Hallo sobat OSC, sobat sudah tau stunting kan? Stunting saat ini menjadi program prioritas nasional karena jumlah balita stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Tapi sobat OSC tau gak kalau ternyata pencegahan stunting itu dimulai dari remaja loh. Biasanya pembahasan stunting selalu dikaitkan dengan ibu hamil, ASI eksklusif, dan pola makan pada periode emas pertumbuhan anak. Ini tentu nggak salah. Karena 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah window of opportunity, atau masa di mana ibu bisa memaksimalkan kesehatan dan perkembangan anak melalui asupan gizi yang baik. Yang dimaksud masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan adalah masa 9 bulan kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Namun sebenarnya untuk melahirkan anak yang sehat, sebelum masa 1.000 HPK terjadi, yaitu pada masa remaja, calon ibu harus sudah memerhatikan asupan gizinya.
Kenapa remaja bisa menjadi salah satu pencegahan stunting, karena terjadinya stunting ini adalah sebuah siklus. Dimana remaja anemia bisa menjadi ibu hamil kek, kemudian melahirkan bayi bblr dan menjadi balita stunting dan kembali menjadi remaja anemia terus berputar hingga menjadi siklus. Tentu untuk menghentikan siklus ini kita harus potong atau harus kita selesaikan setiap elemen nya. Salah satunya adalah pada remaja.
Yang bisa dilakukan oleh remaja untuk mencegah stunting adalah:
Penuhi kebutuhan nutrisi harian
Salah satu langkah awal cegah stunting adalah memastikan kebutuhan nutrisi harian terpenuhi. Tidak salah untuk diet, asalkan diet yang benar. Pada dasarnya, diet bukan tidak makan, tapi mengatur pola makan. Untuk itu agar langsing, namun sehat, harus tetap konsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang. Coba terapkan metode Isi Piringku. Metode ini akan membantu makan secukupnya, namun tetap sehat. Contohnya dengan mengisi setengah isi piring dengan sayur dan buah yang kaya vitamin. Kemudian seperempatnya dengan protein hewani dan nabati. Jangan lupa untuk mengisi sisanya dengan karbohidrat kompleks sebagai sumber energi dan minum air putih minimal 8 gelas sehari.
Konsumsi tablet tambah darah (TTD)
Terkait dengan siklus menstruasi setiap bulan, remaja putri jadi lebih mudah terkena anemia. Anemia juga terkadang disebabkan diet yang terlalu ketat. Masalahnya, anemia yang tidak teratasi dan terbawa hingga saat hamil nanti bisa berpengaruh pada calon bayi dan meningkatkan risiko terkena stunting. Untuk itu remaja yang sering merasakan gejala anemia seperti mudah lelah, mata berkunang, hingga pusing sebaiknya mulai mengonsumsi tablet tambah darah (TTD). Tidak hanya zat besi, TTD juga mengandung asam folat yang berguna menurunkan risiko kelahiran bayi cacat nantinya. Untuk mengurangi rasa mual, hindari minum TTD saat perut kosong. Barengi konsumsi TTD ini dengan makanan beragam dan bergizi seimbang, termasuk yang mengandung zat besi.
Biasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah terkena segala macam penyakit. Selalu biasakan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah bepergian dari luar serta sebelum dan setelah makan, ya.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan