Teori penetrasi sosial merupakan salah satu teori dalam komunikasi yang membahas tentang pola perkembangan suatu hubungan interpersonal. Teori ini dikemukakan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor. Dalam teori penetrasi sosial, perkembangan hubungan manusia dianalogikan sebagai lapisan bawang. Dikatakan demikian, karena dalam membangun suatu hubungan dengan seseorang, tidak mungkin secara instan dapat dekat dengan orang tersebut. Namun, perlu pendekatan secara perlahan-lahan terlebih dahulu. Semakin kita bisa melakukan pendekatan, maka lapisan-lapisan dalam diri seseorang tersebut akan terbuka dengan sendirinya. Akan tetapi, perkembangan kedekatan hanya akan terjadi jika seseorang menemukan kecocokan sehingga melanjutkannya secara bertahap dan teratur dari tingkat pertukaran yang dangkal menuju intim.
Dalam analogi lapisan bawang terdapat dimensi dalam kedekatan suatu hubungan melalui self-disclosure (pengungkapan diri), yaitu luas dan kedalaman. Luas mengacu pada jumlah topik yang dibahas dalam suatu hubungan serta jumlah waktu yang dihabiskan untuk berkomunikasi membahas berbagai topik dalam suatu hubungan. Sedangkan kedalaman memacu pada tingkat keintiman ketika membahas suatu topik.
Ada 4 tahapan dalam teori penetrasi sosial, yaitu tahap orientasi, tahap pertukaran penjajakan afektif, tahapan pertukaran afektif, dan tahapan pertukaran stabil. Yuk simak penjelasannya di bawah ini!
1.Tahap Orientasi (Orientation Stage)
Orientasi merupakan tahapan/proses paling awal dalam teori penetrasi sosial. Tahapan ini berada pada tingkat publik atau masyarakat. Dalam tahap orientasi, hanya terlihat sedikit demi sedikit identitas diri kita yang terungkap kepada orang lain. Pada tahapan ini, seseorang akan bertindak secara hati-hati agar sesuai dengan kebiasaan di masyarakat, seperti menyapa ketika berpapasan dengan seseorang.
2. Tahap Pertukaran Penjajakan Afektif (Exploratory Affective Exchange Stage)
Pada tahapan ini, perluasan area umum dalam diri mulai terjadi. Seseorang mulai memunculkan kepribadian dalam dirinya. Satu sama lain saling berinteraksi dan menjelajah antarhubungan yang dimulai dari sesuatu yang umum. Jika tahapan orientasi tadi berada pada tingkat publik atau masyarakat, maka tahapan pertukaran penjajakan afektif ini berada pada tingkat tetangga sekitar.
3. Tahap Pertukaran Afektif (Affective Exchange Stage)
Dalam tahap pertukaran afektif, interaksi yang terjadi mulai bergerak bebas, tanpa beban, dan santai. Proses komunikasi akan berjalan secara spontan dan keputusan dibuat secara cepat tanpa memperhatikan hubungan secara keseluruhan. Tahapan ini berada pada tingkat persahabatan ataupun pasangan yang sudah saling menunjukkan komitmen dan kenyamanan.
4. Tahapan Pertukaran Stabil (Stable Exchange Stage)
Pertukaran stabil merupakan tahapan/proses paling akhir dalam teori penetrasi sosial. Tahapan ini berkaitan dengan ekspresi, pemikiran, perasaan, dan perilaku seseorang secara lebih terbuka yang kemudian menghasilkan tingkat spontanitas tinggi serta keunikan dalam hubungan. Tahapan akhir ini sudah berada pada tingkat keintiman suatu hubungan.
Dalam penetrasi sosial hanya mengenal keuntungan dan kerugian relasional sebagai hasilnya. Keuntungan dapat diperoleh jika hubungan yang dijalin memberi kesenangan, kepuasan, dan kebahagiaan. Begitupula dapat dikatakan menimbulkan kerugian jika hanya menimbulkan ketidakpuasan dan kesedihan. Seseorang yang mendapatkan keuntungan cenderung bertahan dalam hubungan. Sebaliknya jika hanya kerugian yang didapatkan, maka seseorang bisa memutuskan untuk berhenti.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan