Karya sastra perlu diperkenalkan sedini mungkin pada seorang anak. Sebab karya sastra yang memang khusus di tulis untuk anak anak akan terus melekat hingga dewasa. Pengalaman mengolah imajinasi yang baik akan berdampak positif pula pada perkembangan anak.
Saat masih anak anak, tentu ingatan begitu kuat. Pesan yang tersampaikan di dalam karya sastra, pengetahuan baru, dan pengalaman menjajaki dunia imajinasi akan menjadi modal penting seiring pertumbuhan.
Perhatian pada minat baca anak-anak di Indonesia perlu kiranya menjadi perhatian. Anak anak cenderung berimajinasi yang sangat liar, sehingga ketika ditanamkan imaji baik sejak dini maka akan terus terbawa. Minat baca yang baik pada anak anak Indonesia, membawa langkah lebih dekat guna menjadi bangsa yang mandiri dan berdikari. Berikut, beberapa rekomendasi bacaan karya sastra untuk anak.
*Pertama, Resep Membuat Jagat Raya karya Abinaya Gina Jameela*
Puisi tentang pembuatan alam semesta itu membuat buku Naya dianugerahi 10 besar karya terbaik dari Kusala Sastra Khatulistiwa 2017 Kategori Terbitan Perdana dan Kedua. Keberhasilan Naya masuk dalam ajang penghargaan kesusastraan Indonesia itu, membuatnya dijuluki ‘anak ajaib’.
Dari buku anak anak bisa belajar, jika ingin pandai menulis, banyak-banyak melahap buku. Jangan lupa, kelilingi diri dengan orang-orang yang siap sedia menebarkan racun rekomendasi buku-buku bagus.
Resep membuat jagat raya adalah kumpulan puisi yang ditulis oleh seorang penulis dengan usia masih anak anak yaitu Abinaya Gina Jameela. Kumpulan puisi yang ditulisi Abinaya berasal dari kacamata anak anak. Saat orang dewasa membaca, akan menemui pengalaman unik.
*Kedua, Mata di Tanah Melus karya Okky Madasari*
Okky menulis menulis novel anak karena ia percaya kekuatan cerita dapat membentuk karakter anak sejak dini. Buku Mata di Tanah Melus cocok menjadi bacaan anak guna mengisi asupan pengetahuan anak. Cerita ini tentang seorang gadis berusia dua belas tahun yang melakukan perjalanan ke salah satu wilayah terluar Indonesia. Banyak petualangan menakjubkan yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan. Dunia asing dan serba ganjil itu harus dihadapi oleh Matara.
Bersamaan dengan buku Mata di Tanah Melus, Okky Madasari juga menerbitkan buku anak-anak lain berjudul Mata dan Rahasia Pulau Gapi.
Buku ini mengisahkan tentang Matara, yang gagal masuk ke sekolah impian, lalu ia pindah ke Pulau Gapi di wilayah timur laut kepulauan Indonesia bersama orangtuanya. Kepindahannya ini tidak hanya membawa Matara ke tempat-tempat baru namun juga, membawanya menyusuri waktu dan menjelajahi masa lalu.
Buku karya Okky Madasari yang terbaru ini memang mendeskripsikan buku anak-anak, jadi di buku ini Okky tidak mengangkat isu sosial yang perlu diperdebatkan seperti buku-buku sebelumnya.
*Ketiga Na Willa dan Aku, Meps, dan Beps Karya Reda Gaudiamo*
Buku ini diceritakan dalam sudut pandang anak, aku. Objek ceritanya tidak jauh dari dunia anak, orang tua. Meps alias Mama, dan Beps si Papa. Dan para tokoh lainnya yang sangat menggambarkan kuatnya imajinasi seorang anak. Humor yang khas serta bahasa yang lugas sangat mencirikan novel ini. Cocok untuk dijadikan bacaan anak bersama orang tuanya.
Buku Aku, Meps, dan Beps adalah karangan dari pasangan ibu dan anak, karya Soca Sobhita dan Reda Gaudiamo. Buku ini menceritakan tentang perayaan kesederhanaan. Cerita ini berkisah tentang seorang anak kecil yang melihat hal apapun dari sudut pandangnya yang penuh imajinasi.
Selain buku ini, Reda Gaudiamo juga menulis buku Na Willa. Berkisah tentang si kecil Na Willa yang tinggal di sebuah gang di Surabaya, di rumah dengan pohon cemara di depannya. Ia menghabiskan hari dengan berlari mengejar kereta bersama Dul, teman Na Willa, pergi ke pasar bersama Mak, melewati bapak penjual anak ayam kuning, atau memikirkan bagaimana orang-orang bisa nyanyi dari dalam radio.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan