Strategi Ekonomi Ala Nabi Yusuf

Sejak awal kedatangannya di bumi Indonesia pada 2 Maret 2020, virus Corona atau covid-19 menjadi pukulan berat yang berimbas di banyak sektor khususnya sektor perekonomian Indonesia. Kondisi ekonomi bangsa Indonesia yang kian merosot ini juga pernah dialami oleh bangsa Mesir terdahulu. Yang membedakan adalah penyebab kemerosotan ekonomi tersebut dan durasi terjadinya.

Di Indonesia kemerosotan ekonomi disebabkan virus Corona sebagai faktor utama, dan baru berlangsung setahun, sedangkan peristiwa di Mesir disebabkan paceklik selama 7 tahun. Mereka berhasil melalui masa-masa sulit itu dengan baik di bawah kepemimpinan nabi Yusuf selaku menteri perekonomian.

Bangsa Indonesia perlu banyak belajar dari Nabi Yusuf, selain karena memang beliau adalah seorang panutan umat, juga karena adanya kesamaan historis antara kehidupan pribadi nabi Yusuf dengan perjalanan bangsa Indonesia hingga kini.

Pertama, karena nabi Yusuf pernah mengalami fase hidup sebagai budak yang dijual di pasar perbudakan, hidupnya terjajah dan harus mematuhi segala kehendak majikannya. Indonesia pun demikian. Sebelum akhirnya memiliki hak kemerdekaan, pernah menjadi korban penjajahan, rakyatnya hidup sebagai budak Jepang dan Belanda, dipaksa bekerja rodi demi kepentingan penjajah.

Kedua, nabi Yusuf pernah menjadi korban konspirasi jahat oleh istri raja. Sebagai pihak yang tak bersalah bukannya memperoleh keadilan, justru dijebloskan ke penjara selama bertahun-tahun lamanya. Hal yang hampir sama terjadi pada negeri kita ini sebagai korban konspirasi oleh para komunis dalam satuan PKI. Banyak terjadi pemberontakan hingga pembunuhan terhadap para pahlawan revolusi.

Dengan hikmah Ilahi, kehidupan Nabi Yusuf berangsur-angsur berubah dan puncaknya diangkat sebagai menteri perekonomian berkat kompetensi yang dimilikinya yakni amanah dan berpengatahuan. Sebagaimana tertuang dalam Al Qur’an Surah Yusuf ayat 55, “Berkatalah (Yusuf), Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir) karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga (amanah) dan berpengatahuan.

Kebijakan yang diambil nabi Yusuf ialah menginstruksikan agar dibangun 7 Bulog untuk persediaan pangan selama 7 tahun. Satu Bulog mampu mensuplai pangan seluruh rakyat selama setahun, dengan fungsi utamanya menjaga ketahanan mutu gandum, akses bahan makanan yang terjangkau oleh masyarakat dan penerapan stabilisasi harga.

Adapun pembangunan Bulog yang membutuhkan banyak dana diatasi dengan penerapan sistem pajak. Masyarakat Mesir diberi edukasi akan pentingnya membayar pajak demi kesejahteraan jangka panjang disertai pengawasan dan pengontrolan sehingga masyarakat dapat tertib memenuhi kewajibannya membayar pajak.

Untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut, Pemerintah kita dapat menempuh 3 langkah. Pertama, peningkatan produksi pangan dalam negeri, kedua, penyimpanan sebagian besar hasil produksi pertanian di tempat yang aman, dan ketiga, kebijakan hidup hemat dan taat beragama yang harus dipatuhi semua masyarakat apalagi pemerintah.

Langkah pertama dan kedua ini bersifat manajerial, dan sejauh ini telah diterapkan dengan baik oleh pemerintah melalui Badan Ketahanan Pangan dengan 4 tugas dan fungsi pokok yakni:

1. Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan;

2. Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan;

3. Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan;

4. Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya pada Badan Ketahanan Pangan.

Selanjutnya, langkah ketiga yakni kebijakan hidup hemat yang harus dipatuhi oleh semua elemen masyarakat maupun pemerintah. Langkah ini bersifat spiritual, yang membutuhkan pendidikan ruhani. Hanya dapat ditempuh bila pemerintah giat mengingatkan rakyatnya untuk menerapkan dengan baik ajaran agama sesuai keyakinannya. Lebih banyak mendekat kepada Sang Pencipta, khusyuk berdoa dan meningkatkan kualitas keimanannya.

Walau bagaimanapun hebatnya program pemerintah bila tak mendapat ridha dari Yang Maha Kuasa, tentu semua akan sia-sia. Demikian pula dengan pola hidup hemat, dapat direalisasikan oleh setiap individu manakala ia dapat menyadari bahwa segala karunia termasuk harta yang dimiliki hanyalah titipan Ilahi, tidak untuk dihamburkan, apalagi dihabiskan dengan foya foya sebab kelak akan dipertanggungjawabkan.

***

  127 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts