Sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia bahwa Gunung Semeru merupakan simbolik keindahan alam bagi pulau Jawa terutama provinsi Jawa Timur. Salah satu aset kekayaan yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sebagian warga khususnya warga kota Malang. Siapa sangka jika keindahan alam tersebut menghasilkan kekayaan berupa ladang mutiara hitam di daerah Malang. Asal muasal kata ladang mutiara hitam menandakan begitu luasnya pasir hitam yang mengalir mengikuti arus sungai di sekitar hamparan lereng gunung semeru.
Dengan adanya kekayaan tersebut memberikan keuntungan tersendiri bagi kelangsungan pembangunan khususnya sekitar daerah terdekat Gunung Semeru. Adapun warna dan kualitas jauh lebih baik di bandingkan tambang pasir di tempat lain. Hal tersebut terbukti dikarenakan banyak orang yang memberikan tanggapannya mengenai kualitas pasir lereng semeru. Secara tidak langsung dengan adanya aliran pasir dari lereng semeru membuat nilai tambah bagi ekonomi setempat.
Penambangan pasir masih dilakukan secara tradisional dimana para warga masih menggunakan alat cangkul atau sekop yang nantinya di masukkan dalam ban yang di beri alas untuk di bawa ke tepi sungai dan dimasukkan ke dalam bak truk. Setelah itu truk akan membawa pasir-pasir tersebut ke rumah warga yang memang sedang membutuhkan pasir untuk bahan pembangunan. Selain itu pasir di lereng semeru ini biasa di gunakan pada proyek-proyek besar mengingat kualitas pasir yang baik.
Di samping itu, sebenarnya terdapat dampak yang ditimbulkan dari penambangan pasir ini salah satunya dampak jangka panjang yang akan memicu kelongsoran tebing-tebing sungai dikarenakan terlalu sering di gali. Sudah menjadi mata pencaharian warga lereng semeru sehingga hanya bisa mengantisipasi dengan adanya keadaan tersebut.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan