Yuk Kurangi Sampah Organik Dengan Ngompos!

Halo sobat OSC Community, kalian tahu kan apa sampah itu? Kita sangat familiar dengan sampah karena setiap hari kita selalu memproduksi sampah. Sampah sendiri dibagi menjadi dua jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Yang membedakan keduanya yaitu sampah organik berasal dari mahkluk hidup seperti tumbuhan dan hewan sedangkan sampah anorganik berasal dari bukan makhluk hidup seperti plastik, kaca, dan lainnya.

Sampah yang kita produksi ternyata membahayakan lingkungan, lho. Sampah organik dapat menyebabkan efek rumah kaca akibat gas metana yang dihasilkan karena sampah yang menumpuk dan tidak dapat terurai dengan baik. Selain itu, tumpukan sampah organik juga dapat digunakan sebagai sarang hewan-hewan seperti tikus, lalat, kecoa dan sebagainya sehingga berpotensi membawa penyakit yang dapat menyerang manusia.

Nah untuk itu, kita dapat mengurangi sampah organik mulai dari kebiasaan dan gaya hidup kita. Mulai dari kebiasaan kecil seperti menghabiskan makanan dan mengambil makanan secukupnya, berbelanja makanan secukupnya, memisahkan sampah organik dan anorganik serta membuat kompos. Membuat kompos merupakan salah satu tindakan yang efektif untuk mengurangi sampah organik. Selain mengurangi sampah, membuat kompos juga dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan tanaman. Jadi, cocok banget buat kalian yang suka berkebun.

Membuat kompos sebenarnya mudah dan murah, namun dibutuhkan kesabaran dan ketelitian karena proses pengomposan memakan waktu yang cukup lama. Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain tempat untuk mengompos seperti keranjang atau ember bekas, alat pengaduk dan alat pencacah seperti pisau. Sedangkan bahan yang digunakan tentunya sampah organik, sekam, dan dekomposer seperti EM4 yang dapat dibeli di toko pertanian. Berikut merupakan langkah-langkah untuk membuat kompos.

Memilah sampah organik

Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahan utama dari kompos adalah sampah organik. Namun tidak semua sampah organik dapat digunakan sebagai bahan pengomposan. Contoh sampah organik yang dapat digunakan yaitu daun kering, rumput, sisa sayuran, kulit buah-buahan, cangkang telur dan ampas kopi. Ada beberapa contoh sampah organik yang tidak dapat digunakan yaitu daging, tulang, susu dan kotoran hewan. Sampah organik tersebut kemudian dicacah/dipotong kecil-kecil untuk mempercepat degradasi oleh bakteri.

Menata tempat pengomposan

Tempatkan wadah untuk pengomposan di area yang teduh dan tidak terkena air hujan. Kemudian beri penyangga pada bagian bawah agar sirkulasi udara dapat berjalan dengan baik. Letakkan sekam di dasar wadah.

Menempatkan sampah organik

Sampah organik yang telah dipotong kecil-kecil kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan larutkan dengan dekomposer sambil diaduk sampai rata. Setelah bahan-bahan masuk ke dalam wadah, tutup rapat wadah. Jangan lupa untuk sering mengecek keadaan kompos untuk mengetahui apakah kompos sudah jadi atau belum. Aduklah sesekali dan tambahkan air jika mulai mengering. Kompos yang sudah jadi akan berwarna coklat kehitaman, berbau tanah dan berbutir halus sehingga kompos siap digunakan untuk menanam.

Kandungan unsur hara di dalam kompos memang lebih sedikit dibandingkan dengan pupuk anorganik. Namun penggunaan kompos organik lebih ramah lingkungan, hemat biaya serta dapat mengurangi timbunan sampah di tempat sampah sehingga selain bermanfaat, kita dapat mulai mengurangi beban pencemaran di lingkungan.

 

Semoga Bermanfaat!

  69 Views    Likes  

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

previous post

Kenal Lebih Dekat Dengan Beasiswa OSC Medcom.id
Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

next post

Tips Belajar Efektif Ala Elon Musk

related posts