MERDEKA, HARFIAH DAN REALITA. Mampukah kalian menyadarinya?

1. 'Flashback' Tepat pada tanggal 17 Agustus 2019 yang lalu, bangsa Indonesia memperingati hari proklamasi kemerdekaan RI yang ke-74 tahun. Seruan yang membuktikan Indonesia telah merdeka dari penjajahan negara lain berdengung di seluruh daerah di Indonesia. Tapi apakah kata "merdeka" hanya digunakan ketika suatu negara bebas dari penjajahan negara lain?. 1. KITA TELAH MERDEKA!, secara harfiah. Bila ditelusuri mengenai arti dari kata "kemerdekaan" menurut Wikipedia ialah "disaat suatu negara meraih hak kendali atas seluruh wilayah bagian dari negaranya. Serta disaat seseorang mendapatkan hak untuk mengendalikan dirinya sendiri tanpa campur tangan orang lain dan atau tidak bergantung pada orang lain lagi". Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa Indonesia memang "merdeka". Namun secara harfiah Indonesia belumlah "merdeka sepenuhnya". ini juga terkait dengan tema atau tujuan bangsa Indonesia saat ini yang dikemukakan oleh Ir.H. Joko Widodo yaitu "SDM UNGGUL, INDONESIA MAJU". 2. GAWAT! FONDASI KEMERDEKAAN INDONESIA MASIH TERJAJAH. Demi tercapainya penyediaan sumber daya manusia yang terkelola dengan baik, maka komponen penunjang seperti kesehatan, pendapatan ekonomi, dan tentunya sarana pendidikan haruslah memadai. Namun faktanya di sektor inilah sebagian besar masyarakat Indonesia belum dikatakan "merdeka". Dari sektor kesehatan, dilansir dari Tirto.id indeks kesehatan Indonesia dapat dikatakan sangat rendah. Indonesia berada di urutan 101 dari 149 negara dalam indeks kesehatan global 2017. Ditambah dengan belum meratanya pelayanan kesehatan seluruh masyarakat Indonesia, program pemerintah seperti BPJS pun memiliki kekurangan seperti defisit pada tahun 2018 sebesar 9,1 triliun, dan belum semua warga negara Indonesia yang mendapat BPJS. 3. Hampir semua orang tahu, Indonesia belum merdeka di sektor ini. Dari sektor ekonomi, Badan Pusat Statistik(BPS) merilis angka kemiskinan di Indonesia sebesar 25,95 orang atau 9,82% dari total populasi penduduk Indonesia. Faktor kemiskinan ikut menghambat terciptanya SDM yang berkualitas, pemenuhan kebutuhan menjadi sulit karena pendapatan masyarakat yang tergolong kecil dan tidak menentu. Akibatnya masyarakat hanya mampu untuk membeli makanan demi bertahan hidup. Kemudian pada sektor pendidikan, Kurangnya pemerataan pendidikan, pemerataan kualitas guru, sulitnya mendapatkan media pembelajaran, kondisi gedung sekolah, serta biaya pendidikan yang terbilang mahal oleh beberapa kelompok masyarakat. Hal yang wajar bila Indonesia berada di peringkat 108 dunia seperti yang dilansir di situs siedoo.com pada tahun 2018. 4. Lalu kenapa? Hal yang memilukan bila melihat penjabaran data di atas. Negara kepulauan terbesar, suku bangsa dan ragam adat budaya daerah terbanyak, namun tidak sebanding dengan terpenuhinya hak-hak dasar setiap warga negara untuk membentuk SDM yang berkualitas. Ditambah maraknya peredaran kabar bohong atau "hoax" di masyarakat memicu permusuhan karena perbedaan etnis, suku, dan agama yang mendiskriminasi kelompok lain membuat terhambatnya pembangunan Indonesia. Sudah saatnya generasi saat ini ikut berkontribusi demi mendorong terlaksananya program pemerintah. Mengunggah konten positif, memverifikasi kebenaran setiap berita yang dibaca, serta tidak terpancing oleh isi berita yang provokatif dan tidak menyebarkannya adalah langkah efektif mencegah efek berita bohong. Patuh akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Mendukung program pemerintah dan ikut mengawasi jalannya pemerintahan adalah langkah sederhana bagi seluruh rakyat Indonesia untuk membantu pemerintah melakukan pembangunan pada negeri ini.

  395 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts