Hai Sobat OSC! Kali ini aku akan memperkenalkan makanan khas dari suku ku, yakni lemea/lema yang berasal dari suku Rejang, Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu. Lemea merupakan tunas bambu yang dicincang petak-petak kecil (mirip rebung, namun lebih kecil) kemudian dicampurkan dengan ikan sepat/mujair kecil, lalu diberikan air sampai bambu terendam secara keseluruhan. Campuran tersebut difermentasi di dalam wadah yang tertutup rapat, contohnya di dalam toples selama kurang lebih 1 minggu.
Setelah 1 minggu, kita akan mendapatkan lemea yang beraroma khas dan rasa asam yang sudah sempurna. Lemea biasanya dimasak santan pedas dengan ditambah ikan mas/mujair. Tak kalah sedapnya dengan campuran ikan mas atau mujair, aku di rumah seringkali memasak lemea dengan campuran ayam atau ikan lele, bahkan kita bisa juga langsung menumis pedas lemea tanpa diberi santan, kita dapat berkreasi menggunakan lemea ini sesuai selera. Biasanya juga kami menambahkan jengkol atau petai segar sebagai ulam dari olahan lemea, tentu saja hal ini menambah kelezatan dari olahannya. Rasa asam yang pas di lidah dan tidak terlalu pekat membuat masyarakat di sekitarku tak bisa meninggalkan menu tradisional yang satu ini.
Kalian bisa kok mencoba membuat lemea sendiri di rumah apabila tidak memiliki waktu untuk berlibur ke Bengkulu, kalian akan mendapatkan sensasi yang berbeda. Sebagai tambahan informasi, faktanya apabila kalian memakan olahan lemea, kemudian menambahkan olahan cabai lainnya, maka kalian akan merasa kepedasan, maka berhati-hatilah. Semoga artikelku bermanfaat dan bisa menambah wawasan kita terhadap kemajemukan Indonesia di bidang sosial budaya. Jangan bosan membaca artikelku berikutnya! Bye!
Sumber Gambar : -cookpad.com
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan