Halo sobat OSC Medcom! Kesempatan kali ini saya akan review drama korea Law School yang baru saja tamat di episode keenam-belasnya pekan ini. Setelah nonton drama ini pasti semuanya jadi makin terbuka wawasannya akan jurusan hukum. Oh iya, di OSC sendiri ada beasiswa jurusan hukum di beberapa universitas, loh, salah satunya Universitas Trisakti!
Law School adalah drama korea yang menceritakan misteri pembunuhan yang terjadi di universitas bergensi korea. Tersangka utama dalam pembunuhan ini adalah dosen sekaligus mantan jaksa, Jang Yong Hoon, yang dituduh membunuh karena motif dendam karena pelaku utama kasus terakhirnya yang belum selesai adalah korban pembunuhan, Seo Byung Ju. Akan tetapi, bukti tidak jelas mengarah terhadap dosen tidak abash dan terjadi kebingungan siapa pelaku sebenarnya. Semua dosen, mahasiwa, jaksa, pengacara dan media terlibat dalam pengungkapan kasus tersebut. Banyak monopoli, suap, korupsi penipuan dan semua kejahatan kotor yang dilakukan oleh semua petinggi yang paham akan hukum. Penyalahgunaan hukum oleh petinggi membuat kasus pembunuhan tersebut sulit terungkap. Mahasiswa Han Joon Hwi, Ji-Ho, Dan Kang Sol B juga sempat dinyatakan sebagai tersangka yang kian membuat rumit dan membuat mereka giat mempelajari kasusnya sampai terkuak kebenarannya. Di tengah penyelidikan semua mahasiswa dan dosen dijerat masalah karena dalang semua penyalahgunaan hukum, Ko Hyung Su, merasa terdesak karena perlahan semua kasusnya terkuak satu demi satu.
Eits! Saya tidak akan membahas bagian hukumnya, ya, karena saya pun masih buta hukum dan pasal UU. Jadi saya akan membahas lebih ke alur atau plot yang digunakan dalam drama ini, yaitu Unreliable Narrator dan Deus Ex Machina. Keduanya adalah plot yang paling sering digunakan dalam karya sastra karena memang terbukti menghipnotis penontonnya untuk tetap penasaran dan merasa terhibur.
Pertama plot Unreliable Narrator adalah alur dimana penulis memberi informasi yang kuat akan tetapi itu hanya menyesatkan pembaca dan memanipulasi kebenaran agar pembaca terus bertanya-tanya, penasaran dan menebak tiap episodenya. Jelas terlihat ketika tiap episodenya segala bukti selalu berubah dan mengarah ke orang berbeda sehingga di episode pertama kita menebak Yang Jong Hoon pelakunya, selanjutnya kita menyangka Han Joon Hwi karena pamannya menghianati, atau kang sol B karena dia menjiplak disertasi korban atau bahkan ji ho karena ayahnya meninggal karena berita palsu yang disebarkan kolega korban dan selalu berlanjut ke semua orang yang menjadi tersangka. Plot Unreliable Narrator dalam film ini benar-benar bekerja membuat saya tidak sabar datangnya hari rabu dan kamis karena di hari itulah tiap episode baru ditayangkan baik di JTBC atau Netflix.
Kedua Deus Ex Machina yang biasanya ada pemain, kekuatan, media, atau acara yang tidak kita duga muncul secara mendadak di tengah konflik dan sekaligus menjadi solusi. Ini dapat dilihat di episode terakhir Kang Dan, kakak kembar Kang Sol A, datang ke korea sebagai saksi yang meruntuhkan semua dalih Ko Hyung Su sehingga dijerat hukuman atas semua penyelewengan kekuasaannya. Kang Dan memutar rekaman suara bahwa Ko Hyung Su yang memanipulasi kolom komentar di media social sesuai dengan kebutuhannya agar menggiring opini masyarakat. Adegan kedua adalah datangnya hakim yang berintegritas tinggi sebagai hakim kasus Ko Hyung Su yang tidak lain tidak bukan adalah paman Kang Sol B. Ini jelas adalah bentuk Deus Ex Machina karena para penonton sudah diberikan informasi bahwa koneksi Hyung Su mampu melumpuhkan semua hakim tapi secara mendadak ada hakim yang di luar kekuasaan Ko Hyung Su dan mampu melumpuhkannya.
Plot yang digunakan dalam drama Law School ini berhasil membuat saya merasa penasaran dan terus mengikuti drama ini sampai akhir. Dengan begitu, tujuan penulis drama ini pun tercapai karena saya sebagai awam menikmati belajar hukum atau “lulus sarjana jalur drama korea” begitu netizen menyebutnya. Pandangan saya akan hukum dan politik menjadi lebih terbuka dan mengetahui bahwa hukum pada praktiknya memang tidak mutlak tapi bukan berarti begitu adanya. Ada celah besar untuk kita mewujudkan bahwa hukum itu adil, tidak pandang bulu, dan tajam akan menindak para pelanggar hukum.
Sampai jumpa di review berikutnya
previous post
Ikigai: Peta Harta Karun Untuk Menemukan Tujuan Hidupmu