Setiap Orang Punya Ukuran & Penggaris Masing-Masing

Sobat OSC, coba deh renungkan, seberapa sering kamu membandingkan dirimu dengan orang lain?

Membandingkan diri adalah cara kita mengetahui dimana kita berada dan mungkin saja bisa mendorong kita menjadi lebih baik. Kita cenderung membandingkan diri kita dengan orang lain, entah dari segi penampilan, penghasilan, gaya hidup, dan sebagainya. Membandingkan diri bisa dikategorikan lagi menjadi 2 tipe perbandingan sosial, yaitu Upward Social Comparison dan Downward Social Comparison. Upward Social Comparison terjadi saat kita membandingkan diri kita dengan seseorang yang kita lihat lebih tinggi atau di posisi yang lebih baik dibanding kita. Seringkali perbandingan ini yang menimbulkan perasaan minder dan menurunkan kepercayaan diri. Nah, sementara Downward Social Comparison adalah kebalikannya yakni saat kita membandingkan diri dengan orang yang kita lihat berada dalam posisi yang lebih buruk dibandingkan kita. Dan ternyata dalam kehiduoan, orang-orang lebih banyak melakukan perbandingan sosial Upward dibandingkan Downward.

Mengapa kita harus mulai berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain secara berlebihan? Ini karena pada dasarnya kita sebagai manusia tercipta unik dan masing-masing dari kita memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus kita syukuri. Ketika kita berhenti membandingkan diri dengan orang lain, maka kita menjadi lebih fokus terhadap diri kita. Maksud dari fokus disini adalah kita bisa menjadi manusia yang lebih peka terhadap perasaan kita sendiri, mencoba lebih mengerti terhadap diri kita, menjadi lebih dekat dengan tujuan-tujuan hidup kita. Karena kita selalalu mengevaluasi, menganalisa, dan mengamati perubahan yang terjadi dalam diri kita. Sehingga kebanyakan orang yang tidak melakukan ini, terkadang tidak menyadari bahwa perjalanan hidup itu tidak kemana-mana. Karena setiap hari lebih banyak untuk memikirkan orang lain berbuat apa atau kelebihan orang lain, yang kemudian akhirnya menimbulkan iri hati, kecewa, kesal, sehingga tanpa disadari kita malah membangun energi negatif dalam diri dan menyakiti diri kita sendiri.

Dalam hidup ini, kita dilahirkan dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang lahir di keluarga berkecukupan, ada yang dari keluarga biasa, ada juga yang bahkan serba kekurangan. Bayangkan kalau orang yang titik awalnya ‘minus 3’, mengukur diri dengan standar ukuran orang yang titik awalnya ‘plus 12’. Mungkin dia akan merasa perjuangannya tidak kunjung berhasil. Padahal sebenarnya dia sudah membuat kemajuan. Kita mungkin bisa mencoba membandingkan perjalanan hidup kita dengan orang yang (kelihatannya) punya latar belakang yang sama, namun sebenarnya itu juga belum tentu valid. “Penggaris” orang lain punya ‘satuan’ yang berbeda. Ada pencapaian yang sepertinya biasa buat kita, namun ternyata sangat luar biasa untuk orang lain. Demikian pula sebaliknya. Masa hidup kita semua berbeda. Ukuran maksimal perjuangan kita berbeda. Kita semua punya jalan cerita masing-masing dan hanya ukuran kita sendirilah yang paling pas untuk mengukurnya. Jangan pakai ukuran orang lain. Lulus SMA lanjut kuliah? Gapapa. Lulus SMA ambil jeda dulu beberapa waktu? Gapapa. Lulus SMA langsung bekerja? Gapapa banget. Atau memutuskan menikah muda? Gapapa. Menunggu usia yang lebih dewasa? Gapapa. Memutuskan untuk tidak menikah? Gapapa juga.

Memang sih, ada “standar” yang sepertinya berlaku dilingkungan kita. Tapi “standar” tersebut belum tentu cocok untuk setiap orang. Seiring perkembangan zaman, akan terus ada perubahan “standar”. Ada hal-hal yang relevan 10 tahun lalu, tapi jadi tidak cocok lagi diterapkan sekarang. Kalau kita hanya fokus memenuhi apa yang ‘sewajarnya’ dan tidak melihat kemungkinan lainnya, dimasa depan mungkin kita bisa jadi menyesal. Karena pilihan kita itu dibuat berdasarkan apa kata orang, bukan atas dasar apa kata hati kita sendiri. Disamping hal negatifnya, membandingkan diri itu padahal bisa saja berdampak positif untuk kita. Kita bisa saja membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan menjadikan itu sebagai motivasi. Meskipun seringkali kita menemukan dampak negative dari perbandingan, kita tetap harus ingat bahwa membandingkan diri dengan orang lain tidak selalu menjadi hal yang buruk dan justru kadang dibutuhkan untuk kita mengambangkan diri. Karena kalau kita tidak pernah membandingkan diri kita dengan orang lain, maka kemungkinan kita akan susah beradaptasi. Bagaimana caranya kita bisa tahu apa yang baik dan buruk disebuah lingkungan atau apa hal yang benar dan salah untuk dilakukan.

Memang seringkali kita banyak mendengar apa yang ‘seharusnya’ dari orang lain, padahal belum tentu itu sesuai dengan diri kita. Memang, tidak mudah menghadapi orang yang suka menjudge atau mempertanyakan pilihan kita. Tapi semoga itu tidak mematahkan semangat kita ya, Sobat OSC. Karena belum tentu orang–orang yang berusaha mengatur kita itu akan bertanggung jawab pada kenyataan yang terjadi setelah kita turuti saran mereka. Pada akhirnya, hidup kita akan terasa lebih bermakna dan bahagia saat kita memilih denagn bertanggung jawab, dibanding hanya fokus pada apa kata orang. Kita bertanggung jawab atas hidup kita masing-masing. Life is too short. Hidup ini terlalu singkat untuk kita habiskan dengan membandingkan diri atau memenuhi ekspektasi orang lain. Waktu akan terus berjalan. Kita tidak tahu sebanyak apa waktu yang masih kita punya. Kita punya jalan sendiri, dan kita bisa memilih. Bersinarlah dengan caramu sendiri!

Kalau Sobat OSC sendiri gimana nih? Apakah kalian pernah punya pengalaman terkait membandingkan diri dengan orang lain? Jangan ragu dan sungkan untuk berbagi cerita dan tulis saja pengalaman kalian dibagian kolom komentar, ya..

“Tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Bandingkan saja diri dengan diri sendiri dimasa lalu. Apakah kita sudah jadi lebih baik dibanding kita yang dulu.”

 

Thank u for reading! See u!

  321 Views    Likes  

SOFT SKILL YANG HARUS KAMU MILIKI!!!

previous post

Jadi Mahasiswa Aktif : Tips Sukses di Perkuliahan
SOFT SKILL YANG HARUS KAMU MILIKI!!!

next post

SOFT SKILL YANG HARUS KAMU MILIKI!!!

related posts