Applikasi “Gamelanku” Berbasis Augmented Reality Sebagai Media Pembelajaran un

Applikasi Gamelanku Berbasis Augmented Reality Sebagai Media Pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Sebagai ambisi pembangunan bersama dalam jangka waktu 2015 sampai dengan 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Susitanable Development Goals disingkat dengan SDGs merupakan program lanjutan dari Tujuan Pembangunan Milenium yang sudah tidak berlaku sejak akhir tahun 2015. Sustainable Development Goals (SDGs) adalah 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi yang telah dicanangkan bersama oleh negara-negara lintas pemerintahan pada resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015. Salah satu tujuan tersebut adalah menjamin kualitas pendidikan yang inklusif dan merata bagi segala jenjang. Pendidikan berkualitas dalam hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa semua anak dapat menyelesaikan pendidikan dasar yang berkualitas serta mengarah pada pendidikan yang relevan dan efektif. Dalam peningkatan kualitas pendidikan ini pemerintah menyiapkan generasi alfa agar dapat bersaing dengan negara-negara lain di masa mendatang. Persiapan tersebut dimulai dari pendidikan sejak dini yaitu melalui lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ditempuh oleh anak usia 0-6 tahun. 

Menurut Jean Piaget (Anita Woolfolk, 2010) perkembangan intelektual anak usia 0-6 tahun berada pada tahap praoperasional, dimana kemampuan skema kognitif anak-anak masih terbatas, sehingga anak-anak cenderung lebih suka meniru perilaku orang lain atau suatu hal yang dianggapnya menarik. Berdasarkan hal tersebut media pembelajaran yang menarik sangat disarankan sebagai alternatif dalam kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi di era revolusi industri 4.0 masih banyak ditemukan tenaga pendidikan yang menggunakan metode literasi lama yaitu calistung untuk diterapkan pada setiap aktvitas belajar dibandingkan metode literasi baru yang mencakup literasi data, literasi teknologi dan komunikasi. Kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi adalah suatu keharusan, khususnya di era revolusi industri 4.0, segala bidang kehidupan tidak akan lepas dari pengaruh revolusi industri, jadi setiap orang yang terlibat di dalamnya harus bisa menyesuaikan diri dengan perubahan yang disebabkan oleh era revolusi industri 4.0 ini tanpa terkecuali di bidang pendidikan dari jenjang tertinggi yaitu universitas atau perguruan tinggi sampai jenjang yang paling rendah yaitu pendidikan anak usia dini.

Dalam dekade ini maraknya inovasi pengembangan teknologi yang bisa digunakan pada bidang pendidikan, terutama untuk kalangan Pendidian Anak Usia Dini. Salah satunya adalah Augmented Reality merupakan teknologi yang mulai dikembangkan oleh Programmer untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Augmented Reality adalah gabungan antara dunia maya dan dunia nyata yang dibuat oleh komputer dengan objek virtual dapat berupa tesk, animasi, dan model 3D yang dapat ditampilkan ke dalam dunia nyata sehingga pengguna merasakan objek virtual berada dilingkungannya. Augmented Reality sebagai sebuah sistem kognitif mampu memahami secara utuh persepsi dari pengguna dan telah mulai digunakan sebagai praktik pembelajarannya dalam segala jenjang pendidikan di Amerika termasuk pada jenjang PAUD sebagai media pembelajaran yang mampu mendatangkan obyek-obyek yang pada dasarnya tidak bisa di datangkan (Yucel, 2018).

