Ketahui Jenis-Jenis Komunikasi Toxic Yang Perlu Dihindari

Hollaaa Sobat OSC! Kali ini kita akan bersama-sama memahami apa saja jenis komunikasi yang beracun atau toxic serta upaya untuk kita bisa menghindari komunikasi toxic pada orang lain. Memang penting untuk kita sebisa mungkin menghindari sikap toxic dari orang lain. Namun, terkadang juga bukan hanya orang lain loh yang toxic, mungkin tanpa sadar justru kita yang malah sering bersikap dan menerapkan komunikasi toxic terhadap orang lain. Sebab yang namanya manusia, kita terkadang khilaf dan tidak sadar akan apa yang kita lakukan. Namun bukan berarti kita tidak bisa menyangkalnya, ya. Makanya, yuk kita simak bersama-sama apa saja sih jenis komunikasi toxic yang perlu kita hindari demi menjaga hubungan kita dengan orang-orang disekitar.

Komunikasi Toxic 1: Kritikan yang menyerang karakter seseorang

Bukannya fokus pada perilaku tertentu, kritikan menyerang karakter seseorang. Kritikan ini dicirikan dengan penggunaan pernyataan ‘kamu’. Pernyataan ‘kamu’ seringkali terasa seperti serangan terhadap kepribadian seseorang. Contohnya, “Kamu sangat malas untuk menyelesaikan tugas ini!”, “Kamu tidak pernah memikirkan siapapun kecuali diri kamu sendiri!”, dan berbagai kritikan yang menjudge atau menyerang karakter seseorang. Ini bisa kita coba sangkal dengan cara mengeluh tanpa menyalahkan. Misalnya, “Aku merasa tugas ini tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Sebaiknya kita berdiskusi lagi dan menyelesaikannya seceppat mungkin”.

Komunikasi Toxic 2: Pembelaan diri

Suatu sikap defensive merupakan cara menyalahkan partner atau lawan bicara kita. Kita mengatakan bahwa masalahnya bukan diri kita, melainkan masalahnya adalah mereka. Sehingga mengakibatkan masalah tidak terselesaikan dan konflik semakin meningkat. Ini bisa kita sangkal dengan cara mengambil tanggung jawab. Dengan mengambil tanggung jawab atas sebagian konflik, komunikasi yang kemungkinan akan meningkatkan konflik dapat dihindari dengan mengakui peran masing-masing dalam konflik tersebut. Sehingga kita dan partner atau lawan bicara dapat bekerja dengan kompromi yang baik untuk menuju hasil akhir atau kesepakatan yang maksimal dan memuaskan semua pihak.

Komunikasi Toxic 3: Penghinaan

Sebuah penghinaan muncul dalam pernyataan yang berasal dari posisi seuperioritas dari partner bicara. Beberapa contoh yang termasuk dalam penghinaan, seperti sarkasme, sinisme, mencibir, mengejek, humor yang tidak menyenangkan, dan memutar mata. Perlu diketahui bahwa penghinaan itu akan merusak hubungan. Untuk itu, cara menangkalnya ialah dengan membangun budaya penghargaan dan rasa hormat. Cara ini dapat bekerja dengan sangat baik, karena mengungkapkan pemahaman langsung. Kita tidak membuat pernyataan menghina terhadap partner kita atau mengambil posisi superior terhadapnya.

Komunikasi Toxic 4: Menutup Diri

Hal ini terjadi ketika kita menarik diri sepenuhnya dari pembicaraan dan tidak lagi menanggapi partner atau lawan bicara kita. Untuk aku sendiri, ini biasanya terjadi ketika mulai merasa kewalahan secara emosional, sehingga reaksinya ialah menutup diri, berhenti bicara, dan melepaskan diri. Dititik ini, kita gak bisa berpikir secara rasional dan logis. Apapun yang dikatakan pada saat ini hanya akan merusak percakapan dan hubungan. Nah, cara menangkalnya adalah dengan mengambil jeda untuk menenangkan diri. Kita bisa melakukan istirahat selama 20-30 menit atau meluangkan waktu untuk berpikir tentang apa yang sebenarnya ingin diungkapkan. Setelah merasa tenang, penting untuk terhubung kembali dengan partner bicara kita. Bukannya malah menghindari percakapan, malah harus menunjukkan kesediaan kita untuk terus mengupayakan perbaikan komunikasi dan hubungan.

 

Yang pasti tujuan komunikasi yang baik itu bukan hanya sekedar untuk mengungkapkan masalah yang ada, atau siapa yang salah dan siapa yang benar. Melankan lebih berfokus pada kompromi dan pecarian solusi dari masalah itu sendiri secara bersama-sama. Semoga artikel kali ini bermanfaat, ya!

Thanks for reading! See u!

  146 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts