wIWITAN : BUDAYA TRADISIONAL JAWA

Indonesia adalah negara yang dikenal memiliki berbagai macam suku bangsa dan keanekaragaman budaya yang tersebar di seluruh wilayahnya. Kebudayaan dan tradisi yang diajarkan dan diwariskan turun temurun dari nenek moyang terdahulu. Budaya dan tradisi tersebut membentuk kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai moral dan maknanya tersendiri. 

Kebudayaan tradisional dalam masyarakat Jawa salah satunya adalah wiwitan. Wiwitan adalah acara selamatan yang dilakukan oleh petani sebelum memulai tanam dan memanen padi. Tradisi wiwitan dilakukan oleh para petani dengan tujuan permohonan untuk mendapat hasil panen yang melimpah. Menurut kepercayaan Hindu, wiwitan dilakukan sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur kepada bumi sebagai sedulur sikep dan Dewi Sri atau Dewi Padi yang telah menumbuhkan padi. Sedulur sikep bagi orang Jawa adalah bumi dianggap sebagai saudara manusia yang harus dihormati dan dilestarikan untuk kehidupan sehari-hari.

Wiwitan berasal dari kata wiwit dalam bahasa Jawa berarti mulai. Karena kegiatan wiwit adalah simbol memulai panen padi. Sebelum memulai panen, para petani membawa uborampe seperti tumpeng, ingkung ayam jantan, kuluban (urap-urap), tempe, pepes, telur, jajan pasar, daun kelapa tua, cabai merah, rokok 2 batang, bunga dan pisang raja yang diarak dari rumah menuju sawah tempat padi akan dipanen.  Peralatan yang digunakan untuk prosesi wiwitan yang terdiri dari kendil berisi air, ani-ani atau arit untuk memotong padi, bunga mawar, kemenyan, dan  jarit. Setelah itu, Mbah Kaum (sesepuh yang memimpin wiwitan) memulai prosesi dengan doa dan diikuti memotong padi sebagai tanda padi siap dipanen. Uborampe yang tadi diarak kemudian dibagikan kepada seluruh warga sekitar.  

Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi wiwitan tidak dilakukan seketat dan sedisiplin semula. Uborambe dan peralatan wiwitan yang semula harus lengkap bergeser dan dikurangi, sesaji dihidangkan berdasarkan kemampuan ekonomi si pemilik sawah. Bahkan, di wilayah tertentu, petani tidak mengadakan upacara wiwitan karena dianggap ribet dan membutuhkan banyak biaya.

Masyarakat Indonesia telah berkembang menjadi masyarakat yang modern dan memiliki pola pikir rasional berdasarkan  ilmu pengetahuan. Karena hal ini, wiwitan memiliki perbedaan pandangan di dalam masyarakat. Wiwitan yang semula dianggap mistik dan magis turun menjadi sebuah rangkaian acara yang tidak dianggap sebuah keharusan. 

Padahal, nilai yang terkandung jika tradisi ini tetap dilakukan memiliki dampak yang baik khususnya kepada lingkungan sosial. Nilai moral yang terkandung dalam tradisi wiwitan di antaranya yaitu: nilai moral individu (sabar, tanggung jawab, dan patuh),  moral sosial (gotong royong, kerukunan, dan menghormati orang lain),  dan moral spiritual. Sayangnya, banyak generasi muda sekarang yang tidak memahami nilai-nilai moral tersebut. 

 

 

 

terimakasih telah membaca.

 

  1929 Views    Likes  

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MODEL KOLB DAN MODEL GROUP INVESTIGATION

previous post

Pelantikan Bantara Pramuka: Membangun Generasi Berkarakter
PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MODEL KOLB DAN MODEL GROUP INVESTIGATION

next post

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MODEL KOLB DAN MODEL GROUP INVESTIGATION

related posts