“Yuk Berkenalan dengan Remdesivir”

Hallo Sobat OSC !!! Apa kabar hari ini, esok, lusa, dan yang akan datang ?

Apakah Sobat OSC di sini termasuk dalam kategori orang yang takut keluar rumah karena virus Corona sedang naik daun? Heeemm... Mungkin untuk yang berdomisili di Indonesia tidak akan seberapa berpengaruh ya, Eeeits ! Tapi juga harus tetap waspada ya Sobat OSC J Seiring dengan maraknya kabar tentang virus Corona disini Dini akan mengajak Sobat OSC untuk mengulas lebih jauh tentang hebohnya berita penemuan vaksin pada virus Corona baru-baru ini.         

Virus Corona yang menghebohkan dunia ini merupakan virus dari Familia Coronaviridae yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia (termasuk manusia). Koronavirus yang menyerang manusia dikategorikan sebagai golongan ke-1 dan 2 yang dapat menginveksi mamalia, mulai dari kelelawar hingga manusia. Sedangkan golongan ke-3 nya hanya ditemukan pada spesies burung saja. jika Sobat OSC terinveksi virus ini, maka gejala yang dirasakan bervariasi, mulai dari mengalami gejala Flu, seperti hidung berair, sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, dan demam, atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Ada juga yang hampir tidak timbul gejala apa pun, hingga gejala yang fatal dan cepat seperti penyakit Bronkitis, Ensefalitis, Gastroenteritis, dan Hepatitis. Wuhan, Cina dinobatkan menjadi negara pertama kali yang merupakan asal mula virus ini ditemukan. Namun demikian, Pemerintah China terus berupaya untuk mengatasi keresahan warga tentang virus ini.

Melalui Institut Virologi bahwa Wuhan tengah berupaya mengajukan paten atas penemuan vaksin virus corona yang dikembangkan dari obat Remdesivir. Diketahui, Remdesivir ini merupakan anti virus menjanjikan untuk mengatasi wabah virus corona yang pertama kali dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Gilead Sciences di Amerika Serikat dan terbukti efektif untuk memerangi virus Ebola pada tahun 2013-2016 yang lalu. Setelah itu, Obat Remdesivir ini kembali digunakan untuk mengobati wabah virus Ebola yang terjadi pada tahun 2018-2019. Selain itu, Remdesivir ternyata juga efektif untuk menyembuhkan virus lainnya, seperti virus Nipah, dan virus Hendra.

Nah, pada perkembangannya, obat dengan kode GS-5734 ini ternyata tidak hanya efektif untuk melawan infeksi virus Ebola saja. Melihat hal tersebut, para ilmuwan China melakukan penelitian lanjutan dengan mengkombinasikan Remdesivir dengan obat Malaria Chloroquine yang hasilnya cukup menjanjikan untuk memerangi virus corona. Berbeda dengan Remdesivir yang belum memiliki hak paten, obat Chloroquine ini ternyata sudah memiliki hak paten oleh Pemerintah China. Uji coba telah dilakukan oleh Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang dan rumah Sakit Jinyintan Wuhan dengan metode Randomisasi, Double Blind, dan Kontrol Plcebola. Dalam penelitian lanjutan tersebut melibatkan 761 pasien yang terdiri dari 308 pasien dengan gejala virus corona ringan dan 453 pasien dengan kondisi kritis. Selain itu, obat virus corona ini juga telah diujikan pada hewan dan menunjukkan reaksi yang positif melawan patogen virus MERS dan SARS, kedua virus tersebut mirip dengan struktural virus Novel Coronavirus saat ini. Meski penggunaan Remdesivir terlihat menjanjikan untuk mengobati pasien virus corona, tapi tahukah Sobat OSC ternyata obat yang pernah dipublikasikan di New England Journal of Medicine (NEJM) ini belum disetujui penggunaannya secara global Lhoo.... Kira-kira apa ya alasannya ? 

Obat hasil eksperimen ini ternyata masih belum disetujui oleh regulator obat dunia, tetapi Sobat OSC, Remdisivir ini boleh digunakan pada pasien yang tengah melawan virus baru dengan syarat telah disetujui oleh para regulator. Sementara itu, beberapa kandidat yang juga menyiapkan vaksin untuk melawan virus Corona ini, seperti Johnson&Johnson yang berinisiatif mengerjakan vaksin pencegah nCov, GlaxoSmithKline dan para koalisi Epidemic Preparedness Innovations telah mengerjakan akselerasi vaksin dan mencari dosis yang tepat secara cepat. Oke Sobat OSC, dari para ahli China, kita beraih ke para Dokter yang ada di Thailand, ternyata mereka tidak mau ketinggalan untuk menemukan pengobatan menjanjikan bagi pendertia nCov. Dengan mengkombinasikan obat HIV Lopinari dan Ritonavir tentunya disertai dosis besar obat Flu Oseltavimir Dr. Kriangska Atipornwanich telah sukses membuat pasiennya yang memiliki gejala parah dari nCov cepat membaik. Akan tetapi, vaksin ini masih akan dipelajari lebih lanjut untuk menentukan apakah pengobatannya bisa dijadikan sebagai obat standart.

  527 Views    Likes  

Cetak Prestasi dengan Strategi Persiapan Ujian Terbaik

previous post

MASIH SEPI PEMINAT? INI DIA KEUNTUNGAN DARI MASUK JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN!
Cetak Prestasi dengan Strategi Persiapan Ujian Terbaik

next post

Cetak Prestasi dengan Strategi Persiapan Ujian Terbaik

related posts