Tren Gaya Hidup 'Hustle Culture' Pada Generasi Muda Di Masa Pandemi

Apa itu hustle culture ???

Hustle Culture adalah sebuah gaya hidup di mana seseorang diharuskan untuk selalu sibuk bekerja dimanapun dan kapanpun ia berada. Sering juga disebut ‘gila kerja’ atau workaholic. Orang yang menganut gaya hidup ini menganggap bahwa dengan semakin lama ia bekerja keras, maka dirinya akan cepat sukses.

Fenomena ini sangat menganggu life balance, karena tidak adanya keseimbangan dalam aspek kehidupan, seperti aspek kesehatan, pekerjaan, dan kesejahteraan emosional. Namun, sering kali kita melihat orang lain merasa bangga bahwa ia bekerja lembur sampai pagi, tidur hanya 4 jam, dan disibukkan dengan pekerjaan yang menumpuk.

Budaya ini telah menjadi standar bagi banyak orang untuk mengukur tingkat produktivitas dan kinerja seseorang. Seseorang akan dinilai sukses ketika memiliki memiliki finansial yang bagus tanpa memperhatikan aspek lain seperti kesehatan fisik, kesehatan mental, hubungan dengan keluarga atau teman.

Ciri-ciri orang yang mengikuti gaya hidup hustle culture

Terus menerus bekerja sampai sakit hingga memiliki hubungan sosial yang memburuk. Makan menjadi tidak teratur, tidak cukup tidur, jarang berolahraga, jarang bersosialisasi dengan keluarga atau teman.

Memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap diri sendiri. Contohnya menempatkan pekerjaan sebagai prioritas utama, sehingga menomor-sekiankan kesehatan fisik dan mental.

Merasa susah untuk beristirahat dan merasa bersalah karena menganggap beristirahat adalah hal yang tidak berguna. Merasa masih banyak hal yang bisa dikerjakan sehingga waktu luang terasa hampa dan kurang berarti.

Mengapa sebaiknya kita menghindari gaya hidup hustle culture?

Kamu akan cenderung produktif hanya dalam jangka waktu pendek karena tanpa sadar, merasa termotivasi hanya di awal saja. Semakin lama kamu akan merasa kurang motivasi, kecapaian, tidak lagi berusaha produktif, malah menjadi pasif dan tidak melakukan apapun.

Kamu bisa menjadi terlalu keras pada diri sendiri. Memiliki gaya hidup ini membuat kamu menghargai diri sendiri hanya ketika berhasil menjadi produktif.

Kamu akan merasa mudah stres ketika ada orang yang lebih produktif daripada kamu. Biasanya, kamu akan membanding bandingkan kesibukan diri kamu dengan kesibukan orang lain yang berada disekitar. Dan ketika ada orang yang lebih produktif, kamu akan merasa insecure, tidak percaya diri, dan stres.

Kamu menjadi terobsesi agar menjadi produktif sehingga membuat kamu mudah sakit dan hubungan dengan orang lain menjadi renggang.

Hustle culture memaksa kamu untuk multitasking yang pada akhirnya menyebabkan hasil pekerjaan kamu tidak maksimal. Kamu dituntut untuk mengerjakan segalanya dan ketika deadline mendekat, menyebabkan panik dan menimbulkan stres yang akhirnya membuat tubuh kelelahan.

Terlalu banyak bekerja bisa menyebabkan pengaruh buruk bagi kesehatan seperti hipertensi, sakit jantung, infeksi kronis, diabetes, permasalahan sistem metabolisme, dan depresi.

Lalu bagaimana cara agar tetap produktif tanpa terjebak dalam hustle culture?

Sadar terhadap emosi yang kamu rasakan. Hustle culture cenderung akan membuat kamu menolak dan memendam emosi yang dirasakan agar tidak mengganggu pekerjaan. Kita adalah makhluk sosial yang memiliki emosi, memendam emosi hanyalah memperparah kesehatan mental yang sudah stres dengan gaya hidup hustle culture.

Fokus pada kualitas dari apa yang kamu lakukan daripada kuantitasnya. Alih-alih menyibukkan diri dengan banyak hal, lebih baik fokus pada beberapa pekerjaan yang sekiranya penting untuk masa depan.

Cari cara untuk menjadi produktif dengan caramu sendiri, karena ketika kamu tahu tipe suasana kerja yang cocok untuk kamu, kamu akan menjadi produktif tanpa merusak diri kamu sendiri.

 

Sumber gambar :  forge.medium.com

  292 Views    Likes  

SOFT SKILL YANG HARUS KAMU MILIKI!!!

previous post

Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan
SOFT SKILL YANG HARUS KAMU MILIKI!!!

next post

SOFT SKILL YANG HARUS KAMU MILIKI!!!

related posts