Adakah disini yang merupakan anak rantau? Atau masih bingung mau merantau atau tidak? Yuk, kita bahas kelebihan dan kekurangan menjadi seorang perantau.
Namaku Jenny. Aku merupakan mahasiswi baru di salah satu Universitas Swasta di Bandung. Aku berasal dari Batam. Bisa dibilang, aku merantau cukup jauh jika dibandingkan dengan teman-teman aku. Bagaimana tidak, dari Batam ke Bandung itu sudah beda pulau. Saat ini aku sudah merantau selama 4 bulan, dan kalau ditanya bagaimana rasanya? Sini aku ceirtain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merantau adalah berlayar ataupun mencari penghidupan di tanah rantau atau pergi ke negeri lain untuk mencari penghidupan, ilmu, dan sebagainya. Singkatnya, kamu akan hidup sendiri di kota orang dan jauh dari orang tua.
Merantau itu seru kok, dan aku merasakan banyak manfaat dari merantau. Yang pertama, kita bisa belajar budaya-budaya dan Bahasa yang baru. Contohnya, aku sendiri yang tinggal di Bandung sudah mulai mengetahui beberapa kata-kata dari Bahasa Sunda. Setelah itu, dengan merantau kita bisa menjadi orang yang lebih mandiri. Kalau waktu sekolah, semua sudah disiapin oleh orang tua, seperti sarapan, transportasi, serta kebutuhan hidup. Berbeda dengan merantau, semua dilakukan sendiri. Selama sekolah, aku tidak pernah memasak, kecuali masak mie instan. Tetapi saat merantau, aku belajar memasak untuk menghemat pengeluaran, sampai akhirnya aku menemukan hobi dalam memasak.
Selama merantau, kita akan bertemu teman-teman dari berbagai daerah dengan pemikiran yang berbeda pula. Aku suka berkomunikasi dengan teman-teman dan saling mengungkapkan pikiran satu sama lain. Dari situlah aku belajar berbagai pandangan-pandangan baru dari perspektif yang berbeda-beda. Dan yang pasti, merantau itu menambah pengalaman dalam hidup yang tidak akan pernah dilupakan. Dengan merantau, kita bisa explore kota tersebut, mencicipi makanan yang belum pernah dicoba, pergi ke tempat wisata, dan masih banyak lagi.
Dibalik itu semua, ada kekurangan saat merantau, dan yang paling sering aku alami adalah homesick. Aku punya 2 adik, jadi rumahku hampir tidak pernah sepi. Saat merantau dan berada di kos, rasanya sepi sekali. Biasanya pulang sudah disiapkan makanan oleh Ibu, sekarang harus masak sendiri. Biasanya makan bersama keluarga, sekarang makan sendiri. Ada rasa ingin pulang ke rumah, ingin makan masakan Ibu.
Merantau itu menyenangkan, sampai akhirnya kamu jatuh sakit. Aku pernah demam, mual, dan sakit kepala sampai tidak kuat untuk bangun dan berdiri. Tetapi tidak ada yang mengurusku sehingga aku memaksakan diri untuk bangun dan membeli obat. Saat itulah aku menyadari bahwa merantau itu tidak enak.
Tetapi, dibalik itu semua, aku tidak pernah menyesal untuk merantau. Karena dengan merantau, aku belajar banyak hal-hal baru yang mungkin tidak aku dapatkan jika aku tidak merantau. Untuk teman-teman yang masih bingung akan merantau atau tidak, aku sarankan untuk merantau selagi orang tua masih sanggup membiayainya. Percayalah, merantau itu menantang banget!
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan