Halo teman-teman semuanya ? Selamat datang dan selamat membaca kembali di sesi artikel "Story"
Pada artikel kali ini saya ingin sedikit berbagi pengalaman perjalanan saya dalam meraih beasiswa Online Scholarship Competition (OSC). Oke langsung saja ya.
Menurut saya menempuh pendidikan di luar daerah adalah suatu hal yang memang cukup sulit untuk di gapai. Belum lagi minimnya pengetahuan dan memiliki keterbatasan dalam hal finansial. Namun, saya tidak pernah berhenti belajar dan berjuang untuk mendapatkan apa yang selama ini saya cita-citakan.
Saya mengetahui beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) sejak saya duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA) tepatnya kelas tiga melalui media informasi digital. Namun, ketika itu saya tidak mencoba untuk mendaftarkan diri dikarenakan saya fokus pada pencapaian utama saya walau pada prosesnya saya mengalami jatuh dan bangkit berkali-kali.
Setelah pencapaian utama saya tidak dapat terealisasi dan akhirnya setelah lulus saya mendapati kabar bahwa beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) kembali dibuka. Saat mendengar hal itu saya sangat merasa antusias dan bergegas untuk mendaftarkan diri sebagai calon penerima beasiswa. Hal pertama yang saya lakukan ketika itu adalah menjelajahi informasi lebih jauh lagi mengenai beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) itu sendiri.
Banyak sekali anak-anak di seluruh Indonesia dari latar belakang kehidupan yang berbeda merasa terbantu dengan adanya beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) ini dan begitu banyak cerita menarik yang penuh inspirasi dari setiap pesertanya. Oleh karena itu, tanpa berfikir lama saya langsung mendaftarkan beasiswa ini.
Langkah selanjutnya yang saya lakukan setelah mencari informasi adalah mempertimbangkan jurusan dengan sangat hati-hati karena banyak sekali informasi yang saya dapati mengenai mahasiswa yang tidak tepat dalam mengambil jurusan. Oleh karena itu, saya tidak ingin hal tersebut terjadi pada diri saya. Setelah mempertimbangkan dari berbagai aspek dan mencari informasi mengenai latar belakang universitas yang akan saya tuju, akhirnya saya menemukan jurusan dan kampus yang saya senangi yaitu Sistem Informasi di Institut Teknologi Nasional Bandung.
Di sela proses pendaftaran banyak sekali sosialisasi yang saya ikuti mengenai beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) ini melalui akun resmi instagramnya. Selain itu, saya juga ikut serta dalam proses uji coba atau try out untuk menghadapi seleksi tahap awal beasiswa Online Scholarship Competition (OSC) ini. Banyak sekali informasi yang saya terima dan saya rasa cukup membantu serta menjawab pertanyaan saya pada saat itu dan saya pun mendapatkan kabar bahwa setiap peserta dapat memilih dua universitas dengan email yang berbeda. Akhirnya saya mendaftarkan diri saya di dua universitas yang berbeda yaitu Universitas Trisakti dan Institut Teknologi Nasional Bandung.
Pelaksanaan tahap satu pun dimulai yaitu seleksi kemampuan akademik. Sebelumnya saya sangat memaksimalkan waktu yang ada untuk belajar mempersiapkan tahapan ini, walau begitu tetap saja ada perasaan ragu, bingung, dan lainnya. Namun dengan sangat hati-hati saya mencoba memilih pilihan jawaban yang paling tepat dari setiap pertanyaan yang ada dengan batas waktu yang telah di tentukan. Setelah sekian lama menunggu hasil seleksi tahap awal, akhirnya pengumuman pun tiba, syukur Allhamdulillah saya diberikan kesempatan untuk berlanjut di tahap selanjutnya yaitu seleksi berkas.
Ketika seleksi berkas berlangsung, banyak berkas yang harus saya lengkapi. Perlahan saya kerjakan satu per satu mulai dari pengisian formulir sampai berkas lainnya. Pada prosesnya banyak menyimpan cerita berkesan ketika saya membuat surat catatan kepolisian (SKCK) dan surat keterangan bebas narkoba.
Saat itu dengan bermodalkan uang seadanya dikarenakan sejak awal mula pandemi berlangsung sebagian dari kakak saya mengalami pemberhentian kerja dari perusahaannya begitu juga dengan perusahaan di tempat ayah saya bekerja keadaanya sangat sepi dan kalaupun ramai namun tidak seperti biasanya hingga saat ini. Mendapati hal tersebut rasanya ingin sekali menyerah dan memutuskan untuk bekerja mencari penghasilan sendiri dan membantu membiayai keberlangsungan hidup keluarga. Namun pada akhirnya saya pun mencoba menceritakan semuanya kepada orang tua saya jika saat ini saya sedang mengikuti beberapa rangkaian seleksi beasiswa. Ketika memandang raut wajah orang tua saya yang terlihat kebingungan hal ini membentuk rasa penyesealan di dalam hati saya. Tak lama kemudian ayah saya memberikan uang seadanya kepada saya. Namun dengan berat hati saat itu saya meminta uang lebih sedikit dikarenakan jarak pembuatan surat tersebut sangatlah jauh dan berada di dua tempat yang berbeda, untuk sampai ke lokasi tersebut butuh akses kendaran atau angkutan umum. Oleh karena itu, untuk menghemat pengeluaran akhirnya saya mencoba mencari informasi terkait pembuatan surat keterangan bebas narkoba secara gratis walau prosesnya begitu lama dan memakan sedikit biaya.
Kali pertama saya mencoba menghubungi teman terdekat saya, sebagian dari mereka menolak dengan alasan sibuk namun dengan respon yang baik. Dan setelah mencoba menghubungi beberapa teman terdekat saya, akhirnya saya menerima niat baik dari teman saya karena ingin mengantarkan ke Badan Narkotika Nasional (BNN) dan mengurus berkas lainnya. Namun pada saat tiba di lokasi berdasarkan informasi yang saya terima dari pegawai lainnya petugas klinik sedang tidak ada. Setelah mendapati informasi tersebut akhirnya saya putuskan untuk melanjutkan perjalanan ke kantor kepolisian, dan kejadiannya berulang ternyata pihak pengelola administrasi pun sedang tidak ada. Akhirnya saya putuskan untuk melanjutkannya sendiri di esok harinya.
Saat itu saya memutuskan untuk berangkat lebih awal dan menggunakan angkutan umum yang biayanya terbilang lebih murah dibandingkan dengan ojek online, sejujurnya saya tidak pernah naik angkutan umum sendiri dan saat itu saya mengalami kebingungan. Sedangkan, letak kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) sendiri tidak dapat di akses menggunakan angkutan umum oleh karenanya saya memutuskan tempat yang pertama kali akan saya kunjungi adalah kantor kepolisian untuk membuat Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK). Dalam proses menuju tempatnya saya menaiki dua angkot yang berbeda namun satu jurusan. Setelah sampai di tempat saya harus mengantri terlebih dahulu dikarenakan pengunjung saat itu terbilang ramai, setelah menunggu beberapa jam akhirnya selesai juga pembuatan Surat keterangan catatan Kepolisian (SKCK) tersebut.
Akhirnya saya memutuskan untuk keluar ruangan dan bergegas menuju kantor Badan Narkotika Nasional (BNN), namun pada saat mencari angkutan umum banyak sekali angkutan umum yang menolak untuk saya tumpangi dengan alasan tidak satu jurusan dengan tujuan saya dan saya pun sedikit merasa malu dan kebingungan. Akhirnya tanpa berfikir panjang saya meminta bantuan rekan saya untuk memesankan Ojek Online melalui aplikasi Maxim karena harganya yang relatif lebih murah dan banyak diskon. Akhirnya saya menerima niat baik dari teman saya walau pada akhirnya memakan biaya yang sedikit lebih besar karena jaraknya yang cukup jauh dari lokasi pemesanan. Saat dalam perjalan menuju lokasi saat itupun saya berdoa agar dokternya ada dan semuanya di lancarkan.
Setelah sampai di lokasi, saya mendapati sapaan hangat dari beberapa satpam dan para pekerja di lokasi tersebut. setelah sekian lama menunggu akhirnya dokternya pun ada dan melayani dengan sangat ramah namun sedikit tegas karena pada saat itu saya mendapati teguran atas sikap saya yang kebingungan serta banyak bertanya dalam pengisian beberapa data. Setelah proses selesai dan syukur Allhamdulillah saya telah menyelesaikan semuanya. Akhirnya saya putuskan untuk pulang dengan memesan ojek online sendiri karena saya sudah paham cara pengunaan aplikasi tersebut.
Setelah sampai dirumah, saya merenungi perjalan saya terselip rasa bangga terhadap diri sendiri sembari meneteskan air mata. Keesokan harinya saya putusnya untuk mengirimkan beberapa berkas persyaratan di hari itu namun tidak selesai juga karena dalam proses ini saya hanya memiliki sedikit informasi. Oleh karena itu, saya melanjutkan dengan bertanya kepada rekan seperjuangan dan alumni Online Scholarship Competition (OSC) tahun lalu melalui WhatsApp. Dan keesokan harinya karena dirasa informasi yang saya terima sudah cukup hari itupun saya melakukan pengiriman berkas.
Pengumuman seleksi berkas pun tiba, perasaan saya saat itu senang namun berkolaborasi dengan sedih, haru, dan sedikit tidak percaya diri namun tidak hanya itu rasanya perasaan ini tidak bisa di ekspresikan dengan kata-kata ketika pengumumannya mengalami perubahan waktu beberapa jam kebelakang. Setelah sekian lama menunggu akhirnya pengumuman pun tiba dan syukur Allhamdulillah terdapat nama saya di daftar peserta yang dinyatakan lolos dalam seleksi berkas rasanya sangat bersyukur dan bangga.
Setelah saya dinyatakan lolos dalam seleksi berkas dan saat itupun saya mendapatkan pekerjaan freelance di usaha rumahan yaitu memproduksi donat yang jarak lokasinya sedikit lebih jauh dari tempat tinggal, dengan sekali bekerja mendapatkan uang jajan 20.000-50.000 tergantung jumlah barang yang saya produksi. Namun uang jajan yang saya terima lebih seringnya 30.000 dalam sekali produksi dan saat itu saya bekerja 2 sampai 4 kali dalam seminggu dengan estimasi waktu 8 jam bekerja. Di sela-sela bekerja saya pun menyiapkan dan mencari beberapa referensi terkait wawancara beasiswa untuk tahapan terakhir yang akan saya hadapi.
Tahap wawancara pun tiba, sebelum melakukan interview saya berlatih kembali agar dapat meminimalisir kesalahan pada saat menjawab dan ketika saat interview tiba saya diberikan beberapa pertanyaan oleh pihak kampus dan syukur Allhamdulillah saya dapat menjawabnya dengan lancar walau sedikit gugup. Setelah melalui proses yang cukup panjang dan berkesan akhirnya saat yang ditunggu-tunggu pun tiba yaitu Awards Online Scholarship Competition (OSC) 2021, perasaan saya saat itu benar-benar tidak dapat didefinisikan jantung berdetak tidak normal seperti biasanya. setelah proses penantian yang cukup lama ketika mengikuti rangkaian acara awards Online Scholarship Competition (OSC) 2021, beberapa menit sebelum pengumuman saya memutuskan untuk melaksakan sholat terlebih dahulu dan akhirnya pengumuman pun tiba saat itupun sesi pengumuman penerima beasiswa dari Institut teknologi Nasional Bandung dan tidak lama kemudian terdapat nama dan foto saya terlihat nyata di hadapan saya, perasaan bersyukur, terharu, bangga, dan tangisan pun menyelimuti diri saya. Benar-benar kuasa Allah akhirnya saya mendapatkan apa yang selama ini saya perjuangkan dan saya pun dapat mengubah beberapa perspektif orang-orang terhadap saya menjadi lebih positif. Terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksaan Online Scholarship Competition (OSC) karena telah memberikan kesempatan terhadap saya untuk menempuh pendidikan lebih tinggi lagi, harapannya semoga beasiswa ini dapat memberikan kebermanfaatan dan keberkahan untuk saya dan rekan-rekan seperjuangan lainnya. mohon doanya semoga dalam proses perkuliahan tetap diberikan kemudahan, kelancaran, dan kekuatan dalam mengemban amanah ini.
Nah, mungkin hanya itu saja cerita singkat perjalan saya dalam meraih beasiswa Online Scholarship Competition, terimakasih teman-teman semuanya sudah berkenan untuk membaca, semoga dapat memberikan energi positif untuk teman-teman semua dan jangan lupa untuk mengambil hikmahnya ya. Semangat berproses semuanya. Mau gagal ataupun sukses teruslah liat, teruslah berproses, amati, dan pelajari.
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan yang kurang berkenan di hati teman-teman semuanya. Untuk kritik dan saran dapat teman-teman kirimkan melalui email pribadi saya (muhamadsilhi@gmail.com). Saya berharap kritik dan saran yang teman-teman kirimkan kepada saya, dapat saya jadikan evaluasi untuk artikel selanjutnya.
Sumber :
https://www.canva.com/design/DAFPfXrwMvk/ZhyRbTYVJmlscHcFLrfopA/edit
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan