Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan masuknya budaya asing ke Indonesia, membuat generasi muda saat ini kurang memiliki kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya lokal. Namun, berbeda halnya dengan Elsa Novia Sena (25), seorang anak muda berketurunan Cina Benteng melebarkan sayapnya menjadi Content Creator Budaya Peranakan Tionghoa dan Pendiri Benteng Walking Tour. Ketertarikannya pada Budaya Cina Benteng dan tempat-tempat bersejarah di kawasan Pasar Lama Tangerang menimbulkan tekad yang kuat untuk memperkenalkannya kepada masyarakat luas agar tidak punah.
Melalui pemantauan yang saya lakukan pada akun TikTok milik Elsa, Berbagai konten-konten yang ia buat mengenai sejarah Budaya Tionghoa, tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang Tionghoa, sejarah dan tradisi orang Cina Benteng, dan tempat-tempat bersejarah di kawasan Pasar Lama sudah ditonton lebih dari jutaan orang. Elsa melihat ada satu potensi besar yang bisa ia kembangkan untuk bisa semakin memperkenalkan sejarah dan budaya etnis Tionghoa kepada masyarakat luas. Di September 2023 lalu, ia memutuskan untuk mendirikan Benteng Walking Tour, sebuah kegiatan tur jalan kaki yang ia adakan dengan rute di sekitar kawasan Pasar Lama untuk memperkenalkan jejak sejarah yang ada di kawasan Pasar Lama Tangerang.
Bermula dari adat istiadat dan kebudayaan keluarganya yaitu kebudayaan Cina Benteng, membuat kehidupannya otomatis sangat berdampingan dengan budaya Cina Benteng yang masih sangat kental. Hal itulah yang memicu ketertarikan dan rasa penasaran Elsa terhadap budaya Tionghoa yang berbeda-beda kulturnya di setiap daerah. Sejak saat itu, ia putuskan untuk membuat konten di platform media sosial. “Awalnya iseng-iseng aja bikin konten, kontennya juga yang diceritain Papah (Ayah), aku tentang dulu di Tangerang ini ada Rumah Kapitan Tionghoa. Mulai buatnya itu dari situ,” jelas Elsa.
Ketertarikan tersebut diperkuat saat dirinya sedang mengikuti program pertukaran pelajar di Taiwan selama 1 semester pada 2019 silam. Ia mulai tertarik dengan budaya Tionghoa secara umum. Sementara untuk konten-konten yang ia buat mengenai budaya Peranakan, ia dapatkan saat mempelajari mengenai Budaya Cina Benteng, yang mana budaya Cina Benteng tersebut adalah budaya Tionghoa yang sudah berakulturasi dengan budaya lokal. Elsa menekuni pembelajarannya lewat cerita-cerita dari keluarga, buku-buku literatur, dan juga cerita dari para tetua yang masih tinggal di sekitar kawasan Pasar Lama.
Elsa juga menceritakan awal mula berdirinya Benteng Walking Tour. karena senang mengunjungi tempat-tempat heritage sembari berjalan kaki. Elsa menceritakan, ia melihat bahwa di Pasar Lama ada beberapa tempat-tempat bersejarah yang tidak terlihat karena lokasinya ada di kawasan pemukiman warga dan di area pasar tradisional. Setelah mengulik tentang heritage di Pasar Lama lebih lanjut, ia menemukan Pasar Lama menyimpan segudang cerita sejarah dan cagar budayanya. Elsa juga menemukan bahwa ada jasa tut juga yang membuka Walking Tour dengan rute dari Jakarta ke Pasar Lama. Dari sanalah inspirasi Elsa dalam membuka dan mendirikan Benteng Walking Tour ini. “Kenapa nggak orang Cina Benteng aja yang buka Walking Tour, karena kebanyakan orang luar yang kesini, kenapa nggak orang lokal nya sendiri nggak buka,” tutur Elsa saat ditemui di Klenteng Boen Tek Bio pada Minggu (26/05/2024).
Elsa senang mempelajari budaya Tionghoa dan mengaku hanya ingin memperkenalkan budaya Tionghoa dan budaya Cina Benteng lalu mengemasnya dalam bentu Walking Tour. Rumus sederhana yang ia pakai selama menjadi storyteller adalah bagaimana caranya menarik minat masyarakat untuk mempelajari budaya tetapi dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan. Namun, selama menjadi storyteller di Benteng Walking Tour, Elsa mengaku memiliki kesulitan dan hambatan. “Kan karena aku sendiri nih ibaratnya jadi storyteller, kadang mungkin meng-guide banyak orang itu moodnya harus bagus, harus profesional. Gimana cara bertutur kata yang sesimple mungkin agar bisa dipahami oleh orang,” ucapnya.
Di awal ia membuka Walking Tour ini, ada sedikit ketakutan karena belum ada yang pernah mengadakan Walking Tour dengan storyteller dari orang Tangerang asli. Tetapi, bermodalkan keyakinan yang kuat, Elsa mencoba untuk mengadakan Walking Tour setiap minggu. Alhasil,setiap minggu ada saja orang yang mau untuk mengikuti Walking Tour ini, walau sempat mengalami pasang surut karena pesertanya terkadang mengalami kenaikan dan kadang mengalami penurunan. Namun, Elsa mengungkapkan, akhir-akhir ini sedang mengalami kenaikan yang cukup drastis.