peranan pelajar dalam keberlangsungan budaya daerah melalui media sosial

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan banyak daerah-daerah serta suku dan adat istiadat yang beragam. Menurut hasil penelusuran mesin pencari Google, Indonesia memiliki 34 provinsi, 416 kabupaten, dan 1.340 suku bangsa(sensus Badan Pusat Statistik tahun 2010). Dari data ini tentu Indonesia punya banyak keberagaman budaya, bahasa, dan adat istiadat yang dapat dibanggakan. Namun pendapat ini tidak sesuai dengan kenyataan di masyarakat umum di Indonesia. Zaman perkembangan teknologi seperti saat ini, banyak orang lebih terfokus hanya mengikuti tren perkembangan IPTEK. Masyarakat dibuat terlena dengan berbagai kemajuan dan penyebarluasan informasi secara cepat dari wilayah atau bahkan negara lain. Tidak hanya berita, namun terselip juga penyebaran kebudayaan dan paham asing dari negara lain yang cenderung diterima oleh masyarakat Indonesia tanpa sikap selektif. Dapat terlihat dari gaya busana, gaya hidup, hiburan seperti band-band negara lain yang lebih populer di Indonesia. Hal ini mengakibatkan sebagian besar masyarakat Indonesia melupakan kebudayaan aslinya. Secara langsung terlihat dari tidak pasih dalam penggunaan bahasa daerah, lupa akan adat istiadat dan kebiasaan suku asalnya atau bahkan sejarah dari sukunya sendiri. Akan sangat memalukan bila hal ini dibiarkan terus menerus 100 tahun ke depan masyarakat Indonesia lupa akan budayanya sendiri, kemudian kebudayaan Indonesia di klaim oleh negara lain. Disinilah pentingnya generasi saat ini untuk melakukan pencegahan sedini mungkin. Salah satu cara yang efektif adalah melalui bacaan di internet atau sosial media, kita sebut saja hal ini dengan"literasi online". Menurut Wikipedia, literasi ialah "istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari". Manfaat yang didapat adalah penulis akan secara tidak langsung belajar mengenai kebudayaan daerah, pencarian data, penyusunan kata, dan melatih kemampuan persuasi untuk menarik minat pembaca. Sedangkan pembaca juga akan mempelajari pemaparan yang disampaikan oleh penulis dan memiliki kemungkinan untuk menyebarkan informasi itu kembali, tentunya penulisan literasi berdasar pada data yang ada di lapangan. Mengapa melalui sosial media? Hal ini dikarenakan sosial media juga berfungsi sebagai penyebaran informasi dari berbagai wilayah dengan cepat. Ini juga berkaitan dengan maraknya beredar berita palsu atau "hoax", serta ujaran kebencian, bahkan kita "diadu domba" oleh perbedaan etnis dan kebudayaan daerah. Dengan banyaknya masyarakat yang membuat dan menyebarkan literasi mengenai kebudayaan daerah melalui sosial media maka berita palsu atau ujaran kebencian akan semakin sedikit penyebarannya. Hal ini terkait hasil riset oleh Wearesocial Hootsuite yang dirilis pada Januari 2019 memaparkan bahwa pengguna sosial media di Indonesia mencapai 150 juta atau 56% total populasi. Jumlah yang besar melebihi sebagian populasi penduduk di Indonesia. Masyarakat Indonesia harus peka terhadap kebudayaan daerah asalnya, karena penjajahan saat ini berubah bentuk menjadi lebih modern melalui penyebaran informasi dan perkembangan teknologi. Jangan sampai generasi selanjutnya tidak mengenal identitas asli dirinya sebagai warga negara Indonesia.

  1857 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts