Kaderisasi? Pentingkah?

Beberapa waktu lalu, kami mendapat kabar duka dari Makassar setelah seorang mahasiswia Universitas Muslim Indonesia (UMI) berinisial ZA meninggal dunia saat menjenguk seorang eksekutif. Tak sedikit yang kemudian menanyakan aktivitas manajemen mana yang bertanggung jawab atas jumlah korban tewas tersebut.

Seorang mahasiswa berinisial ZA diketahui meninggal dunia usai mengikuti kegiatan kaderisasi pada Minggu (24 Juli) di Embung Pagi, Kecamatan Thingimongkol, Kabupaten Gowa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Hal itu dibenarkan Kapolres Tinggimoncong Gowa AKP Jumadi.

“Korban dibawa ke Puskesmas, namun nyawanya tidak tertolong. Korban dinyatakan meninggal dunia," kata Jumadi seperti dikutip Newscoil.

Korps ini kebetulan diikuti 24 mahasiswa baru ZA dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UMI.

Jadi apasih pengkaderan itu? bukankah pengkaderan negeri ini terlalu ironis? Setelah regenerasi selesai, semua mahasiswa botak berkelahi, melantunkan yel-yel sorak-sorai, runtuh ke dalam realita dunia perkuliahan dan bekerja lebih kejam dari kepala botak, berteriak, regenerasi saat latihan melambangkan regenerasi .

Hal ini adalah hal yang sangat menarik untuk di bahas karens kaderisasi yang masih menimbulkan pro kontra ini masih saja menjadi budaya di negri ini.

Regenerasi mahasiswa sangat diperlukan, akan tetapi bisa juga sangat tidak perlu, Mengapa Mahasiswa harus memiliki pola pikir yang disiplin. Presidium tentunya merupakan tempat yang baik untuk meningkatkan sistem disiplin mahasiswa. Bagian integral dari tim.

Jadi mengapa tidak ada regenerasi? Mari kita lihat sistem saat ini, apa yang kita lihat, dan perilaku mahasiswa yang dikatakan telah melalui apa yang disebut regu. Hanya sejumlah kecil mahasiswa yang dapat menggunakan item yang diperoleh selama periode regenerasi. Saya tidak mengetahui tentang pembalasan dengan kedok memperkuat disiplin. Dan tentunya selama ini masih ada arena retribusi dalam sistem regenerasi mahasiswa.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, eksekutif adalah seorang eksekutif atau orang yang diharapkan berperan penting dalam sebuah organisasi. rakyat.

Tujuan eksekutif adalah membentuk karakter peserta agar sesuai dengan ideologi organisasi. Tindakan eksekutif biasanya berupa penanaman nilai-nilai organisasi awal saat anggota baru bergerak menuju tujuan organisasi. Diharapkan Skuad

dapat bekerja sama untuk menciptakan regenerasi untuk mencapai tujuan mereka. Dengan demikian, ada proses pengembangan, pembinaan, dan pengembangan anggota di dalam tim.

Namun demikian, dalam beberapa kasus, seperti kematian mahasiswa ZA, makna kaderisasi yang sebenarny sudah dilanggar. Dengan demikian, sejumlah besar mahasiswa baru dan orang tua mereka melihatnya sebagai pelecehan, penyiksaan dan bahkan penipuan.

Akan tetapi pada kenyataannya, mahasiswa baru identik dengan pelatihan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Oleh karena itu, penting bagi mahasiswa senior untuk memahami esensi mengarahkan para mahasiswa baru agar konsep kaderisasi tidak menyimpang kemana mana.

Kaderisasi yang dibutuhkan saat ini adalah yang disebut “Memanusiakan manusia”. Mahasiswa bukanlah kelinci percobaan yang perilakunya dimanipulasi dengan menerapkan aturan coba-coba tanpa penelitian atau evaluasi sebelumnya. Ketika kita berbicara tentang bagaimana dan apa yang kita butuhkan, sistem regenerasi adalah pedoman yang nantinya harus menjadi panduan dasar bagaimana semua sistem bekerja dan cetak biru yang kemudian mengarah pada proses regenerasi. . Regenerasi akan menjadi lebih terstruktur dan bermakna, terutama bagi mahasiswa, setelah pedoman dasar sebelumnya telah melewati tahap penelitian yang valid dan berbagai kajian telah diselesaikan.

Pola pemutaran teoretis harus dijaga agar tetap minimum. Bukan untuk menghapus, hanya untuk mengurangi persentase. Karena diharapkan praktek di lapangan lebih bermanfaat. Ingatlah bahwa teori dapat berbanding terbalik dengan kondisi lapangan. Program seperti pengabdian masyarakat dapat sangat membantu selama masa pemulihan.Mahasiswa psikologi tidak hanya belajar langsung di lapangan, tetapi tentu saja perilaku manusia, dan mempelajari masalah apa yang sedang terjadi di masyarakat.

Pada hakikatnya yang sebenarnya kita butuhkan adalah panduan standar yang menjelaskan cara kerja sistem kaderisasi. Hal ini nantinya akan digulirkan ke seluruh universitas, dan tentunya akan memudahkan untuk memantau dan meminimalisir sistem Haze, yang akan menjadi momok begitu regenerasi terjadi.

Pada paragraf terakhir artikel ini memungkinkan kita untuk memberikan setidaknya sedikit gambaran yang mungkin berguna di masa depan untuk kepentingan sistem kaderisasi mahasiswa.

Maka dengan begitu mari kita renungkan dengan bersama sama makna dari regenerasi mahasiswa yang sebenarnya. Padahal, makna kaderisasi itu sendiri sederhana, yaitu hanya bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkelanjutan, beretika, disiplin dan sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Dan definisi yang paling sederhana, kaderisasi adalah kesempatan untuk belajar tentang cinta mahasiswa kampus, sistem kuliah yang mereka temui, dan fakultas yang lebih sering berkomunikasi dengan mereka. Bukankah itu mudah? Jadi mengapa kita memperumitnya dengan praktik gila yang seharusnya tidak perlu?

 

 

  552 Views    Likes  

meriah Megah Acara Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Ciputra Surabaya

previous post

Mengenal Lebih Dekat Dengan Universitas Mercu Buana Jakarta
meriah Megah Acara Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Ciputra Surabaya

next post

meriah Megah Acara Orientasi Mahasiswa Baru Universitas Ciputra Surabaya

related posts