PELECEHAN SEKSUAL? MUNGKINKAH KITA MENJADI KORBAN ATAU PELAKU?

Sebelum membahas lebih dalam mengenai mungkinkah kita menjadi korban atau pelaku dari pelecehan seksual berikut adalah penjelasan dari pelecehan seksual.

Pelecehan seksual adalah tindakan seksual lewat sentuhan fisik maupun non fisik dengan sasaran organ seksual atau seksualitas korban. Tindakan yang dimaksud termasuk juga siulan, main mata, ucapan bernuansa seksual, mempertunjukkan materi pornografi dan keinginan seksual, colekan atau sentuhan di bagian tubuh, dan gerakan atau isyarat yang bersifat seksual sehingga mengakibatkan rasa tidak nyaman, tersinggung, merasa direndahkan martabatnya, dan mungkin sampai menyebabkan masalah kesehatan dan keselamatan. (Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Penghapusan Kekerasan Seksual oleh KOMNAS Perempuan)

Tentunya dari pengertian tersebut pelecehan seksual tidak sama dengan kekerasan seksual. Pelecehan seksual merupakan salah satu tindakan dari kekerasan seksual. Banyak anggapan bahwa pelecehan seksual hanya terjadi pada perempuan saja. Akan tetapi, pelecehan seksual dapat terjadi bagi perempuan atau laki-laki dan tidak memandang usia pula. Pelecehan seksual juga terjadi bukan karena pakaian yang di pakai oleh korban. Karena faktanya banyak korban yang memakai pakaian tertutup bisa mengalami pelecehan seksual. Begitu pula sebaliknya, pelaku pelecehan seksual tidak bisa dinilai dari apa yang terlihat secara kasat mata.

Lalu apakah kita bisa menjadi korban atau pelaku? Ya, kita bisa saja menjadi korban atau pelaku dari pelecehan seksual Contohnya adalah sebagai berikut :

Pelecehan gender

Berupa komentar bernuansa seksual, cabul atau humor tenang seks dari gender lain.

Contohnya sebagai berikut :

Eh, badanmu kok seksi sekali.” “Payudaramu besar sekali” “Wah kasihan ya burungnya kecil (mengarah ke alat kelamin pria)

Tentunya komentar tersebut pernah terjadi bukan di lingkungan sekitar kita terutama di fase remaja ini. Hal ini tentunya bisa terjadi kapan saja dan dimana saja selain body shaming, komentar tersebut termasuk dalam pelecehan seksual karena bisa saja membuat orang yang mendapatkan komentar tersebut merasa tidak nyaman. Jika kita sebagai orang yang berkomentar maka kita bisa menjadi pelaku sedangkan kita yang menerima kita bisa menjadi korban.

 

Perilaku yang menggoda

Tindakan yang berkonten seksual bisa melalui siulan, isyarat, bahkan bisa saja berupa ajakan.

Contohnya sebagai berikut :

Ketika kita sedang berjalan, ada seseorang yang menatap dengan penuh nafsu dan bernuansa seksual. Ajakan berkencan yang berulang-ulang meskipun kita sudah menolak. Mengirim pesan dengan konten dan ajakan berbau seksual.

 

Penyuapan Seksual

Adanya iming-iming berupa imbalan untuk korban agar mau melakukan ajakan dari si pelaku.

Penyuapan seksual bisa terjadi karena adanya kekuatan dan kekuasaan, si pelaku merasa bahwa dia memiliki power yang lebih daripada korban.

 

Contoh :

Korban di iming-imingi akan diberikan uang akan tetapi harus mengirim foto telanjang atau yang kurang senonoh. Pemberian iming-iming hadiah kepada korban untuk memenuhi hasrat seksual pelaku.

 

Pemaksaan Seksual

Kondisi dimana pelaku memaksa korban untuk melakukan tindakan seksual. Jika korban menolak maka akan diancam yang merugikan korban.

 

Contoh :

Ketika korban yang akan dipaksa untuk melakukan tindakan seksual tidak mau korban bisa diancam bisa dipukul atau bahkan dirugikan lebih dari itu.

 

Pelanggaran seksual

Meraba, menyentuh, mencolek, memegang bagian tubuh seseorang secara paksa tanpa adanya persetujuan. Disini pelanggaran seksual bisa menjadi penyerangan seksual.

 

Contoh :

Begal payudara Merangkul seseorang yang menyebabkan tidak nyaman.

 

Dari pengertian dan contoh-contoh tersebut tentu bisa saja kita menjadi pelaku, terkadang kita menganggap bahwa komentar baik secara lisan maupun non lisan sebagai bahan gurauan akan tetapi, bagi orang lain hal itu bisa menimbulkan ketidaknyamanan sehingga bisa menjadi pelecehan seksual. Agar tidak menjadi pelaku, maka berhati-hatilah dalam bertindak. Karena setiap orang punya privasi dan punya sudut pandang masing-masing. Lebih baik menjaga lisan dan tulisan agar tidak menyakiti orang lain bukan? Dan ya, sebisa mungkin jangan jadi pelaku pelecehan seksual.

Lalu bagaimana jika kita menjadi korban? Hal ini tentunya bisa saja terjadi. Bagaimana caranya kita menjaga diri karena kita tidak tahu kapan kita bisa dalam bahaya dan situasi tersebut. Jangan memprovokasi jika tidak mau dieksekusi. Lebih baik mencegah daripada terlambat. Hindari jika memang bisa dan jangan hanya diam. Perlindungan dan pembelaan diri diperlukan jika kita menjadi korban. Jadilah berani, karena jika bukan diri kita sendiri lantas siapa lagi? Jangan takut dihakimi karena menjadi korban pelecehan seksual karena hukum akan selalu menjunjung tinggi kebenaran.

 

Stop Pelecehan Seksual.

  143 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts