Erythrophobia adalah jenis fobia sosial spesifik yang didefinisikan sebagai rasa takut yang berlebih karena menjadi pusat perhatian atau merasa malu. Fobia ini juga disebut sebagai fobia kemerahan atau fobia blushing. Ketika wajah mereka memerah atau berada di lingkungan di mana orang lain dapat melihat perubahan warna pada wajah mereka, penderita erythrophobia akan menjadi sangat cemas.
Erythrophobia dapat mempengaruh kehidupan sehari-hari dan dapat membatasi interaksi sosial. Individu yang menderita erythrophobia dapat menghindar dari situasi sosial atau merasa terjebak dalam lingkaran rasa malu dan khawatir yang tak kunjung berakhir. Mereka mungkin takut untuk berbicara di depan khalayak, terlibat dalam percakapan dengan orang asing, atau sekadar melakukan interaksi sosial rutin.
Erythrophobia pada dasarnya adalah sejenis fobia sosial. Hal ini terjadi karena ketakutan akan reaksi masyarakat terhadap keadaan diri sendiri terkait dengan kondisi ini. Sayangnya, etiologi utama erythrophobia masih belum diketahui hingga saat ini. Namun, beberapa hal diyakini sebagai penyebab penyakit ini, seperti:
A. Genetika
Salah satu faktor yang cukup mempengaruhi bahwa kesehatan mental dan fisik seseorang yaitu faktor genetika. Demikian pula halnya dengan erythrophobia. Dalam hal ini, kemungkinan mengembangkan erythrophobia lebih tinggi pada mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan fobia atau fobia lainnya.
B. Pola Asuh
Kondisi mental anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh orang tua selain penyebab yang diturunkan. Memang benar bahwa beberapa teknik pola pengasuhan anak dapat menyebabkan berbagai masalah di masa depan bagi anak-anak. Salah satu teknik pola pengasuhan yang dapat menyebabkan masalah erythrophobia di kemudian hari adalah terlalu menuntut anak.
C. Kekhawatiran akan harga diri
Harga diri memfasilitasi sosialisasi dan adaptasi. Dengan demikian, masalah dengan harga diri seseorang mungkin merupakan salah satu hal yang memicu sindrom erythrophobia. Seseorang yang kurang percaya diri atau memiliki harga diri yang rendah lebih mungkin mengalami erythrophobia .
D. Disfungsi sistem saraf simpatis
Masalah yang melibatkan sistem saraf simpatik adalah alasan lain yang dapat memicu erythrophobia. Pengaturan keringat dan blushing pada wajah adalah fungsi dari sistem saraf simpatik. Oleh karena itu, blushing yang lebih ekstrem bisa disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf simpatik. Sangat menarik untuk dicatat bahwa blushing adalah reaksi tubuh terhadap stres yang meningkat; ini berfungsi sebagai pesan peringatan kepada lawan dan menunjukkan perlawanan.
E. Trauma
Trauma adalah faktor lainnya. Faktanya, salah satu penyebab utama fobia adalah trauma. Salah satu jenis trauma yang dapat menyebabkan erythrophobia adalah perundungan atau diolok-olok oleh orang lain. Misalnya saat seseorang mendapat celaan atau ejekan saat sedang mengalami blushing. Sehingga, erythrophobia dapat disebabkan oleh kondisi ini, terutama pada anak-anak dan remaja.
Meskipun erythrophobia dapat mengganggu dan berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang, ada beberapa cara untuk mengatasi keadaan tertentu yang menyebabkan wajah blushing:
1. Perawatan relaksasi dan pernapasan dalam:
2. Pengalihan fokus
3. Pembicaraan diri yang positif
4. Kesadaran akan pemicu
Ingatlah bahwa setiap orang dengan eritrofobia memiliki pengalaman yang berbeda, oleh karena itu, mungkin ada perbedaan dalam hal apa yang paling cocok untuk mereka sebagai terapi. Bicaralah dengan spesialis kesehatan mental untuk mendapatkan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan Anda.
Orang dapat mengatasi eritrofobia dan terbebas dari rasa takut yang melumpuhkan ini dengan bantuan yang tepat dan terapi yang efisien. Ingatlah bahwa Anda mendapat dukungan selama kondisi ini dan Anda tidak sendirian.