Psikologi Well-Being Terhadap Remaja

Apakah anda pernah mengalami kecewa dengan pengalaman masa lalu, serta memiliki pengharapan untuk menjadi dirinya sendiri saat ini dan akhirnya muncul perilaku minimnya hubungan dengan orang lain serta sulit untuk bersikap ramah kepada seseorang.

Anda juga seringkali tidak memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam hidup dan juga tidak memiliki keyakinan dalam hidup yang membuat anda merasa tidak berarti. Bisa jadi, anda merupakan pribadi yang memiliki Psycological well being rendah akan memiliki tingkat penerimaan diri yang kurang baik.

Hal-hal tersebut menjadikan anda merasa khawatir dan berada dalam posisi kurang nyaman. Kondisi hubungan di lingkungan sekolah juga menjadi kurang terjalin dengan baik, hubungan dengan teman menrjadi tidak akrab dan menjalani hidup dengan kurang bahagia. Terdapat banyak kekhawatiran dalam hidup dan perasaan kurang nyaman. Efek negatif yang dirasakan oleh anda sebagai remaja akan menimbulkan Psycological well being anda menjadi terganggu.

Salah satu contohnya adalah di kalangan masyarakat, remaja laki-laki seringkali dituntut untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri dan tanpa harus menunjukkan mengenai perasaan mereka. Padahal, remaja seringkali lebih nyaman jika menunjukkan ekspresinya daripada hanya memendamnya sendiri.

Terkadang, remaja laki-laki juga memiliki persepsi bahwa mereka merupakan sosok yang macho dan kuat sehingga mereka merasa tidak perlu menceritakan masalahnya secara terbuka. Ekspresi kecemasan, khawatir dan maskulin pada diri remaja bisa menimbulkakn psikologis yang tidak sejahtera.

Remaja juga terkadang dihadapkan dengan hal-hal yang menantang seperti cara menemukan jati diri mereka dan menentukan masa depan mereka. Remaja seringkali sudah diberi peran seperti orang dewasa pada umumnya. Hal ini akan menjadi sebuah hal yang positif jika mereka berperan pada jalur positif sehingga identitas mereka akan tercapai. Namun jika identitas yang mereka bentuk merupakan paksaan dari orang tua, maka ia tidak akan memapu mendefinisikan masa depannya secara positif. Maka mereka akan mengalami kebingungan identitas.

Pada saat seseorang beranjak remaja, lingkungan keluarga menjadi lingkungan pertama yang akan mempengaruhi perkembangan sosialnya. Ayah, ibu dan saudara kandung memiliki peran dan fungsi masing-masing. Ketika ada struktur keluarga yang berubah, maka akan ada peran keluarga yang hilang. Hal ini dapat menyebabkan fungsi keluarga menjadi kurang bbaik sehingga akan memperngaruhi perkembangan sosial remaja sehingga remaja akan sulit untuk harmois dan merasa hangat dsaat berada dalam masyarakat.

Orang tua yang mengasuh dan memberi dukungan pada anak dengan baik, dapat meningkatkan harga diri dan rasa aman pada anak-anak mereka. Namun, tanpa pengawasan atau kontrol yang tepat, dukungan orang tua bisa menjadi tidak efektif. Tingkat dukungan yang tepat dan kontrol dari orang tua dapat meningkatkan hubungan orang tua-anak yang akan menyebabkan orang tua lebih berhasil dalam membimbing remaja untuk terlibat dalam perilaku yang positif. Selain itu, hubungan yang baik antara orang tua dan anak juga dapat memberikan anak lingkungan yang baik bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.

Terdapat cara untuk mengedalikan tingkah laku usia remaja yakni dengan aksi religiusitas. Religi dapat mengontrol perilaku yang dapat merugikan, bertentangan dengan diri remaja serta perilaku anti sosial. Religi juga akan menginterpretasikan ajaran agamanya dan membawa pengaruh dalam setiap tindakan dan gagasan remaja. Salah satu contohnya adalah psycological well-being pada remaja laki-laki di Aceh merupakan daerah dengan syari’at islam yang lebih tinggi daripada daerah lainnya.

Selain itu, terdapat strategi untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis remaja dengan memberikan dukungan baik di sekolah ataupun dirumah. Dukungan ini dapat berbentuk pemberian rasa nyaman, rewards, perhatian kepada para remaja. Diketahui bahwa seorang remaja yang mendapatkan dukungan yang banyak, akan memiliki tingkat psycological well-being yang cenderung tinggi. Oleh sebab itu, dukungan sosial dari keluarga, sekolah dan lingkungannya akan membentuk kepribadian remaja dan diharapkan lingkungan remaja mampu untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis bagi remaja, karena remaja masih dalam proses pencarian jati diri.

Sumber:

Hardjo, Suryani dkk. 2020. Bagaimana Psychological well being Pada Remaja ? Sebuah Analisis Berkaitan Dengan Faktor Meaning In Life. Jurnal Diversita, Vol 6 No 1

Armanda, Cut Dirna. 2018. PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA LAKI-LAKI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS. JIM FKep Volume III No. 3

  240 Views    Likes  

Liburan Semester Modal Nol Rupiah? Ini 50 Tempat Gratis di Jakarta

previous post

12 Makanan Sehari-hari yang Bisa Menyebabkan Keracunan
Liburan Semester Modal Nol Rupiah? Ini 50 Tempat Gratis di Jakarta

next post

Liburan Semester Modal Nol Rupiah? Ini 50 Tempat Gratis di Jakarta

related posts