Nasi merupakan makanan pokok hampir seluruh masyarakat Indonesia. Nasi berasal dari beras hasil penggilingan padi. Ketergantungan masyarakat terhadap nasi sebagai makanan pokok menyebabkan stok beras nasional yang harus tetap tercukupi. Untuk itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui dan mulai mengolah dan mengonsumsi sumber makanan pokok selain nasi.
Diversifikasi pangan atau keanekaragaman konsumsi pangan bertujuan untuk membudayakan masyarakat agar mengonsumsi pangan yang beragam yang aman dan mengandung banyak gizi. Untuk mengembangkan diversifikasi pangan di Indonesia, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (perpres) No. 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Lokal yang kemudian diimplementasikan melalui kegiatan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) pada tahun 2010 oleh Badan Ketahanan Pangan. Tujuan dari program tersebut adalah: Meningkatkan kesadaran, peran, dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi makanan yang beragam, bergizi, dan aman dikonsumsi serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan makanan pokok beras; Meningkatkan partisipasi kelompok wanita dalam penyediaan sumber pangan dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan sebagai penghasil sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral untuk konsumsi keluarga; dan Mendorong pengembangan usaha pengolahan pangan skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sumber karbohidrat selain beras dan terigu yang berbasis sumber daya dan kearifan lokal.
Shirataki merupakan salah satu sumber pangan fungsional yang berasal dari umbi porang atau iles-iles (konyanku). Jenis umbi iles-iles yang tumbuh di Indonesia adalah jenis Amorphophallus oncophillus. Kandungan utama dari umbi ini adalah glukomanan yaitu sebesar 55%. Glukomanan merupakan polisakarida yang dapat larut dalam air. Selain glukomanan, umbi iles-iles mengandung 5-10% protein dan 16 asam amino, 7 asam amino di antaranya merupakan asam amino esensial (Yati Supriati. 2016).
Di pasar, shirataki banyak dijual dalam bentuk tepung, mie, dan beras. Beras shirataki bisa dimasak di rice cooker seperti beras dari padi. Shirataki memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan beras biasa yaitu lebih rendah kalori, rendah karbohidrat, dan kandungan serat yang tinggi sehingga cocok untuk diet. Manfaat dari shirataki di antaranya yaitu menurunkan lipida darah, menurunkan glukosa darah, mencegah dan menghambat kanker, menurunkan obesitas dan mengatasi sembelit. Shirataki juga dimanfaatkan dalam industri kosmetik dan industri bioetanol (Yati Supriati. 2016).
Sumber: Supriati, Yati. 2016. “Keanekaragaman Iles-Iles (Amorphophallus spp.) Dan Potensinya Untuk Industri Pangan Fungsional, Kosmetik, Dan Bioetanol”. Jurnal Litbang Pertanian Vol. 35 No. 2 Juni 2016:69-80.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan