Indonesia memiliki banyak permasalahan kesehatan yang belum bisa diatasi, salah satunya adalah stunting. Mungkin tidak semua orang akrab dengan istilah stunting. Padahal, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia ada di urutan ke-lima jumlah anak dengan kondisi stunting. Saat ini, stunting menjadi salah satu isu kesehatan yang menyedot perhatian dunia. Pasalnya, masih banyak kasus anak mengalami stunting yang bahkan mengancam jiwanya, tak terkecuali di Indonesia. Berbagai sosialisasi dan upaya mencegah stunting dilaksanakan mulai pemerintah pusat hingga tingkat daerah. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam memerangi stunting ini bukan tanpa alasan. Hal yang menjadi salah satu penyebab utama pemerintah kembali mengangkat permasalahan stunting ini adalah dikarenakan saat ini status stunting di Indonesia berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berada pada perangkat lima dunia atau berada di angka 27,6%.
Sebenarnya apa itu stunting? Dan apa efek terburuk bagi perkembangan anak sehingga stunting wajib kita waspadai?
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Hal ini menyebabkan kondisi gangguan pertumbuhan yang menyebabkan anak menjadi kerdil atau lebih pendek dari standar usiaya.
Dari hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan angka stunting Indonesia berada pada 27,67% pada tahun 2019. Angka tersebut masih tergolong tinggi dan belum ideal berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menargetkan angka stunting di suatu negara tidak boleh lebih dari 20% dari jumlah populasi. Jumlah stunting juga dapat mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungna dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak.
Penyebab Stunting
Situs Adoption Nutrition menyebutkan bahwa stunting berkembang dalam jangka panjang karena kombinasi dari faktor berikut :
Retardasi pertumbuhan intrauterine Kurang gizi kronis dalam waktu lama Tidak cukup protein dalam proporsi total asupan kalori Perubahan hormon yang dipicu oleh stress Sering menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak
Gejala Stunting
Bagaimana mengetahui anak tersebut mengalami stunting selain memantau pertumbuhan sejak lahir? Berikut gejala anak yang mengalami stunting :
Berat badan tidak naik atau cenderung turun Tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya Pertumbuhan tulang tertunda Perkembangan tumbuh terhambat Anak lebih midah terkena infeksi
Dampak Stunting
Dampak yang akan dirasakan anak yang mengalami stunting adalah :
Kesulitan belajar Kemampuan kognitif lemah Rentan terhadap penyakit infeksi Beresiko mengalammi penyakit kronis
Cara Pencegahan
Apakah stunting bisa disembuhkan? Sayangnya hal itu tidak bisa disembuhkan. Jika seseorang sudah terkena sunting, maka pertumbuhannya akan terus terhambat sampai ia dewasa. Namun jangan khawatir, pasalnya stunting bisa dicegah sejak dini. Waktu terbaik untuk mencegah stunting adalah dari bayi dalam kandungan hingga dua tahun pertama kehidupan atau 1000 hari pertama kehidupan. Cara pencegahannya adala memberikan nutrisi yang maksimal pada tahapan tersebut.
Selain itu, ada beberapa cara mencegah stunting dengan langkah berikut :
Bayi harus mendapatkan ASI ekslusif Menjaga pola makan anak Penerapan sanisati yang baik Mencukupi gizi ibu sebelum hamis
Demikianlah beberapa hal mengenai stunting yang penting dan perlu kalian ketahui. Hal ini harus menjadi perhatian dan tidak bisa diacuhkan begitu saja, karena sebagai generasi millennial kita memiliki tanggung jawab atas permasalahan yang dialami negara tercinta ini.
previous post
Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan