Menepis tolak ukur kecerdasan anak berdasarkan hasil akademik

          Dunia pendidikan merupakan area yang kental dengan proses belajar mengajar yang di dalamnya terdapat komponen-komponen penting seperti guru, siswa, peraturan, silabus serta tentunya proses pembelajaran itu sendiri. Terdapat beberapa jenjang pendidikan yang ada di Indonesia seperti Paud, TK, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Dengan adanya jenjang pendidikan ini bisa membantu anak-anak untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri.

          Menempuh pendidikan merupakan salah satu langkah dalam memberantas kebodohan. Dengan bersekolah kita bisa memiliki kemampuan baca tulis, berhitung, adaptasi serta kemampuan berpikir pun ikut berkembang sehingga hasil akhir dari upaya yang kita lakukan ini adalah terciptanya generasi bangsa yang cerdas. Dalam sekolah juga disediakan berbagai macam ekstrakurikuler sebagai wadah untuk mengembangakan minat bakat para siswa sehingga mereka bisa berprestasi berdasarkan minat bakat tersebut. Namun sangat disayangkan masih banyak masyarakat yang memiliki stigma bahwasanya cerdas itu harus peringkat 1 di kelas, harus menjadi bintang kelas dan peraih nilai tertinggi. Sobat OSC perlu tahu bahwa kecerdasan itu luas cangkupannya dan tidak hanya meliputi aspek akademik saja.

Menurut Robert J. Sternberg dalam (W.Santrock, 2011) dalam membahas teori triarki miliknya terdapat tiga jenis kecerdasan yaitu kreatif, analisis dan praktis.

Kecerdasan kreatif : kemampuan untuk menemukan, membayangkan,merancang dan menciptakan suatu hal. Kecerdasan analisis: kemampuan dalam hal menganalisis seperti menilai, membandingkan, mengevaluasi dan lain sebagainya jadi proses berpikir disini lebih ke proses berpikir yang mendetail dalam membuat kesimpulan misalnya. Kecerdasan praktis : Berkaitan dengan bagaimana cara kita dalam memakai serta mempraktikkan suatu hal.

Contoh penerapan dari tiga kecerdasan ini seperti "menulis buku". Maka seorang penulis akan menganalisis konten buku apa yang cocok,  memikirkan ide-ide serta bagaimana caranya tulisan yang ada di buku tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan.

Selain ketiga jenis kecerdasan di atas tokoh Howard Gardner juga mengemukakan terdapat 8 jenis kecerdasan yang ada pada diri individu.

Kecerdasan verbal: Berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan kata-kata dan bahasa. Kecerdasan matematika: Berkaitan dengan  kemampuan dalam mengoperasikan angka. Kecerdasan spasial: Berkaitan dengan  kemampuan dalam membayangkan tiga dimensi. Kecerdasan kinestetik tubuh: Berkaitan dengan kemampuan gerakan tubuh serta handal secara fisik. Kecerdasan musik: Kecerdasan yang berkaitan dengan kepekaan seseorang mengenai suara, nada, tempo & ritme dalam dunia musik.  Kecerdasan interpersonal: Berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mampu memahami diri sendiri serta mampu mengarahkan kehidupan orang lain. Kecerdasan interpersonal: Berkaitan dengan kemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kecerdasan naturalis: kemampuan dalam mengamati alam serta sistem buatan manusia.

Sebenarnya ada banyak jenis kecerdasan pada diri anak dan itu tidak melulu mengenai nilai akademik saja. Jika anak tidak menonjol dalam aspek kecerdasan akademik maka carilah kercerdasan lain yang menonjol lalu kembangkan. Ketika anak berkembang pada aspek kecerdasan yang tepat maka ia akan mudah berprestasi di bidang tersebut.

Referensi:  W.Santrock, J. (2011) Educational Psychology. 5th edn. New York: McGraw-Hill.

 

  341 Views    Likes  

Inovasi kurikulum merdeka untuk membangun pendidikan berkualitas di era digital

previous post

Menjadi Raksasa di Udara, Yuk Ketahui Lebih Banyak Fakta Tentang Pesawat Terbang
Inovasi kurikulum merdeka untuk membangun pendidikan berkualitas di era digital

next post

Inovasi kurikulum merdeka untuk membangun pendidikan berkualitas di era digital

related posts