Hedonisme: Bertolak dari kemiskinan menuju kenikmatan

Filosofi hedonisme adalah pemikiran untuk mencapai kepuasan yang terbebas dari penderitaan. Tokoh yang pertama kali mencetuskan filosofi hedonism adalah seorang filsuf asal Yunani yaitu Epicurus. Pemikirannya dalam memandang sebuah hedonism terletak pada kepuasan sebagai sesuatu yang layak dicapai dalam hidup manusia. Akan tetapi, kebanyakan orang memandang hedonism sebagai sebuah kehidupan dimana kita sebagai manusia selalu memanjakan diri dan foya-foya hingga terkesan rakus. Sedangkan dalam pandangan yunani kuno, hedonism bukan serta merta suatu arti yang turun menurun dalam kehidupan yang rakus dan ceroboh.

Ada beberapa pandangan hedonism dalam filosofi yunani. Salah satu dari yang terkenal dikemukakan oleh Epicurus. Epicurus memiliki pandangan bahwa kebutuhan lebih utama daripada keinginan. Keinginan yang dimaksud oleh epicurus mengarah tepat pada hal-hal yang jauh dari prioritas dan kurang esensi bahkan praktis bagi kehidupan. Ketika seseorang menyadari fungsi dari masing-masing kebutuhan yang harus dipenuhi maka mereka akan mengkalkulasi ulang. Setelah menemukannya, mereka akan menggolongkan jenis-jenisnya. Dalam proses penggolongan seseorang akan sadar mengenai jumlah dan tingkat kebutuhan tersebut. Sehingga itu akan memunculkan rasa puas ketika mereka mampu mewujudkan dan mengendalikannya. Menurutnya kepuasan adalah kebajikan yang luar biasa dan yang terbaik adalah kehidupan yang menyenangkan. Selanjutnya dia juga menegaskan bahwa kepuasan yang paling tinggi terletak pada kebebasan dari rasa sakit. Sehingga setelah rasa sakit dan beban yang ditanggung hilang, seseorang lebih bisa menikmati arti dari kebebasan.

Menurut Epicurus, hidup hedonistic adalah suatu kebebasan dari sakit secara rohani dan jasmani. Kebanyakan orang mengalami kesalahan dalam mengartikan hedonism karena mereka sangat khawatir dan cemas terhadap langkah yang akan dilakukan selanjutnya. Dampak yang terjadi saat seseorang telah larut dalam pandangan hedon yang keliru akan mengalami kehilangan kendali. Hal tersebut timbul karena konsep pemikiran hedonism secara mentah bersumber pada kepuasan yang tidak mencapai titik temu. Semakin seseorang menggali dan mencari titik kepuasan maka ia belum sepenuhnya menemukan hasil yang tepat. Epicurus pada pemikiran hedonismnya mengatakan bahwa seseorang harus menghitung apa yang harus menjadi prioritas sebagai kepentingan pribadi jangka panjang dan melupakan apa yang menjadi kesenangan jangka pendek. Sehingga apa yang menjadi prioritas dan ukuran yang telah ditentukan akan membuat seseorang memahami bentuk dari hedonism.

Gaya hidup penganut aliran hedonism epicurus mungkin tidak terlihat dan terkesan pada kehausan hedonistic pada umumnya. Akan tetapi pemikiran dan wawasannya untuk melawan rasa sakit dan beban sangat layak diaplikasikan bahkan untuk kehidupan yang berbeda pada anak milenal saat ini. “You need to stop desiring anything you don’t naturally need” kata warren dalam buku epicurus. Mengamati sesuatu yang diinginkan dapat menjadi langkah baru untuk mengolah kepuasan. Ketika kita menginginkan sesuatu yang kurang penting entah itu sesuatu yang kurang berpengaruh dan sengaja terlintas dalam benak, kita perlu menyadarinya dan merefleksikannya. Melalui refleksi tersebut, kita mampu membuat perhitungan yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup yang sederhana(sesuai dengan porsi masing-masing). 

  215 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts