Cantiknya Hijau di Antara Pagar-Pagar Kawat Duri

Kalian tahu, negara-negara mana saja yang awalnya merupakan satu negara, namun akhirnya terbagi 2 karena perbedaan yang mereka miliki? Republik Rakyat China dan Taiwan, Pakistan dan India, Indonesia dan Timor Leste, hingga yang paling diketahui awam karena terlihat sangat jelas adalah Korea Selatan dan Korea Utara. Pemisahan kedua negara ini adalah salah satu efek Perang Dingin, dimana akhirnya Korea Selatan (Republik Korea) yang sealiran ideologi dengan Amerika Serikat berdiri pada 15 Agustus 1948 dan Korea Utara (Republik Demokratik Rakyat Korea) yang didukung Uni Soviet berdiri pada September 1948. Pecahnya Perang Korea (1950-1953) berakhir dengan proposal gencatan senjata dan diresmikannya suatu ‘zona penyangga’ di antara kedua negara.

Zona Penyangga?

Ya, itulah fungsi dari lahan yang secara formal disebut Zona Demiliterisasi atau disingkat DMZ dalam Bahasa Inggrisnya. Luasnya sekitar 150 mil, membentang di sepanjang Paralel ke-38. Berposisi di antara Korea Utara yang komunis dan Korea Selatan yang kapitalis, DMZ terkenal sebagai salah satu perbatasan dengan benteng terkuat di dunia.

Hm ... suatu lahan perbatasan yang dikepung jejeran pagar berkawat duri, lengkap dengan ratusan ribu tentara bersenjata dari 2 negara yang berbeda, siap untuk menjaga teritorial masing-masing dari ancaman kedaulatan. Sepertinya DMZ adalah tempat suram dengan banyak jejak kenangan buruk, ya?

Tapi, nyatanya tidak.

Lebih dari 6 dekade, hujan dan angin telah menghapus jejak darah dari kawasan ini. Alih-alih, padang bunga mekar di tempat dimana para tentara pejuang dulunya bertempur hingga gugur. Apa yang awalnya menyisakan masa lalu yang tragis, kini menjadi sesuatu yang indah berkat kekuatan alam. Masuk akal, tentu saja, mengingat gencatan senjata telah ditandatangani sehingga DMZ tidak pernah lagi tersentuh oleh manusia, termasuk oleh para tentara yang hanya berjaga di sekitar pagar kawat berduri mereka.

Dikutip dari National Geographic (2017), hutan dan gunung yang dulu hancur akibat perang perlahan beregenerasi tanpa campur tangan manusia dan membentuk salah satu cagar alam paling unik di dunia. Ada sekitar 3.500 tumbuhan, mamalia, burung, dan ikan yang telah teridentifikasi di DMZ, bahkan di antaranya termasuk lebih 80 spesies yang terancam punah dan dilindungi.

Aku jadi teringat satu kenangan menyenangkan saat pandemi belum terjadi dan seluruh kegiatan himpunan kampus masih berlangsung secara offline. Tanggal 10 september 2019 silam, beberapa perwakilan himpunan prodi, termasuk aku, diundang ke sebuah pameran fotografi di Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan. Pameran itu diadakan oleh The Mission of the Republic Korea to ASEAN. Bertemakan “Land of Peace and Life”, mereka menampilkan sejumlah foto-foto ekslusif DMZ yang diambil oleh fotografer bernama Choi Byung Kwan.

Dan dari sanalah aku baru mengetahui bagaimana ‘rupa’ dari interior DMZ itu, yang ternyata berbanding terbalik dengan eksteriornya. Tak puas hanya melihat fotonya secara langsung bersama sang fotografer Choi, aku juga mengabadikan suasana pameran saat itu.

Secara pribadi, ini adalah potret favoritku di antara banyak karya Pak Choi. Kalian bisa melihat bunga cantik berwarna kelopak putih itu tumbuh di tengah kawat hitam berduri yang telah berkarat.

Di antara perbatasan dua negara yang tak pernah benar-benar mencapai kata ‘damai’, di antara ancaman yang saling mengintai satu sama lain, dan di antara pagar-pagar kawat berduri yang berdiri kokoh, hadir ribuan kehidupan baru yang membentuk bentangan hijau alam. Seperti oasis di tengah mimpi buruk tentang perang.

Cantik sekali, begitu damai, dan penuh harapan akan perdamaian yang barangkali benar-benar akan terjadi kelak. Tak heran DMZ menjadi salah satu magnet bagi para wisatawan manca negara, baik di Korea Selatan maupun Korea Utara.

Sumber:

Dokumentasi pribadi, 2019.

Guttenfelder, David. 2017. Korea’s Heavily Armed Border Is Packed With Tourists. https://www.nationalgeographic.com/travel/article/things-to-do-photos-demilitarized-zone-dmz.

Sumber Gambar Beranda:

Seung-Ik, Jeong. 2019. Dikutip dari https://edition.cnn.com/travel/article/korean-dmz-photographer-jeong-seung-ik/index.html.

  30 Views    Likes  

Pendaftaran Program Kampus Mengajar Angkatan 8 sudah Dibuka!

previous post

Moralitas dan Etika Profesional dalam Menyongsong Generasi Pemimpin Masa Depan
Pendaftaran Program Kampus Mengajar Angkatan 8 sudah Dibuka!

next post

Pendaftaran Program Kampus Mengajar Angkatan 8 sudah Dibuka!

related posts