Mencari Kebahagiaan Melalui Stoicism

Stoicism adalah salah filosofi hidup yang cukup populer akhir-akhir ini. Selain itu stoicism, stoikisme, atau stoa merupakan filosofi dapat dibilang relate atau relevan dari awal dibuat oleh Zeno pada awal abad ke3 dan dipopulerkan oleh Seneca, Epictitus, dan Marcus Aurelius. Ajaran stoa sangat beragam, namun dapat disimpulkan menjadi perkembangan logika (terbagi dalam retorika dan dialektika), fisika, dan etika (memuat teologi dan politik).

Salah satu ilustrasi atau cerita mitologi Yunani yang terkenal tentang ajaran stoa yaitu kisah seorang bernama Sisifus yang dihukum oleh dewa untuk membawa batu yang besar ke atas gunung. Namun ketika sudah sampai di atas gunung, batu itu akan jatuh dan orang tersebut akan membawa batu itu ke atas gunung kembali, siklus tersebut terus menerus terjadi sepanjang hidupnya. Apakah ilustrasi tersebut terdengar atau terasa seperti terjadi di kehidupan kita?

Kita sebagai manusia tentu mengalami siklus senang dan sedih, berusaha untuk mencapai tujuan demi tujuan, dan itu terjadi terus menerus sepanjang hidup kita. Bukan berarti hidup kita meaningless dan tidak perlu diperjuangkan, namun sebaliknya. Dengan mengetahui kita semua menjalani siklus yang sama terus menerus, kita tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi orang yang sempurna dan bahagia terus menerus.

Stoicism tidak mengajarkan kita menjadi seseorang yang pesimis, melainkan lebih objektif dalam berpikir dan bertindak dengan mengesampingkan emosi yang berlebihan dan implusif. Justru esensi kebahagiaan itu terbentuk karena ada kesedihan atau penderitaan pada proses dalam mencapai kebahagiaan itu sendiri.

 

  176 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts