Tellasan Ketopak: Peringatan Hari Raya Kedua di Kampung Saya

Masyarakat Situbondo menyebut hari raya dengan tellasan. Tellasan berarti sebuah kekosongan yang artinya hampir mirip dengan fitri dalam bahasa Madura. Di sini hari raya tidak hanya berlangsung sekali tetapi dua kali beruntun. Pertama hari raya idul fitri, atau disebut tellasan, kedua hari raya ketupat yang akan saya bahas ini. Di Jawa disebut dengan kupatan, kalau di Madura disebut dengan tellasan ketopak, atau tellasan lontong. 

 

Kata nenek saya tellasan ketopak ini merupakan istilah yang diteladani dari semangat Sunan Kalijaga. Tellasan ketopak dilaksanakan pada tanggal 8 bulan Syawal, karena pada enam hari sebelumnya sejak tanggal 2 hingga 7 syawal umat muslim di kampung saya banyak yang melaksanakan 'nyabel. Nyabel adalah puasa selama enam hari di bulan syawal, puasa ini sunnah. Meski begitu di kampung saya banyak yang turut berpuasa di kampung saya, desa Tlogosari, kecamatan Sumbermalang, kabupaten Situbondo. Alasannya mereka masih kurang dengan suasana bulan ramadan yang begitu tenang.

 

Jika pada hari raya idul fitri orang kampung bermaaf maafan baik pada keluarga atau tetangga, saat tellasan ketopak akan lebih dikuatkan dengan hadirnya ketupat sebagai simbol pengikat maaf. Tradisi tellasan ketopak ini telah terjadi turun temurun, tidak hanya di Situbondo tetapi di beberapa daerah Jawa Timur juga melangsungkan tradisi serupa. 

 

Jika pada umumnya, hari raya itu identik dengan ketupat. Di kampung saya justru berbeda. Menjelang lebaran, atau saat lebaran orang orang lebih sibuk mencari kue, atau angpao THRan. Sajian yang disajikan pun banyak yang berupa daging meliputi soto, rawon, bakso, daging semur, bersama nasi putih. Ketupat bersama opor ayam yang biasanya ada di iklan TV tidak ditemukan di kampung saya. 

 

Untuk menikmati ketupat, saya harus bersabar tujuh hari dari lebaran idul fitri. Momen tellasan ketopak selalu saya tunggu karena keseruan dan kekompakan keluarga akan begitu terasa mendekati tellasan ketopak. Biasanya ayah saya mencari janur, ibu menyiapkan isiannya, sementara saya dan adik membantu untuk membuat bentuk ketupat. Saat kecil dulu, anak-anak yang tidak bisa membuat ketupat akan jadi bahan olokan sebagai tangan batu. Jadi urusan membuat bentuk ketupat hampir semua orang di kampung saya pandai membuatnya. 

 

Persiapan hari raya ketupat ini biasa dilakukan sejak pagi hari tanggal 8 syawal. Sajian wajibnya tentu ketupat, tetapi ada beberapa orang yang menambahi dengan lontong, dan tetel. Di kampung saya sangat jarang ditemui yang membuat opor ayam, kebanyakan ketupat disajikan bersama soto ayam, atau kuah bakso.   

Sajian yang telah siap kemudian diletakkan dalam satu wadah untuk nantinya di doakan di masjid secara bersama sama oleh masyarakat sekitar. Ritual berdoa dilakukan biasanya selesai salat maghrib. Setelah sajian yang telah didoakan akan dibawah ke rumah masing masing untuk dimakan bersama keluarga, ayah ibu, anak, atau siapapun yang tinggal dalam satu rumah. 

 

Uniknya, sajian itu tidak boleh dimakan sebelum dilakukannya doa bersama di masjid. Sekalipun keluarga sendiri, tetap tidak diperbolehkan. Masyarakat percaya jika sajiannya dimakan dulu berkahnya akan hilang. 

 

Tellasan ketopak disebut sebagai hari raya kedua, karena biasanya pada keesokan harinya akan ada tradisi ter-ater ketupat. Ter-ater adalah tradisi saling memberikan sajian makanan pada tetangga sekitar rumah. Mereka seperti merayakan hari kemenangan dengan bertukar sajian satu sama lain. Biasanya yang diperlihatkan adalah ketupatnya, antara ketupat tetangga satu dan yang lain pasti berbeda tergantung seberapa hebat si pembuat ketupat. Itu akan menjadi penilaian tersendiri bagi orang di kampung saya, ketupat yang terbaik adalah ketupat dengan pola kerapatan paling detail.

 

  56 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts