Abstrak
Keterlibatan kerja merupakan isu penting dalam efektivitas organisasi. keterlibatan kerja akan terkait dengan kinerja karyawan yang lebih baik, pekerja yang terlibat sering mengalami emosi positif , mengalami kesehatan yang lebih baik dan juga menciptakan pekerjaan dan sumber daya pribadi mereka sendiri. keterlibatan kerja ditemukan berhubungan positif dengan sumber daya pekerjaan termasuk dukungan sosial dari atasan dan kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Pendahuluan
Dalam mencapai visi organisasi, karyawan sebagai sumber daya manusia yang terlibat penuh untuk mencapai keberhasilan. penting bagi organisasi untuk dapat mendapatkan, memelihara, mengembangkan dan mengelola sumber daya manusia. berbagai upaya yang organisasi berikan untuk mengoptimalakn kompetensi pendukung keberhasilan organisasi pada karyawan, salah satunya meningkatkan kinerjanya/ work engagement (keterikatan kerja). dikatakan pada jurnal (Widiasih, P. A. 2017) dikutip dari Scheimann (2011) menyatakan bahwa kleterikatan karyawan merupakan kontributor sangat penting dalam retensi karyawan, kepuasan pelanggan serta kualitas kinerja karyawan. hal ini sama dengan organisasi yang memberikan kepercayaan pada karyawan untuk terlibat dalam setiap pekerjaan dengan kompetensinya.
Spreitzer (1995) menemukan bahwa kepuasan, perilaku inovatif, dan upaya penurunan stress berkaitan dengan pemberdayaan karyawan. pemberdayaan psikologis menurut Spreitzer bersifat mikro yang berfokus pada organisasi melihat pengalaman karyawan atas pemberdayaan psikologis yang diberikan. mengingat bahwa pemberdayaan yang diberikan organisasi seperti kepercayaan organisasi atas kemampuan karyawan dalam mengelola pekerjaan, maka karyawan akan merasa terlibat.
membangun keterlibatan pada karyawan juga dipengaruhi oleh pemimpin. pemimpin memiliki peran dalam mengatur atau mengkoordinasikan pada karyawan terkait gambaran ideal atau visi perusahaan dengan cara melibatkan para anggotanya secara emosional dalam mencapai tujuan organisasi, sehingga karyawan bisa menemukan makna kerja dan membangun keterlibatan penuh. kepemimpinan profetik direkomendasikan sebagai salah satu alternatif dalam pengelolaan kelompok. penelitian widiasih pengatakan bahwa kepemimpinan profetik merujuk pada sikap Nabi Muhammad dalam memimpin.
Metode Penelitian
Subyek
Karyawan swasta di DKI Jakarta sebagai karyawan tetap minimal masa jabatan 1 tahun dengan latar belakang S1 minimal
Alat Ukur
Skala kepemimpinan profetik yang disusun oleh Budiarto & Himam (2006) yang terdiri dari 40 butir soal, meliputi dimensi Shidiq, Amanah, Tabligh dan Fatonah. Skala pemberdayaan psikologis yang disusun oleh Spreitzer (1995) terdiri dari 12 butir soal dimensi meaning, competence, self determination, dan impact. skala keterikatan kerja yang disusun oleh Schoufeli et al (2006) yang terdiri dari 9 nutir soal, meliputi dimensi vigor, dedication dan absorption.
Teknik analisa data
Uji hipotesis dengan analisis regresi berganda
Hasil Analisa Data
berdasarkan 239 responden dalam penelitian ini, terdapat korelasi antara ketiga variabel. artinya, peran kepemimpinan profetik dan pemberdayaan psikologis berhubungan terhadap keterkatan kerja pada karyawan di DKI Jakarta.
Diskusi
Kepemimpinan yang dimiliki Rasulullah dapat meningkatkan keterikatan kerja karyawan, dikatakan bahwa sesuai dengan penelitian yang dilakukan Diana (2011). pada pemberdayaan psikologis sesuai dengan peneliti yang dilakukan oleh May et al (2004). penelitian ini berkontribusi sebesar 11,2% terhadap keterikatan kerja karyawan.
Kesimpulan
Peran kepemimpinan profetik dan pemberdayaan psikologis berpengaruh terhadap keterikatan kerja pada karyawan di DKI Jakarta