Diantara Generalis dan Spesialis

Saya yakin kalian sering menjumpai orang-orang yang hebat di suatu bidang. Di sekolah, perguruan tinggi, atau dimana pun mungkin kalian sering menjumpai orang yang menonjol, orang yang memiliki kemampuan yang tinggi di suatu bidang, seperti guru suatu mata pelajaran yang mengajar satu mata pelajaran saja, contohnya yaitu guru olahraga tentu memiliki kemampuan di bidang olahraga, guru seni musik tentu memiliki kemampuan di bidang musik, dan sebagainya. Orang tersebut merupakan tipe spesialis.

Namun ada juga orang yang dapat sedikit menguasai banyak bidang, seperti contoh pelajar pada umumnya yang mendapatkan banyak mata pelajaran. Ilmu yang dikuasai sebagai pelajar tentu masih terbilang sedikit di beberapa bidang. Orang seperti itu merupakan tipe generalis.

Selain itu, mungkin kalian juga pernah menjumpai orang yang hebat di beberapa hal sekaligus. Mungkin hanya sedikit orang-orang unggulan, seperti pelajar yang cerdas di beberapa mata pelajaran sehingga ia sering menjadi contoh atau teladan bagi yang lainnya. Kalian dapat memilih menjadi orang dengan tipe generalis, spesialis, ataupun keduanya. Tentu dari tipe-tipe yang saya telah sebutkan, menjadi di tengah diantara generalis dan spesialis lebih menguntungkan.

Pada abad pembaharuan atau yang biasa disebut masa renaisans di Eropa, banyak ilmuan yang memiliki kemampuan di berbagai bidang sekaligus. Seperti contoh Leonardo Da Vinci yang merupakan seorang pelukis, pemahat/pematung, arsitek, penemu, ilmuwan, penulis, dan filsuf. Melihat realita, tentu tidak semua orang dapat menjadi seperti jenius seperti Leonardo Da Vinci. Namun setidaknya kita dapat meneladaninya sehingga setidaknya mendekati.

Connecting the dots adalah caranya. Karena ketika kita melihat relevansi atau hubungan dari satu bidang ke bidang lainnya kita akan lebih memahami dan menguasainya. Untuk itu kita perlu mempelajari banyak bidang dan melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang. Sehingga di dalam hidup kita, ilmu yang kita pelajari tidak terpisah-pisah, melainkan sebagai suatu keutuhan. Maka dari itu, kita sebagai manusia yang terus bertumbuh dan beradaptasi, kita tidak boleh berhenti belajar. Konteks belajar di sini bukan hanya berarti pelajaran di sekolah atau perguruan tinggi, namun dari mana saja. 

  332 Views    Likes  

Kuliah Gratis 4 Tahun? Ini Daftar Beasiswa Tiap Semester yang Jarang Orang Tahu!

previous post

Ikigai: Peta Harta Karun Untuk Menemukan Tujuan Hidupmu
Kuliah Gratis 4 Tahun? Ini Daftar Beasiswa Tiap Semester yang Jarang Orang Tahu!

next post

Kuliah Gratis 4 Tahun? Ini Daftar Beasiswa Tiap Semester yang Jarang Orang Tahu!

related posts