Sembilan sikap
Hi.. aku Nur, aku seorang introvert sejati.iyaa,,dimata orang aku seorang introvert yang sangat pendiam. Aku mempunyai delapan orang sahabat, mereka berhasil mematahkan julukan introvertku. Hahahaha iya dimata mereka aku bukanlah seorang introvert, entah aku dimata mereka seperti apa biarlah mereka yang menilainya sendiri.
Pagi ini aku berjalan menusuri tapak demi tapak jalanku menuju sekolah. rasanya aku enggan untuk ke sekolah pagi ini, mungkin karena aku akan masuk pelajaran bahasa inggris, pelajaran yang amat ku benci entah akupun tak mengerti mengapa rasa malas menghampiriku pagi ini. Dengan malas aku berjalan menuju geduang tempatku mencari ilmu, dengan harapan saat pulang nanti aku bisa membawa ilmu dan akhirnya bisa bermanfaat untuk diriku dan orang lain.
“ selamat pagi..! “.
Teriakan itu menggema diseluruh pejuru sekolah,teriakan itu menyadarkannku ternyata aku telah sampai di tempat tujuanku. hmm aku tau sekali itu adalah dia, adik kecilku yang cabe rawit. Dia adalah Dilla anak kecil yang begitu pendek bagiku ;) tapi dengan suara yang amat keras. Berlaku sudah pepatah yang mengatakan bahwa” jangan hanya menilai orang dari luarnya saja”. Aku hanya bisa menjawab sapaan selamat paginya dengan lambaian tangan ditambah dengan senyuman termanisku. Dan sapaan rutinitas itu terdengar lagi.
“ selamat pagi! “
Teriakan itu terdengar lagi tapi bukan berasal dari Dilla melainkan dari belakangku. Dari suaranya sebenarnya aku sudah bisa menebak siapa yang mengucapakan selamat pagi itu, namun untuk lebih memastikan lagi aku menoleh kearah sumber suara. Dia adalah Lany anak paling pendiam diantara kami. Dia baru saja sampai dan sedang memarkirkan motornya di parkiran. Namun belum sempat ku menjawab sapaannya, ucapan selamat pagi terdengar lagi yang berasal dari arah yang berbeda.
“ pagii…! “.
Akupun menoleh kearah sumber suara itu, disana aku melihat Risna dan Ratna yang sedang beriringan berjalan kearahku. Disatu sisi Yuyun juga sedang melangkah mendekati kami.
“ hi guys! Apa kabar kalian?” Tanya Dilla yang entah sejak kapan ia berdiri disampingku.
“ eh”. Jawabku bingung melihatnya . aku hanya bisa menggaruk kepala tak gatal meladeni keanehan ini.
“kacangin aja teross!”. Ucap Dila sambil berlalu pergi meninggalkan kami karena tak ada yang menjawab pertanyaannya.
Aku,Risna,Ratna, Yuyun, dan Lany hanya tertawa melihat kepergiannya. Kami tau sekali dia tidak akan benar – benar marah. ( anggap saja aku sedang ngagak sekarang karena sedang bernostalgia dengan rutinitas pagi kita yang sedikit kocak J).
“ Pagii..!” teriakan selamat pagi terdengar lagi.
Aku menoleh untuk melihat ia yang menyapa. Tidak jauh dari tempatku berdiri, terlihat seorang sedang berlari tergopoh-gopoh kearah kami. Siapa lagi kalau bukan Rima. Anak yang selalu mencantikkan dirinya sendiri, ( tapi aslinya dia memang cantik ko guys J) tidak jauh dari Rima terlihat Njily yang sedang melambai kearah kami. Kemungkinan besar mereka datang bersama, namun karena Rima yang sangat over aktif dia malah meninggalkan teman jalannya sendiri. ( waduh-waduh Rima chann..). Tidak jauh dari mereka sebuah motor squpy coklat memasuki pekarangan sekolah, ia adalah Ulvy dia adalah anak yang sudah cukup dewasa diantara kami namun kadang dia malah yang paling bertingkah bahkan melebihi yang lainnya.
Lengkaplah sudah perkumpulan ini. Telah datang semua anak yang selalu menghebohkan ruangan,halaman,kantin bahkan kantor sekolahpun mereka hebohkan. ( oh astagaa,,siapa nih yang paling heboh kalau ke kantor?). mereka yang selalu ceria walau telah lapar sekalipun, bahkan ketika tidak enak badan ketika bersama mereka pasti sembuh ( wkwkwkwkwk).
Sebenarnya mereka bukan saudara tapi mereka dipertemukan karena mempunyai kesukaan yang sama. Mereka memang bukan saudara tapi mereka seperti saudara bahkan lebih dari saudara, entah dengan apa agar aku bisa mendefinisikan kedekatan mereka. Tidak bisa dipungkiri, masalah selalu datang menyapa mereka dan saat itulah aku benar-benar salut dengan kekompakan meraka apalagi saat mereka menyelesaikan masalah yang datang tanpa permisi terlebih dulu. Aku benar-benar salut karena mereka ternyata bisa bersikap dewasa saat sebuah cobaan datang untuk menguji keeratan tangan mereka.
SCGR, ada Sembilan orang yang berada disana. Mereka telah menyambungkan tali persahabatan sejak 5 tahun yang lalu. Mereka tak lahir dari Rahim yang sama maka dari itu sikap mereka sangat berbeda-beda. dan mereka bisa menerima semua sikap diantara mereka, bahkan dari sikap-sikap itulah mereka banyak belajar tentang apapun yang akan mereka lalui.
************* AND************************
Sebenarnya dalam tulisan ini,, aku ingin sekali menceritakan tentang mereka. Namun, aku rasa kata-kata tak pernah habis untuk menceritakan tentang mereka. yang aku tau mereka telah mengukir banyak kenangan yang menghiasi hari-hariku.
Namun saat ini kita tlah berjarak, bukan karena kemauan, tapi karena keadaan tlah menghendaki kita untuk berpisah. Berjarak bukan berarti kita telah berpisah, jaman kita canggih bukan? Ayolah,,, say hallo pun tak masalah. Komunikasi itu penting. Jarak bahkan terkalahkan dengan komunikasi. Sehat dan sukses selalu kalian sang pemilik masa lalu.
Puisi :
Sembilan sikap
Dimalam sunyi bernyanyikan sepi
Teringat bahagia pada cerita silam
Sembilan sikap bersahabat
Di pantai putih bersih nan indah
Sembilan sikap saling menyapa
Saatnya tawa akan membahana
Mereka berlari beriringan
Menari-nari diatas pasir
Bernyanyi bersama, hingga
Tak kenal sikap yang tak sama
Kini,,, Sembilan sikap tlah berjarak
Mimpi memaksa untuk berpisah
Hanya nyayian rindu dari kenangan
Yang selalu memanggil
Diantara samudra panggilan itu bergemuruh
Mengalahkan deburan ombak
Mengalahkan tiupan angin, namun
Tak ada yang peduli
Sembilan sikap tlah bahagia
Dengan bahagianya, hingga
Ceritanyapun perlahan berangsur, dan
Perlahan hilang ditelan waktu.
previous post
Ikigai: Peta Harta Karun Untuk Menemukan Tujuan Hidupmu