Hallo Sobat OSC! Terima kasih ni karena sudah mau mampir ke artikel saya. Nah, sesuai dengan pembahasan sebelumnya, yaitu tentang terbentuknya sebuah keputusan yang dibuat oleh manusia. Oleh karena itu, pada artikel kali ini, Sobat OSC akan saya bawa untuk berkenalan dengan berbagai macam keputusan.
Keputusan dapat dipandang dari berbagai segi, yaitu dipandang dari segi bahan atau materinya, dipandang dari segi jumlah atau lingkarannya, dipandang dari segi sifatnya, dipandang dari segi hubungan subjek dan predikatnya, serta dipandang dari segi modalitasnya. Yuk simak penjelasan selengkapnya!
Keputusan dari Segi Bahan atau Materi
Keputusan AnalitikContoh: Komputer merupakan benda elektronik.
Keputusan SintetikContoh: Selama di rumah, saya kurus.
Keputusan Analitik yaitu keputusan yang dapat diketahui dengan menganalisis sendiri subjeknya. Keputusan ini tidak memberikan pengetahuan baru karena kita telah memperoleh pengetahuan sebelumnya. Meskipun kita telah mengetahui bahwa Komputer adalah benda elektronik, tetapi kita tidak boleh memutar kedudukan subjek dan predikatnya atau sebaliknya menjadi Benda elektronik merupakan komputer. Bukankah komputer hanya salah satu dari sekian banyak benda elektronik yang ada?
Sedangkan Keputusan Sintetik predikatnya bisa berubah sesuai dengan kondisi subjeknya. Predikat ‘Kurus’ pada contoh di atas merupakan sifat yang tidak selamanya melekat pada subjeknya karena boleh jadi ketika berada di Kota Malang, saya menjadi gemuk. Keputusan ini memberikan kita pengetahuan baru. Sehingga kita juga perlu mengecek dan menelitinya dengan pengalaman.
Keputusan dari Segi Jumlah atau Lingkaran
Keputusan Umum atau UniversalContoh: Seluruh siswa SD Negeri 2 Tempuran hadir dalam acara Gladi Bersih Asesman Nasional Berbasis Komputer (ANBK) di SMK 1 Negeri Trimurjo.
Keputusan Sebagian atau PartikularContoh: Tidak semua siswa bisa mengoperasikan komputer dengan baik.
Keputusan Tunggal atau SingularContoh: Seekor Kucing yang telah mati dibiarkan saja di tengah jalan.
Untuk membedakan ketiga keputusan tersebut lebih mudah daripada keputusan analitik dengan keputusan sintetik. Ibaratnya, dari yang paling banyak ke yang paling sedikit. Keputusan yang berlingkaran atau mencakup semua dalam lingkungan subjek disebut keputusan umum atau universal. Keputusan ini biasanya ditandai dengan kata-kata semua, seluruh, dan segenap, seperti pada contoh nomor 1.
Kemudian keputusan yang berlingkaran atau mencakup sebagian saja dari lingkungan subjek disebut keputusan sebagian atau particular. Keputusan ini biasanya ditandai dengan kata-kata sebagian, beberapa, separuh, serta tidak semua, seperti pada contoh nomor 2.
Selanjutnya, keputusan yang hanya berlingkaran satu subjek saja (Dapat berupa manusia, benda, atau lainnya) disebut keputusan tunggal atau singular. Keputusan ini biasanya ditandai dengan kata-kata seorang, sebuah, seekor, dan sebagainya. Sobat OSC bisa lihat pada contoh nomor 3.
Keputusan dari Segi Sifat atau Kualitas
Keputusan AfirmatifContoh: Si Reza Rahardian ganteng.
Keputusan NegatifContoh: Kakakku tidak cantik.
Kedua keputusan tersebut dapat Sobat OSC ingat dengan mudah menggunakan kata ‘Iya’ dan ‘Tidak’. Pasalnya, keputusan afirmatif adalah keputusan yang predikatnya sudah diakui (Iya) oleh seseorang. Misalnya pada contoh (1), tentunya Sobat OSC juga mengakui bahwa si Reza Rahardian ganteng, bukan? Oleh sebab itu, predikat ‘Ganteng’ diakui adanya pada si Reza Rahardian. Sedangkan keputusan negatif adalah keputusan yang predikatnya berbentuk pengingkaran (Tidak). Sama halnya dengan contoh (2), predikat ‘Cantik’ yang tidak diakui adanya pada kakakku.
Keputusan dari Segi Hubungan Subjek dan Predikat
Keputusan KategorikContoh: Semua pedagang mencari keuntungan atau laba.
Keputusan HipotetikContoh: Berusahalah dengan sungguh-sungguh apabila kamu ingin mencapai sesuatu yang diinginkan.
Keputusan DisjungtifContoh: Asma sekarang mendaftar program beasiswa OSC atau tidak.
Jadi, yang membedakan ketiga keputusan di atas adalah hubungan antara subjek dan predikat yang tidak menggunakan syarat (Keputusan Kategorik). Sebagaimana kita tahu, pada contoh pertama bahwa semua pedagang tentu mencari keuntungan dari barang-barang yang dijual tanpa membutuhkan syarat apa pun.
Berbeda lagi dengan hubungan antara subjek dan predikat yang menggunakan syarat (Keputusan Hipotetik, biasanya ditandai kata-kata kalau, jika, dan apabila). Pada contoh kedua sudah jelas, bahwa untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, maka syaratnya adalah berusaha.
Selanjutnya, hubungan antara subjek dan predikat yang berbentuk pilihan dan hanya 1 predikat saja yang benar, seperti contoh ketiga di mana Asma sekarang mendaftar OSC atau ia tidak mendaftar OSC.
Keputusan dari Segi Modalitas
Keputusan ProblematikContoh: Mungkin dia datang mengikuti acara Seminar Bahasa mungkin juga tidak.
Keputusan AsertorikContoh: (Menurut kenyataan) Sobat OSC hadir dalam acara Awarding Night by Online.
Keputusan ApodiktifContoh: Es itu dingin.
Ketiga keputusan ini bedanya adalah cara menanggap dalam hubungan dengan kenyataan. Hubungan antara subjek dengan predikat berdasarkan kemungkinan (Keputusan Problematik). Pada contoh (1), kedatangannya masih berupa kemungkinan yang berupa datang atau mungkin juga tidak datang karena tidak berdasarkan kenyataan yang ada.
Sementara itu, hubungan antara subjek dengan predikat berdasarkan kenyataan (Keputusan Asertorik) yang terdapat pada contoh (2) sudah sesuai dengan kenyataan yang ada, bahwa Sobat OSC hadir mengikuti acara Awarding Night by Online. Kenyataan ini dapat dilihat dari kondisi yang sesuai dengan fakta dan dapat dibuktikan, misalnya dengan dokumentasi gambar.
Kemudian keputusan yang predikatnya harus beracuan pada subjeknya (Keputusan Apodiktif) pada contoh (3) menjelaskan predikat (Dingin) harus beracuan pada subjek (Es). Apa Sobat OSC pernah menemukan es yang panas?
Nah, itu tadi tentang macam-macam keputusan yang dapat dipandang dari berbagai segi. Setiap macam keputusan memiliki ciri tersendiri dan sudah saya paparkan lengkap dengan contohnya sehingga Sobat OSC dapat lebih mudah untuk membedakannya. Setelah membaca artikel ini, kira-kira sudah cukup atau belum untuk meracuni pikiran Sobat OSC supaya menentukan setiap jenis dari keputusan yang dibuat?
Sekian informasi tentang macam-macam keputusan yang bisa saya bagikan. Semoga bermanfaat untuk Sobat OSC. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam memberikan penjelasan dan contoh tentang keputusan, mulai dari artikel sebelumnya hingga artikel ini karena masih dalam tahap belajar. Sobat OSC bisa menggali informasi tentang keputusan dari berbagai sumber terpercaya lainnya ya. Terima kasih dan sampai jumpa kembali!
Sumber Referensi
Artikel ini diadaptasi dari Modul yang berjudul “Logika Bahasa” yang disusun oleh DR. H. Mochtar Data, M.Pd. Dosen Pengampu Mata Kuliah Logika Bahasa yang sedang saya tempuh saat ini (Semester 5).
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan