Dalam hidupnya, manusia tidak pernah luput dari karunia dan rezeki yang Allah SWT berikan setiap hari. Terlepas dari dosa dan khilaf yang telah manusia lakukan, Allah SWT senantiasa melimpahkan kasih sayang kepada hamba-Nya. Begitulah Allah menunjukkan sifat Rahman dan Rahim kepada mahluk-makhluk-Nya.
Ketika kita diberikan kenikmatan berupa kebahagiaan, salah satu penyebab kebahagiaan itu datang adalah karena hati kita merasa cukup atas apa yang Allah berikan kepada kita. Rasa cukup tersebut menandakan bahwa kita telah bersyukur. Yakni berterima kasih kepada Allah SWT atas segala nikmat. Jika dipikirkan dan dirasakan dengan saksama, setiap detik kenikmatan Allah berikan kepada kita. Secara fisik dapat berupa udara untuk bernafas, anggota tubuh yang berfungsi dengan baik, kesehatan jasmani dan kenikmatan fisik lainnya. Hal tersebut terlihat kecil, remeh, dan sering kita lupakan. Kita lebih sering mempermasalahkan kekurangan diri sehingga merasa hidup kita tidak sebaik hidup orang lain.
Namun, jika kita memikirkan kenikmatan-kenikmatan yang kita anggap kecil tersebut, maka kita akan banyak bersyukur. Karena sejatinya, hal-hal kecil dan remeh yang sering tidak kita sadari adalah hal-hal dasar yang ketika Allah ambil nikmat itu dari kita akan besar pengaruhnya dalam hidup kita. Misalkan apabila Allah tidak memberikan nikmat kesehatan jasmani dan kita mengidap suatu atau beberapa penyakit, apakah kita dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik? Mungkin saja bisa, namun tidak sebaik ketika tubuh dalam keadaan sehat.
Sebagai makhluk Allah yang diberikan anugerah berupa akal pikiran, sudah sepantasnya manusia bersyukur kepada Sang Maha Pemberi Rezeki. Sehingga apapun nikmat yang Allah berikan kepada kita, rasa cukup itu memberikan kebahagiaan dan mendatangkan berkah dalam hidup. Dengan bersyukur, kita telah melibatkan Allah dalam segala hal yang terjadi dalam hidup kita.
Bersyukur dapat dilakukan dengan berbagai cara. Ungkapan rasa syukur secara lisan yaitu dengan mengucapkan kalimat tahmid, yang memiliki arti “segala puji bagi Allah SWT”. Bersyukur secara lisan berarti kita memuji Allah atas segala kuasa-Nya sehingga kita diberikan nikmat yang luar biasa. Selanjutnya setelah bersyukur dengan lisan, bersyukur dapat dicerminkan dari perbuatan. Melakukan sujud syukur adalah hal paling mudah yang dapat kita lakukan untuk mengungkapkan rasa terimakasih kita terhadap Allah SWT. Bersyukur dengan perbuatan dapat dilakukan pula dengan menggunakan anggota tubuh sesuai dengan fungsinya dan menghindari dari perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT. Membagi kebahagiaan kepada orang terdekat atau orang lain yang membutuhkan juga salahsatu tanda syukur. Misalnya, ketika diberikan nikmat rezeki uang yang berlebih, kita berbagi kepada panti asuhan atau sembako kepada masyarakat yang kurang mampu.
Sungguh, bersyukur merupakan perbuatan yang apabila kita lakukan akan membawa ketentraman dan kebahagiaan dalam diri kita sendiri. Membiasakan diri untuk selalu bersyukur terhadap apapun yang Allah berikan dapat membuat kita selalu berprasangka baik kepada Allah. Sebagaimana Allah telah memerintahkan hamba-Nya untuk bersyukur dalam surat Luqman ayat 12, yang artinya: “Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu, ”Bersyukurlah kepada Allah! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (QS. Luqman :12).
Dalam ayat tersebut terkandung makna bahwa ketika kita bersyukur kepada Allah atas segala kenikmatan yang telah Dia berikan, sesungguhnya kita bersyukur atas diri kita sendiri. Karena manfaat dari rasa syukur itu akan kembali kepada jiwa kita. Kumpulan rasa syukur yang kita ungkapkan setiap hari dapat membawa keberkahan dan kemakmuran khususnya untuk diri sendiri.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan