Jembatan tersebut bernama Jembatan Barelang. Nama Barelang sendiri merupakan singkatan dari tiga pulau yang dihubungkan, yaitu Batam, Rempang, dan Galang. Masyarakat juga kerap menyebutnya sebagai Jembatan Habibie, karena pembangunannya digagas olehf B.J. Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Kepala Badan Otorita Batam (BOB) pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Jembatan Barelang sebenarnya terdiri atas enam jembatan yang masing-masing memiliki nama tersendiri. Keenam jembatan tersebut adalah:
1.Jembatan Tengku Fisabilillah
2.Jembatan Nara Singa
3.Jembatan Raja Ali Haji
4.Jembatan Sultan Zainal Abidin
5.Jembatan Tuanku Tambusai
6.Jembatan Raja Kecik
Nama-nama tersebut berasal dari nama para penguasa Kesultanan Riau pada abad ke-15 hingga ke-18 sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah dan budaya Melayu di wilayah tersebut.
Untuk melewati seluruh rangkaian jembatan ini, dibutuhkan waktu sekitar 50 menit dengan jarak tempuh kurang lebih 50 kilometer. Selain berfungsi sebagai penghubung antar pulau, jembatan ini juga memperlancar akses logistik dan mobilitas masyarakat dari dan menuju Pulau Batam, Rempang, serta Galang.
Pembangunan Barelang dimulai pada tahun 1992 dan selesai pada tahun 1998. Proyek ini dirancang sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan industri, pariwisata, dan konektivitas antar wilayah di Kepulauan Riau, khususnya Batam dan sekitarnya.
Kini, Jembatan Barelang bukan hanya menjadi infrastruktur penghubung, tetapi juga telah menjadi ikon Kota Batam. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara datang untuk menikmati pemandangan dari jembatan ini atau sekadar berfoto di lokasi yang menjadi simbol kemajuan Kota Batam tersebut.