Applikasi Gamelanku berbasis Augmented Reality

Melihat masalah dan peluang yang dialami pendidikan di Indonesia, melalui teknologi Augmented Reality dikembangkanlah aplikasi karya putra bangsa bernama Gamelanku yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang memperkenalkan alat musik tradisional Jawa Barat yang melibatkan dan melatih panca indera pada anak usia dini. Diperoleh data sebuah penelitian yang dilakukan British Audio Visual Association (dalam Hartanti, 2016) menunjukkan bahwa 75% manusia memperoleh informasi melalui penglihatan, 13% dari pendengaran , 6% dari sentuhan dan rabaan, dan 6% dari penciuman. Hal tersebut menunjukkan keefektifan manusia dalam memperoleh informasi secara maksimal melalui penglihatan yang dapat dikombinasikan dengan panca indera yang lain sehingga akan muncul proses pembelajaran menggunakan panca indera ganda yang dirasa sangat efektif untuk terciptanyanya pemahaman yang baik dalam kegiatan pembelajaran.

Aplikasi Gamelanku V 1.21  ini adalah sebuah inovasi dari 2 siswa SMA bernama Ardi dan Aldi sebagai kegemaran 2 anak kembar ini dalam alat musik tradisional dan dunia digital. Aplikasi ini menggunakan platform perangkat lunak untuk menciptakan aplikasi Augmented Reality yang menarik. Guru dapat mengenalkan aplikasi ini kepada anak usia dini yang berada pada tahap praoperasional sebagai media pembelajaran. Melalui media pembelajaran aplikasi Gamelanku anak usia dini dapat mengenal alat musik tradisional serta bermain alat musik gamelan yang terdiri dari Saron, Bonang, Gendang, Karinding, Gong dan Angklung secara virtual. Anak usia dini dengan ketertarikannya akan menemukan hal baru ketika tangannya mulai menyetuh layar yang dilihatnya dan menimbulkan suara yang sebelumnya belum mereka dengar. 

Akhir kata

Era revolusi industri 4.0 perkembangan teknologi juga mampu sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) tersebut yaitu meningkatkan kualitas pendidikan di indonesia. Perkembangan tekonologi tersebut seperti ketersediaan software (perangkat lunak), website, akses internet, gadget dan komputer dapat mendukung proses kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi revolusi 4.0 juga dapat menjadi sebuah ancaman ketika ketika pihak yang terlibat yaitu tanpa terkecuali di bidang pendidikan dari jenjang tertinggi universitas atau perguruan tinggi sampai jenjang yang paling rendah yaitu pendidikan anak usia dini, jika tidak dapat menyesuaikan dengan era revolusi industri 4.0 misalnya dalam penggunaan media pembelajaran. 

Media pembelajaran yang digunakan di era revolusi industri 4.0 ini hendaklah sesuai dengan kemajuan teknologi terkini. Applikasi Gamelanku yang berbasis Augmented Reality sebagai media pembelajaran pada pendidikan anak usia dini ini merupakan inovasi baru untuk pembelajaran modern, mengenal alat musik tradisional, meningkatkan motivasi belajar dan melatih anak untuk menggunakan teknologi dalam lingkup positif.

Semoga di era revolusi industri 4.0 tidak hanya membawa kepanikan bagi tenaga pendidik anak usia dini yang gagap teknologi, tetapi ini menjadi salah satu titik pacu bagi mereka dalam menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan teknologi yang dapat membantu Indonesia mencapai tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs).

Referensi :

 

Popkova, EG, Ragulina, YV, & Bogoviz, AV (Eds.). (2019). Industri 4.0: Revolusi industri abad ke-21 (h. 253). Peloncat.

Suwoto, N. A. R. D. (2021). APLIKASI “PENGENALAN BUAH DAN BINATANG” BERBASIS AUGMENTED REALITY SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI. Jurnal Warna: Pendidikan dan Pembelajaran Anak Usia Dini6(1), 8-14.

Rohita, R. (2020). The Ability of Ece Teachers to Use ICT in The Industrial Revolution 4.0. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini4(2), 502-511

  51 Views    Likes  

belajar memimpin dari diri sendiri

previous post

Hal-Hal Wajib yang Harus Dilakukan Mahasiswa di Dunia Kampus
belajar memimpin dari diri sendiri

next post

belajar memimpin dari diri sendiri

related posts