Wisata Kota Tua Jakarta

Kota Tua Jakarta atau yang dikenal sebagai Batavia Tua (Oud Batavia) adalah sebuah kawasan kecil di Jakarta, Indonesia. Kawasan ini memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka), yang dahulu kala menjadi saksi bisu kependudukan perusahaan Hindia Timur Belanda.

Pada 1635, kota ini meluas ke tepi barat Sungai Ciliwung, di atas reruntuhan Jayakarta. Kota ini didesain dengan gaya Eropa Belanda lengkap dengan benteng pertahanan (Kasteel Batavia), tembok kota, dan kanal. Kota ini terletak di beberapa blok VOC di Hindia Timur. Kanal-kanal terisi karena wabah di tembok kota tropis karena sanitasi yang buruk. Kota mulai menyebar ke selatan setelah epidemi pf 1835 dan 1870 mendorong banyak orang keluar kota menuju wilayah sempit Weltevreden (sekarang daerah sekitar Lapangan Merdeka). Batavia menjadi pusat administrasi Hindia Belanda. Pada tahun 1942, pada masa pendudukan Jepang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta, dan menjadi ibu kota Indonesia hingga sekarang.

Dijuluki sebagai "Permata Asia" dan "Ratu Timur", pada abad ke-16 oleh Pelaut Eoropean, Jakarta Tua dianggap sebagai pusat perdagangan benua Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber daya yang melimpah. Jalan-jalan di kota akan membenamkan kita dalam bentangan jalan yang dipenuhi dengan bangunan-bangunan yang menonjolkan ciri-ciri arsitektur zaman dulu dan di beberapa sudut kota kita akan menemukan apa yang dianggap sebagai contoh terbaik arsitektur kolonial Belanda di wilayah tersebut.

Sejalan dengan aura nostalgia kota tua, sebagian besar museum di Jakarta terdapat di kawasan Kota Tua, antara lain Museum Sejarah Jakarta, atau dikenal dengan Museum Fatihillah, setelah laksamana dan hari nasional yang memberi nama primordial Jakarta, “ Jayakarta ”, secara harfiah berarti “kota kemenangan “. Museum lainnya antara lain Museum Maritim Indonesia, dua Museum Bank yaitu Bank Mandiri dan Bank Indonesia, Museum Wayang atau, dan Museum Seni Patung dan Keramik.

Fakta yang menarik adalah bahwa sebagian besar museum ini adalah bekas bangunan kolonial dan dipugar dengan mempertahankan sebagian besar fitur arsitektural aslinya. Museum seni keramik misalnya, pernah menjadi gedung pengadilan Belanda, dan Fatahillah pernah menjadi balai kota Batavia. Gedung Arsip Nasional yang juga terdapat di sini adalah bekas kediaman Gubernur Jenderal Hindia Belanda yaitu Reynier de Klerck. Sementara sebagian besar bangunan berada dalam keadaan terbengkalai meskipun beberapa berfungsi sebagai museum. Upaya restorasi berkelanjutan telah diusulkan. Dengan agenda terbaru, mendorong kota tua seluas 130Ha untuk dimasukkan dalam daftar warisan dunia UNESCO.

Kawasan wisata Kota Tua Jakarta buka setiap hari selama 24 jam. Namun, objek wisata di dalamnya memiliki jam operasional masing-masing, umumnya dibuka mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, dan tiket masuk ke sebagian besar museum mulai dari Rp 2.000 per orang. Dan untuk mengunjungi Batavia Tua, transportasi yang bisa kita gunakan adalah kereta api (commuter line), bus transjakarta, atau angkutan umum lainnya. Dan jika kita menggunakan commuter line, kita bisa turun di Stasiun Jakarta Kota. Berbicara tentang Stasiun Jakarta Kota yang unik dan menarik adalah, stasiun ini memiliki arsitektur bangunan klasik dengan ciri khas bangunan kuno Eropa. Stasiun ini merupakan peninggalan VOC yang sudah ada sejak tahun 1929, dan bangunan ini tidak diperbarui atau direnovasi lagi, karena termasuk dalam cagar budaya di kawasan Kota Tua Jakarta.

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tua_Jakarta#:~:text=Kota%20Tua%20Jakarta%2C%20juga%20dikenal,Taman%20Sari%20dan%20Roa%20Malaka). https://wisatabagus.com/kota-tua-jakarta/ http://www.travelouslife.com (sumber foto)

  584 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts