Reuni Menjadi Tidak Penting Jika Hanya Sibuk Pamer

Reuni merupakan agenda yang menjadi kegiatan rutin setiap ramadan datang. Tidak peduli sekolah tengah libur, atau kampus sedang sibuk ujian tengah semester reuni tetap jadi agenda wajib.

Reuni sebenarnya bertujuan untuk mengenang kembali kisah yang pernah terjadi di masa lalu. Misalnya reuni SMP, cerita soal kantin saat makan gorengan lalu pergi begitu saja tanp membayar.  Kisah saat menjahili guru dengan alasan sakit lalu pergi ke UKS. Dan sederet kisah kerinduan lainnya yang mestinya kian mengakrabkan satu sama lain karena lama tidak bertemu.

            Jika mau dipandang lebih prestisius acara reuni itu ajang usaha untuk menyambung kembali sisa masa lalu yang bisa dipahat kembali. Jangan kira reuni hanya soal hahahihi, ada ajang cari jodoh pula bagi mereka yang belum memiliki pasangan. Bahkan tidak jarang muncul bibit perselingkuhan tak kala reuni terjadi.

            Bagi sebagian orang reuni menjadi tempat untuk kembali menjalin silaturrahmi yang sudah lama tidak terjadi akibat kesibukan masing-masing. Entah sibuk karena tuntutan dunia kerja, sibuk tugas kuliah atau sibuk menjadi pengangguran.

Sebagian orang yang sangat mendambakan reuni sebenarnya adalah mereka yang kehidupannya sudah mapan, dengan karir yang mentereng, dan bergelimang harta. Kadang sampai bela-belain datang jauh hanya demi memamerkan dirinya lebih baik dari teman seangkatan.

            Namun, bagi saya reuni terkadang hanya menjadi ajang pamer ria untuk saling bercerita kemajuan masing – masing, sampai lupa bercerita soal keseruan di masa lalu. Kisah pamer itu sering membuat telinga orang lain panas, ya meskipun yang bercerita dan pamer kesuksesannya seru tapi ingat ada yang mendengarkan.

Saya jadi ngeri dengan acara reuni terakhir SMP tahun lalu, memang pada awalnya cerita yang disajikan soal keseruan saat SMP. Lama kelamaan ceritanya merembet pada pertanyaan aneh yang diajukan beberapa orang teman yang memang secara karir sudah cukup mentereng.

            Bervariasi, mulai dari pertanyaan kapan wisuda, kapan nikah, sudah berpenghasil atau masih jadi beban orang tua. Saya paham mungkin pertanyaan yang mereka ajukan bermaksud ingin tahu bagaimana kehidupan temannya saat ini yang dulu dikenalnya saat SMP. Tetapi sungguh tidak enak, timbal balik dari pertanyaan itu berupa pamer kesuksesan.

            Saya paham, mengapa tiap tahun acara reuni yang ikut makin berkurang. Bukan perkara kesibukan, tapi perkara takut dijejar pertanyaan yang timbal baliknya menunjukkan dirinya lebih baik di antara yang lain. Sebenarnya itu tidak salah sepenuhnya, apalagi jika yang dipamerkan merupakan kenyataan.

            Namun, acara reuni nantinya menjadi tidak penting dan malas untuk diikuti banyak pihak. Permasalahannya karena ada sebagian orang yang merasa bukan siapa – siapa atau bukan apa apa sehingga merasa insecure untuk hadir di tengah orang orang hebat. Meskipun ada buah kesadaran berjumpa teman lama adalah untuk mengembalikan energi baru. Apa daya bagi yang energi memang sudah mentok reuni adalah hal yang harus dihindari.

  275 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts