masa depan terutma masuk universitas selain ada beberapa selelsi yang harus aku hadapi tetapi juga ujian nasional. Memasuki bulan maret 2019 seleksi perdana pun di mulai yaitu SNMPTN. Seksi ini merujuk pada nilai raport yang telah diperjuangkan selama tiga tahun di SMA.
Mendengar kabar baik itu aku persiapkan segalanya mulai dari perbaikan nilai yang dirasa kurang ataupin yang lainya, setelah selesai perbaikan yang ku tunggu tinggal pengumuman di tanggal 31 maret 2019 aku sangat berharap untuk diterima karena ini langkah awal untuk menggapai impianku, tak terasa waktu sudah mulai mendekat menuju pengumuman aku selalu berdoa berharap bisa diterima.
Hari itu pun tiba jantung berdegup kencang hati tak karuan badanku sampai mengucurkan keringat dan membasahi bajuku, dengan mengucap bismillah ku mulai mengambil HP untuk melihat hasilnya dan setelah dibuka dan ternyata takdir berkata lain apa yang ku harapkan tidak terkabul kala itu. Tetapi aku tak boleh putus asa akan ku coba di lain kesempatan.
Selang beberapa minggu pendaftaran SBMPTN pun di buka tidak lupa aku sempatkan waktu unutk terus belajar agar tidak bernasib buruk seperti SNMPTN, aku mulai tes dan ku ikuti semua gelombang, perjuangku sana sini belum membuahkan hasil aku kembali di tolak aku gagal lagi di SBMPTN tetapi aku tidak patah semangat meskipun kadang rasa sakit hati terus menghantui.
Pendaftaran politeknik di indonesia telah di buka setelah gagal di SNMPTN dan SBMPTN aku coba daftar Politeknik di Aceh dan Lampung, tapi ternyata nasibku kurang baik aku gagal lagi di Politekink. Sakit hati? yahh hanya sedikit tapi aku harus kuat setelah di tolak 3x di 6 Instansi aku akan terus berjuang.
Kemudian aku coba daftar sekolah Kedinasan (IPDN) aku tidak mau kesempatan ini gagal lagi akan ku usahakan semaksimal mungkin, meskipun kala itu bulan ramadhan aku tetap melatih fisiku dengan berlari si sore hari ku lakukan hampir setiap hari dan seusai tarawih aku sempatkan untuk belajar, seleksi pun di mulai dengan perasaan campur aduk aku selalu optimis dalam mengerjakan setiap tesnya, setelah selesai tes nilai pun langsung muncul dan ketika aku melihat hasilnya sangat di sayangkan aku kembali gagal selama masih diberi nafas aku akan terus berjuang.
Guruku menawarkan untuk ikut seleski di salah satu universitas yang ada di daerah ku dan universitas yang terkenal di Indonesia, masih ada kesempatan akan ku terus perjuangkan tapi Allah SWT belum mengizinkan ku, aku kembali gagal di dua universitas itu. Aku rubah pola pikirku ini mengejar dunia tidak ada habisnya maka dari itu aku mencoba mendekatkan diri kepada sang kholiq, aku daftar di salah satu pondok pesantren yang ada di Bogor tapi di sana sambil kuliah, sejauh apapun kan ku kejar tiba di Bogor diriku mulai mengikuti serangkaian tes nya, setelah selesai tes aku kembali pulang ke rumah berdoa agar bisa lolos, setelah sampai di rumah ku lihat notif HP ku buka teryata pengumuman sambil berdoa ku buka hasilnya tetapi aku di tolak lagi. Itulah serangkain perjuangku untuk kuliah.
previous post
12 Makanan Sehari-hari yang Bisa Menyebabkan Keracunan