Apa sih stres kerja itu? Apa aku mengalaminya dan gimana cara kita mengatasinya?

Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) tidak hanya menerapkan teori dan prinsip psikologi ke organisasi. Namun, bidang ini juga berfokus dalam meningkatkan produktivitas di tempat kerja dan kesehatan psikis dan fisik karyawannya. Pekerjaan sangat penting dalam kehidupan kita, karena tanpa bekerja kita tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, tanpa disadari, ternyata pekerjaan dapat menyebabkan stres pada karyawan.

Stres di Tempat Kerja

Stres terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara tuntutan (baik fisik maupun psikis) dan kemampuan untuk memenuhinya (Weinberg & Gould; 2003). Sedangkan stres kerja itu mengacu pada pengalaman stres seseorang pada pekerjaannya. Sumber stres kerja yang utama adalah konflik peran. Konflik peran terjadi ketika seseorang mencoba memenuhi lebih dari satu tuntutan peran penting dalam hidupnya, misalnya wanita yang bekerja sering kali menghadapi konflik peran sebagai wanita karier sekaligus ibu rumah tangga (Eby, Maher, & Butts. 2010). Namun, tidak hanya itu saja faktor penyebab dari stres kerja. Ada empat penyebab stres kerja (Matthews, Bulger, & Barnes Farrell, 2010; Moos, 1986; Wirtz & others, 2010), yaitu :

Tuntutan pekerjaan yang tinggi, seperti memiliki beban kerja yang berat dan tekanan waktu. Kesempatan yang tidak memadai untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Tingkat kontrol supervisor yang tinggi. Kurangnya kejelasan tentang kriteria untuk kinerja yang kompeten.

Beberapa pekerja menderita burnout. Burnout merupakan salah satu kondisi stres yang berkaitan dengan pekerjaan. Kondisi ditandai oleh adanya kelelahan fisik dan psikis yang didapatkan dari perasaan tertekan karena ekspetasi dan kenyataan pekerja di posisinya tidak berjalan sesuai apa yang dibayangkan atau perasaan terlalu banyak bekerja namun kurang dihargai.

Walaupun burnout tidak ada gejala yang khas, namun ada tiga ciri seseorang mengalami job burnout, yaitu:

Kelelahan, seperti merasa lemas dan lelah secara emosional, energi cepat habis, tidak bisa mengatasi masalah kerja, dan gejala fisik yang biasanya dirasakan juga berupa sakit perut atau masalah pencernaan. Mengasingkan diri dari aktivitas di tempat kerja. Penderita burnout biasanya merasakan bahwa pekerjaannya sangat banyak sehingga membuatnya stres. Akibatnya ia menjadi tidak peduli terhadap lingkungan dan rekan kerjanya, dan terkadang juga merasa sudah bosan dengan pekerjaannya. Kinerja menurun. Stres akibat pekerjaan dapat membuat tidak produktif dan biasanya orang yang mengalami ini sangat sensitif saat di tanya tentang pekerjaannya. Tidak hanya itu, orang yang mengalami stres kerja juga menjadi sulit berkonsentrasi dan tidak terarah dalam bekerja.

 

Mengelola Stres Kerja

Manajemen stres penting untuk mengatasi stres kerja. Sebagian orang yang mengalami stres di tempat kerja akibat tingkat persaingan yang tinggi, sering melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan. Ini bukanlah cara yang efektif untuk mengatasi stres kerja, namun justru akan membuat masalah lebih jauh.

Untuk mengelola stres kerja, kita dapat memanfaatkan waktu luang. Waktu luang merupakan waktu menyenangkan sebelum atau setelah bekerja ketika individu bebas untuk mengejar aktivitas dan minat yang ia pilih sendiri seperti hobi, olahraga, dll.

Satu studi mengemukakan bahwa bekerja pada hari-hari setelah liburan, individu melaporkan bahwa kelelahan mereka berkurang, hanya memiliki sedikit keluhan pada kesehatannya (cenderung sehat), dan lebih mudah bekerja dengan efisien di tempat kerja dibandingkan dengan seminggu sebelum berlibur.

 

Terima kasih telah membaca artikel ini :) Semoga dapat membantu anda.

  107 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts